Pedoman Sihir 14: Ramuan Penyegel (pt. 2)

701 149 25
                                    

Sooyoung terduduk dari tempat tidurnya dan memandang cincin yang tersemat di jarinya. Berlian itu bersinar cerah. Semakin ia memperhatikannya, semakin ia menyukai cincin itu. Bukan. Mungkin yang lebih disukainya adalah saat Taehyung menyematkan cincin itu di jarinya. Eun Yoo, yang tepat di samping Sooyoung, sampai berhenti membaca buku cerita bergambarnya. Ia ingin tahu apa yang membuat perempuan itu terpaku, kemudian memandang Sooyoung dan cincin itu bergantian.

   "Aku sudah bilang, kan? Kau masih kecil, jadi jangan pasang ekspresi wajah seperti itu. Lihat ini. Cantik, ya? Pamanmu yang memberinya padaku."

   Spontan Eun Yoo tersenyum malu ketika jari-jari Sooyoung menyentuh pipinya dengan lembut. Anak itu mengangguk. Sepertinya ia juga menyukai cincin yang berkilau itu. Eun Yoo pun memainkan cincin yang dikalungi di lehernya.

   "Benar juga. Sekarang kita berdua sama-sama memakai cincin yang dibelikan oleh pamanmu. Eun Yoo, sepertinya Imo akan menikah dengan samchon-mu. Bukan, bukan. Kami akan menikah. Mungkin."

   "Aku harap begitu. Aku akan senang sekali kalau Imo dan Samchon bisa hidup bersama."

Senyum lebar terulas di wajah anak itu. Tiba-tiba saja Eun Yoo dengan sinar mata yang terlihat bahagia memeluk Sooyoung. Pelukan itu terasa lembut dan hangat.

   "Benarkah? Kalian benar akan menikah? Aku mohon menikahlah dengan samchon-ku, jadi nanti kita bisa tinggal bersama. Bagaimana? Imo?"

Cara anak ini melamar dirinya, jauh lebih baik daripada yang dilakukan oleh Taehyung. Sooyoung membalas pelukan Eun Yoo, bahkan mengeratkannya, dan mengangguk. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa, ponselnya berbunyi. Di saat yang sama, dengan raut wajah layaknya orang dewasa, dan pipi yang sedikit bersemu merah, Eun Yoo melepaskan pelukannya. Anak ini baru saja akan berlaku selayaknya anak kecil pada umumnya, tapi sebelum hal itu sempat terjadi, ada seseorang yang menghancurkan momen itu.

   Siapa yang menggangguku malam-malam seperti ini? Sooyoung menggerutu dalam hati.

   "Selamat malam."
   [....]

Sooyoung tidak mendengar suara siapa pun di seberang sana. Kenapa selalu ada saja, orang yang iseng melakukan hal ini? Kalau kau sudah mengeluarkan uang banyak untuk membayar pulsa ponselmu, setidaknya katakan sesuatu. Karena kalau tidak, sama saja dengan membuang-buang uang. Sooyoung melirik layar ponselnya. Nomor yang tidak dikenalnya.

   "Hei! Siapa pun ini, kalau kau sudah menghubungiku, setidaknya katakan sesuatu. Kalau tidak, aku tutup teleponnya."

   [.... Ini Sungjae.]

   "Ooh...."

Sooyoung bertanya-tanya apa yang membuat laki-laki itu menghubunginya lagi. Sepertinya kekesalan Taehyung waktu itu, tidak memengaruhi Sungjae. Atau memang ia tidak peduli apakah Taehyung merasa kesal atau tidak.

   [Kau ingat siapa aku?]

   "Tentu saja. Aku tidak pernah bisa melupakan orang yang sudah membuatku kesal. Ada apa? Masih ada yang ingin kau bicarakan denganku?"

   [Tidak. Bukan itu....]

Sungjae memutuskan untuk menghubungi perempuan itu setelah berpikir cukup lama. Namun, ia membisu begitu mendengar suara Sooyoung. Laki-laki itu tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan dan dikatakannya. Apakah ia harus merasa senang karena ternyata perempuan itu masih ingat tentangnya? Atau kalau Sooyoung masih merasa kesal terhadapnya, alasan apa yang harus dikemukakannya, untuk meredakan kekesalan perempuan itu? Tanpa memedulikan kebingungan Sungjae, perempuan itu melanjutkan bicaranya.

   "Apa yang membuatmu menghubungiku?"

   Karena apa? Tentu saja karena kau. Karena aku ingin tahu tentangmu. Karena aku merindukanmu dan aku ingin bertemu denganmu. Seluruh isi kepal Sungjae saat ini bercampur aduk menjadi satu, bahkan satu kata sederhana pun, tidak bisa keluar dari mulutnya.

Love With a Witch (Remake VJOY ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang