Pedoman Sihir 9: Ramuan Ketulusan (pt. 2)

913 138 25
                                    

Sooyoung berkata sambil melipat tangan dan memandangi EunWoo, "Jadi kau benar tidak mau pergi?"

   "Kau ini berisik sekali. Kau ini kenapa? Eun Yoo saja santai begitu."

EunWoo tidak terlihat senang mendengar omelan kembarannya. Laki-laki itu tidak segan untuk mengatakan ia kesal pada Sooyoung.

   "Setelah sekian lama, akhinya aku bisa mendapatkan hari libur. Untuk apa aku menghabiskan waktu santaiku untuk pergi ke tempat tak berguna seperti itu?"

   "Dan setelah sekian lama kau tidak pernah ada di rumah, kau tidak mau meluangkan watkumu untuk menemaninya?"

   "Imo, sudah.Tidak apa-apa. Kalau memang Samchon lelah, sebaiknya kita di rumah saja."

Setelah beberapa saat diam saja, dan hanya mendengarkan perdebatan dua bersaudara itu, Eun Yoo akhirnya bicara untuk mendamaikan Sooyoung yang bicara kepada EunWoo dengan suara dan nada bicara yang keras. Akan lebih baik kalau Eun Yoo merengek pada mereka untuk membawanya pergi ke taman bermain. Sebenarnya Sooyoung tidak terlalu senang melihat anak itu bersikap terlalu dewasa dan memiliki prilaku yang sangat baik. Di saat-saat seperti ini, seharusnya ia tidak perlu  menunjukkan kebaikan hatinya dan diam saja. Karena ini adalah urusan orang dewasa.

   "Siapa bilang tidak apa-apa. Tidak bisa. EunWoo! Kau benar tidak mau pergi?!"

   "Siapa yang bilang kalau Samchon lelah? Tenang saja, Eun Yoo. Kita pasti pergi. Tapi... kalau Imo bersuara keras ini, mau keluar dari kamar ini."

EunWoo menujuk Sooyoung dengan dagunya, ketika menyebut kata 'imo', lalu tersenyum kepada anak itu. Jangan-jangan sebenarnya sejak tadi, EunWoo sudah berniat untuk pergi, batin Sooyoung.

   "Aku perlu waktu untuk berganti baju dan bersiap-siap. Kau sendiri yang bilang kita sudah terlambat, jadi sebaiknya jangan berisik dan keluar dari sini."

   "Bukan maksudku untuk berisik, tapi salahmu sendiri. Kau memang pantas diperlakukan begitu. Ya sudah. Ayo, Eun Yoo. Kita juga harus bersiap-siap." Sooyoung menggandeng tangan Eun Yoo dan keluar dari kamar itu dengan suasana hati yang lebih baik dan seulas senyum senang.

Dengan begitu, tidak ada lagi masalah di antara meraka. EunWoo tidak bisa menyembunyikan senyumnya, dan kakaknya itu sudah terbiasa menuntut terlalu banyak dan menyulitkan kehidupannya.

 EunWoo tidak bisa menyembunyikan senyumnya, dan kakaknya itu sudah terbiasa menuntut terlalu banyak dan menyulitkan kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   "Kenapa harus aku yang menyetir?"

   "Jadi, maksudmu, aku... Noona-mu yang lemah ini, yang harus menyetir? Padahal aku punya seorang adik dengan fisik yang cukup kuat dan sehat.

   "Hmmph... lemah? Bohong sekali."

EunWoo tertawa sinis. Lemah? Orang yang tidak mengenal dan hanya melihat dari penampilan fisik perempuan bertubuh ramping itu, mungkin akan berkata demikian. Ada sisi lain Sooyoung yang hanya diketahui oleh orang-orang yang mengenalnya, yaitu semangat tinggi yang berpadu dengan kepintarannya. Namun, kalau mereka hanya memperhatikan sinar mata perempuan itu saja, mungkin kata 'lemah', bukanlah pilihan kata yang salah.

Love With a Witch (Remake VJOY ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang