Pernikahan. Park Sooyoung.
Sepertinya kali ini, laki-laki itu memang gila. Dia tidak pernah menyatakan cinta, dan tiba-tiba saja mengusulkan sesuatu yang tidak masuk di akal. Sepertinya hanya aku yang menggunakan akal sehat dan berpikir keras tentang hal ini. Dan sepertinya hanya aku yang merasakan debaran tak menentu ini. Kami belum terlalu mengenal satu sama lain. Kami pun jarang bertemu, jadi mana mungkin kami menjalin mimpi untuk menjalani masa depan bersama. Kim Taehyung. Tepatnya sejak kapan, dia dekat denganku? Tunggu. Dekat? Bukan. Dia adalah orang asing bagiku.
Pertemuan mereka diawali dengan ketidaksengajaan, ketika Eun Yoo berada di dalam pelukan perempuan itu, sampai pada akhirnya Taehyung menitipkan anak itu untuk berada di bawah pengawasannya.
Sooyoung tidak pernah berpikir tentang cinta yang akan hadir di depan matanya. Tapi, tiba-tiba saja laki-laki itu masuk ke dalam kehidupannya, dan semua berjalan seperti takdir yang sedang bicara. Apa alasan di balik ini semua?
Cinta? Park Sooyoung, memangnya kau mencintai orang itu? Sooyoung tidak sanggup menjawab pertanyaannya sendiri.
Ini bukan cinta. Tapi, dia tidak cukup percaya diri untuk mengatakan hal itu dengan suara lantang. Perempuan itu cukup terkejut setelah menyadari apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Namun, di dalam hatinya yang terdalam, Sooyoung memikirkan lamaran Taehyung itu.
Aku tidak ingin melepaskannya. Tapi, kalau aku mengiyakan permintaannya pun, risikonya besar. Dan kalau aku boleh jujur, aku lebih tidak sanggup memikirkan Taehyung menikah dengan perempuan lain, kemudian mereka akan hidup bersama Eun Yoo dengan bahagia. Tidak. Aku tidak bisa membayangkannya.
Park Sooyoung. Sekali ini saja, coba jujur pada dirimu sendiri. Apa yang kau rasakan terhadap laki-laki itu?
Rasanya sayang sekali, kalau aku harus melepaskannya begitu saja. Ada sesuatu di antara kami berdua.
"Kau sedang memikirkan apa?" EunWoo menoleh dan menghampiri kembarannya itu saat mendengar suara jari Sooyoung mengetuk-ngetuk meja beberapa kali.
"Ini dan itu. Hari ini kan, hari Sabtu. Kau... lembur?"
"Sabtu? Tidak ada hari Sabtu di kamusku. Kalau ada yang harus aku kerjakan, tentu saja aku harus bekerja."
Laki-laki itu melempar jaketnya dan menarik kursi. Penampilannya agak berantakan karena ia tampak sibuk sekali, tapi ia tetap terlihat tampan. Penampilan EunWoo selalu menarik perhatian orang-orang yang ada di dekatnya. Mereka pasti akan menoleh, walau mungkin hanya satu kali.
Walau kami saudara kembar, kenapa kami terlihat benar-benar berbeda? Kalau saja waktu dilahirkan aku bisa menukar posisiku dengannya, protes Sooyoung dalam hati.
Sooyoung tidak terlalu menyukai hari ini. Semua yang terjadi hari ini membuatnya terasa tidak nyaman dan membuat kepalanya pusing. Kekesalannya bertambah setelah melihat wajah adiknya yang tampak agak congkak hari ini. Sooyoung semakin merasa iri.
"Lalu kenapa kau datang ke sini?"
"Mm... aku lapar. Jadi aku ingin memintamu untuk mentraktirku makan."
"Kau ini keterlaluan sekali. Seharusnya sekali-sekali kau yang mentraktirku."
"Uangmu jauh lebih banyak."
"Iya. Tapi, kau lebih tua dariku." Kali ini EunWoo berhasil menyelesaikan repertoar itu dengan sempurna.
Mereka makan malam lebih awal dengan saling berbagi canda dan tawa.
"Terima kasih." EunWoo mengucapkan terima kasih sambil tersenyum kepada pelayan yang menyajikan kopi pesanannya. Bukan pemandangan yang aneh, tapi tetap saja Sooyoung mendecakkan lidahnya. Perempuan itu yakin bahwa EunWoo akan sukses menjadi penggoda perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With a Witch (Remake VJOY ver.)
RomansaKau tidak percaya penyihir? Sayang sekali Jangan terlalu serius dalam segala hal dan cobalah untuk bermimpi, sesekali. Siapa tahu saja, suatu hari nanti seorang penyihir akan membuat keinginanmu jadi nyata hanya dengan mengayunkan tongkat sihirnya ...