'Aku merindukanmu.'
Suara lembut perempuan itu terngiang-ngiang di telinga Taehyung.
Dia merindukanku? Laki-laki itu ingin memercayai apa yang di dengarnya, tapi tak lama, ia menggeleng-geleng. Pasti Eun Yoo yang mengatakannya. Namun, kata-kata itu seperti sebuah mantra yang merasuk ke dalam diri Taehyung. Walau saat ini ia sedang menuju taman bermain Gwa Cheon, suara itu terus bergema.
Sooyoung meminta Taehyung menemui mereka di sebuah restoran keluarga yang ada di dalam taman bermain Gwa Cheon. Sesampainya di tujuan, Taehyung bergegas menemui mereka. Pemandangan yang ada di hadapannya saat ini, membuat hatinya terasa sesak.
Mereka sudah terlihat seperti keluarga bahagia dan sempurna, tanpa perlu keberadaan Taehyung di dalamnya. Sooyoung sedang membersihkan saus spageti yang menempel di pipi Eun Yoo. Di samping Eun Yoo ada seorang laki-laki yang luar biasa tampan. Ia sedang memperhatikan yang dilakukan Sooyoung. Rupanya tidak hanya Taehyung yang sedang memperhatikan mereka, tapi orang-orang disekitar mereka pun seolah tidak mau melewatkan pemandangan indah itu.
Sooyoung menjadi satu-satunya dari mereka bertiga yang menyadari kehadiran Taehyung. Perempuan itu melambaikan tangannya. "Taehyung. Akhirnya kau sampai juga."
Karena mulutnya penuh dengan spageti, Eun Yoo tidak bisa berkata apa-apa. Namun, anak itu merentangkan kedua tangannya dengan gembira untuk menyambut kedatangan pamannya.
"Selamat datang."
Laki-laki yang lebih tampan dari Taehyung itu mengangguk dan mempersilahkan Taehyung untuk duduk di samping Sooyoung.
"Ayahmu akhirnya datang juga." Seorang perempuan yang duduk di meja sebelah mereka berkata sopan melihat pertemuan antara anggota keluarga itu.
"Dari tadi aku sibuk mengira-ngira kau mirip siapa, tapi ternyata kau jauh lebih mirip dengan ayahmu daripada pamanmu. Kau benar-benar mirip orangtuamu." Perempuan itu bangkit dari duduknya, menjadi membelai kepala Eun Yoo, dan tersenyum hangat.
"Oh, memang. Keponakan saya ini sebenarnya memang lebih mirip dengan kakak ipar saya, dari pada Nuna saya." EunWoo menanggapi perempuan itu dengan sebuah gurauan.
"Kau...." Kalau saat itu Eun Yoo tidak ada, pasti Sooyoung akan langsung mencaci-maki EunWoo, habis-habisan.
Karena tidak bisa melakukan aoa yang ingin dilakukannya, Sooyoung hanya bisa menembakkan pandangan mematikan kepada EunWoo, yang tidak takut menghadapinya. Kebersamaan mereka sejak masih ada di dalam rahim sang ibu yang membuat EunWoo tidak gentar berhadapan dengan perempuan itu. Dengan pendidikan yang diterapkan oleh kedua orangtua mereka, Sooyoung tahu harus bersikap seperti apa di depan umum. Ia cukup paham dengan cara menempatkan dirinya. Kasihan sekali, Ayah dan Ibu. Pasti mereka bekerja keras dalam mendidik Sooyoung.
"Aduh! Jangan khawatir. Kau juga mirip sekali dengan anak ini. Jangan terlalu kau pikirkan." Perempuan itu berusaha menghibur hati Sooyoung, dan masih dengan senyum hangat, ia berjalan ke arah pintu keluar restoran itu.
Baik EunWoo dan Taehyung sama-sama tidak bisa menyembunyikan rasa senang mereka. Bahkan, sebuah senyum puas pun tergambar di wajah Eun Yoo. Di antara mereka berempat, hanya Sooyoung yang terlihat tidak senang dengan apa yang terjadi.
"Semua makanan ini, kau yang bayar." Sooyoung melampiaskan kekesalannya kepada EunWoo.
"Kenapa aku yang harus bayar? Kau makan lebih banyak darpada aku."
"Uangmu lebih banyak. Lagi pula, aku juga lebih tua darimu."
"Kenapa kau harus selalu membicarakan hal itu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With a Witch (Remake VJOY ver.)
عاطفيةKau tidak percaya penyihir? Sayang sekali Jangan terlalu serius dalam segala hal dan cobalah untuk bermimpi, sesekali. Siapa tahu saja, suatu hari nanti seorang penyihir akan membuat keinginanmu jadi nyata hanya dengan mengayunkan tongkat sihirnya ...