Pedoman Sihir 16 : Ramuan Kehidupan

780 158 37
                                    

Di hadapan sebuah perangkap

Resep:

Banyak kesabaran.
Keberanian tak terbatas.
Sekepal kebebasan.
Kemampuan berpikir cermat, secukupnya.
Empat lembar daun pohon larch yang berani.
Tiga lembar daun plum.

Catatan:

Jangan membuang kepercayaan dari sebuah perasaan cinta.

SAMAR-samar, sinar matahari yang baru saja terbit masuk melalui sela-sela jendela yang tertutup rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAMAR-samar, sinar matahari yang baru saja terbit masuk melalui sela-sela jendela yang tertutup rapat. Malam yang dipenuhi dengan mimpi buruk itu akhirnya berlalu.

   "Tenang, Park Sooyoung. Ambil napas... pelan-pelan. Pelan-pelan." Sooyoung berhitung sambil mencoba mengatur napasnya supaya kembali normal. Perempuan itu memeluk kepalanya.

Mimpi buruk yang dilaluinya itu, dirasakan oleh sekujur tubuhnya. Napas Sooyoung terus memburu. Ia berusaha sebaik mungkin untuk menenangkan dirinya sendiri. Tidak peduli bagaimana caranya, ia harus bisa segera menghubungi EunWoo atau Taehyung. Segera. Pasti ia akan bisa menemukan cara untuk keluar dari tempat yang tidak menyenangkan ini. Cobalah berpikir, Park Sooyoung. Gunakan kepalamu dengan baik.

Sooyoung memperhatikan ruangan tertutup, tempatnya berada kini. Sepertinya tempat ini ada di gedung berlantai tiga atau empat. Kalau ia memaksakan diri untuk terjun dari tempat ini, pasti ia akan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sooyoung langsung mencoret pilihan itu dan menggeleng-geleng.

   "Kau berada di lantai empat. Kalau kau nekat meloncat, aku bisa jamin kau bisa mati."

Siapa pun itu, ia membaca pikiran Sooyoung. Perempuan itu segera menoleh. Ia melihat sesosok tubuh di dalam kegelapan ruangan itu. Sooyoung tidak bisa melihat dengan jelas. Detak jantungnya kembali meningkat dalam sekejap. Perempuan itu merasa takut. Tentu saja, hal itu berpengaruh pada ritme napasnya, yang semakin memburu. Di dunia ini, yang paling ditakutinya adalah manusia. Hanya manusia yang bisa membuat manusia lain merasa ketakutan seperti ini.

   Pelan-pelan, Park Sooyoung. Pelan-pelan atuh napasmu. Pelan... pelan...

Setelah beberapa saat, Sooyoung sudah terbiasa melihat dalam kegelapan, tapi tetap saja sulit melihat wajah orang yang tadi berbicara kepadanya. Sinar yang masuk ke ruangan itu pun terlalu sedikit. Jadi tidak terlalu membantunya. Ditambah, orang itu menggunakan topeng ski untuk menutupi wajahnya. Parfum yang digunakan laki-laki itu menusuk indra penciuman Sooyoung. Wangi yang baru kali ini diciumnya.

   "Tenang saja. Aku tidak punya pikiran untuk terjun dari sini. Siapa kau?"

   "Oh, ya? Padahal kalau kau mau terjun dari sini, dengan sukarela... kau akan sangat membantu kami."

Love With a Witch (Remake VJOY ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang