Pedoman Sihir 6: Ramuan Penuh Kasih (pt. 2)

603 124 15
                                    

Malam itu kekesalan Sooyoung pada Taehyung memuncak. Perempuan itu menggertakkan giginya. Ia tidak bisa lagi menahan amarahnya sampai-sampai sulit bernapas. Yang menyebabkannya sesak napas seperti ini, tak lain dan tak bukan, laki-laki yang memiliki status sebagai paman Eun Yoo itu. Dokter pernah mengatakan bahwa sesak napas yang dialaminya ini hanya asma. Sooyoung tidak usah terlalu khawatir. Namun, disaat-saat dirinya sulit mengendalikan diri, penyakit itu kambuh. Waktu Sooyoung masih kecil dulu, penyakit asmanya itu setiap malam tidak hanya merepotkan dirinya saja, tapi juga kedua orangtuanya.

Manusia yang satu itu benar-benar sesuai dengan dugaannya. Dipertemuan pertama mereka saja, Sooyoung tahu bahwa ia tidak akan menyukai Taehyung. Ia pun sekarang berada dalam keadaan bahaya gara-gara laki-laki itu. Bagaimana bisa Taehyung menyebut dirinya sebagai paman Eun Yoo? Sepanjang hari, laki-laki itu membuat Eun Yoo menunggu sampai akhirnya anak itu tertidur. Sooyoung tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia mencoba untuk tenang supaya asmanya tidak kambuh, tapi pada akhirnya ia juga sama sekali tidak merasa mengantuk.

Usia Eun Yoo hari ini beralih menjadi tujuh tahun. Orangtua Sooyoung menghadiahkan sebuah sepeda yang dipilih sendiri oleh Eun Yoo. Lalu Sooyoung menghadiahkannya celana overall dan sebuah topi yang serasi. Kemudian ada EunWoo yang memberikan sebuah harmonika dan Jungkook membelikan Eun Yoo sebuah robot bergerak. Bahkan teman-teman sekolahnya memberinya hadiah berupa kartu-kartu kecil lucu bertuliskan ucapan selamat ulang tahun.

Eun Yoo tersenyum malu menerima semua hadiah itu. Ia pun terlihat bahagia, tapi dari sinar matanya, Sooyoung tahu bahwa ia mencari dan menanti kedatangan pamannya. Setelah Eun Yoo mengganti pakaiannya untuk bersiap-siap tidur, tubuh kecil itulah memeluk Sooyoung dan berbisik.

   "Sooyoung Imo, terima kasih untuk hari ini. Sepertinya Samchon hari ini sibuk."

Mendengar bisikan itu, napas Sooyoung terhenti. Laki-laki itu tidak punya perasaan. Tidak salah lagi. Aku memang tidak pernah salah menilai seseorang. Aku jadi penasaran, memangnya dia sibuk apa, sampai benar-benar tidak sempat meluangkan waktu untuk menemui Eun Yoo yang sudah menanti kedatangannya.

 Aku jadi penasaran, memangnya dia sibuk apa, sampai benar-benar tidak sempat meluangkan waktu untuk menemui Eun Yoo yang sudah menanti kedatangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Kau marah?"
   "Iya."
   "Coba atur napasmu. Satu. Dua. Tiga."

Mendengar jawaban singkat Sooyoung, EunWoo justru membantu dan mengingatkan saudara kembarnya itu untuk mengatur napas. Hitungan itu terasa seperti mantra untuk mereka. Sejak kecil, mereka sudah sering mengucapkannya.

   "Sudahlah. Kau jangan berlebihan.
   "Apa?"

Walaupun mereka tidak saling tukar pandang, EunWoo tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh perempuan itu. Tentu saja. Mereka tumbuh di dalam perut yang sama. Mereka adalah saudara kembar.

   "Jangan terlalu melibatkan perasaanmu pada anak itu. Kau sendiri tahu, kalau kau tidak akan selalu bersamanya. Dan kau juga tidak akan selamanya merawat Eun Yoo. Kalau kau begini terus, akan sulit untuk kalian berdua."
   "Kau bicara seperti itu karena kau tidak tahu." Sooyoung menggeleng ketika mendengar komentar dingin dari EunWoo. Perempuan itu terlihat tenang. "Aku mencintai anak itu. Jadi aku tidak tahu, kenapa akan sulit seperti yang kau katakan tadi. Justru menurutku, akan lebih baik kalau dia bisa menerima dan merasakan banyak cinta. Tidak hanya untuknya. Tapi juga untukku"

Love With a Witch (Remake VJOY ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang