Pedoman Sihir 13 : Ramuan Transaksi (pt. 2)

643 151 25
                                    

   "Kapak kau belajar merokok?"

   "Waktu SMA."

Mendengar jawaban singkat Sooyoung, Taehyung hampir melepaskan setir karena pandangannya terpaku pada perempuan itu. Pengendara yang terganggu dengan arah mobil Taehyung, membunyikan klakson. Taehyung pun tersadar dan buru-buru mengarahkan mobilnya ke jalur yang benar.

   "Hei! Perhatikan caramu menyetir. Kau seharusnya melihat ke depan. Menyetirlah dengan benar." Seketika Sooyoung memandang Taehyung dengan kesal. Laki-laki itu hampir membuat mereka kecelakaan.

   "SMA? Bukan waktu kau kuliah atau bekerja sekarang?"

   "EunWoo mulai merokok waktu SMA. Dulu aku akan melakukan apa pun yang EunWoo lakukan."

Kesan yang muncul dari perempuan itu adalah apa yang dilakukannya dulu, lumrah terjadi. Tentu saja Taehyung terkejut mendengarnya. Laki-laki itu cukup terkejut dengan cara Sooyoung menjawab pertanyaannya. Setidaknya, perempuan itu seharusnya merasa bersalah, mengakui hal itu kepada calon suaminya. Tidak demikian pada Sooyoung. Ia malah dengan santai mengatakan bahwa ia sudah bisa merokok sejak masih mengenakan seragam sekolah.

   Di mana sekolahnya? Kenapa sekolah itu tidak memedulikan kesehatan para muridnya? Sekolah macam apa itu? Atau jangan-jangan, ini jadi tanda akhir dunia?

   'Tapi caramu merokok sudah di luar standar. Kau bukan lagi merokok yang hanya sampai bibir saja. Kau tampak menghayatinya."

   "Tentu saja. Karena kalau tidak, sama saja dengan membuang-buang rokok begitu saja. Mubazir."

Taehyung bertanya-tanya, kenapa perempuan itu selalu terlihat tenang. Padahal dirinya yang hanya menjadi pendengar cerita terkejut liat biasa.

   "Lalu kenapa aku sama sekali belum pernah melihatmu merokok?"

   "Karena memang aku biasanya tidak merokok. Dalam satu tahun, mungkin satu atau dua kali saja."

Perempuan itu memang sudah lama sekali tidak merokok. Mungkin dalam satu tahun, satu kali saja. Itu pun karena seorang laki-laki tidak tahu diri yang sudah membuatnya kesal tadi.

   "Kau tidak pernah batuk atau pusing?"

   "Tidak. Karena aku sudah terbiasa. Waktu pertama kali aku merokok, kepalaku sempat sedikit pusing, tapi aku tidak batuk-batuk. Lagi pula, tidak ada rasa yang spesial dari rokok, jadi... ya sudah."

Kalau diperhatikan dari sisi tertentu, Sooyoung terlihat seperti perokok berat.

   "Berhenti merokok kan, tidak mudah. Kau hebat juga karena bisa menahannya."

   "Tubuhku cukup lemah. Lagi pula, merokok tidak bagus untuk paru-paru. Kalau aku merokok, keesokan paginya, seperti ada yang menyumbat di tenggorokanku."

Sebenarnya rokok sama manisnya dengan coklat, tapi Sooyoung tidak ingin membuat penyakit asma yang selama ini dideritanya dan sudah membaik menjadi kambuh. Hal ini karena organ pernapasannya tidak sebaik orang lain. Intinya rokok itu tidak baik untuk tubuh.

   "Menurutku, kalau kau memang sudah berniat untuk berhenti, pasti bisa. Masalahnya hanya pada kemauan saja. Niat."

Perempuan itu terus bicara, sementara Taehyung hanya bisa menggerutu dalam hati. Jadi maksudnya, niatku kurang besar, begitu? Tapi bisa jadi Perempuan Penyihir itu punya kemampuan mengendalikan diri yang baik, dia bisa merokok dan berhenti semaunya.

Taehyung sudah berhenti merokok sekitar satu atau dua tahun lalu, tapi ada masanya ia sangat ingin merokok. Misalnya, waktu ada hal-hal yang membuat kepalanya seperti mau pecah, yang membuatnya kembali merokok. Seperti sekarang ini, waktu ia harus bertemu dengan perempuan yang tidak pernah berhenti membuatnya terkejut. Bagi Taehyung, asap rokok yang memenuhi paru-parunya, membuatnya mampu melupakan semua kecemasan dan kegelisahan yang dirasakannya.

Love With a Witch (Remake VJOY ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang