Eunwoo cukup yakin Sooyoung tidur sendiri di atas tempat tidurnya. Namun, malam itu ia menemukan kehadiran orang lain di atas tempat tidur saudara kembarnya itu. Eunwoo dengan gugup menatap laki-laki itu. Sebenarnya, Eunwoo sudah terbiasa dengan situasi yang tidak biasa seperti ini, tapi kali ini terasa agak berbeda. Walau Eunwoo menghadapi keadaan ini dengan cukup tenang, tidak demikian dengan lawannya bertatap mata. Laki-laki itu menatap Eunwoo gugup.
"Siapa kau?"
Eunwoo membungkukkan badannya untuk menatap anak kecil yang sedang menatap dirinya sampai tak berkedip. Dengan hati-hati, anak itu bergerak menuju ujung tempat tidur. Eunwoo hanya bisa tersenyum. Namun, senyum itu tidak berhasil membuat anak itu tidak ketakutan. Raut wajahnya tidak juga berubah. Ia masih terlihat waspada.
"Samchon sendiri, siapa?"
"Hei! Aku yang terlebih dahulu bertanya padamu. Ini rumahku. Kau datang dari mana?"Siapa anak ini? Dan bagaimana bisa ia sampai sini, bahkan sampai tidur di tempat tidur Sooyoung? Namun, yang membuat Eunwoo lebih bertanya-tanya adalah siapa yang mengajarkan anak ini untuk bersikap waspada seperti saat ini. Penilaiannya tidak salah karena reaksi yang ditangkap oleh Eunwoo dari anak ini adalah rasa takut.
"Aku juga tinggal di sini."
Sedikit demi sedikit, ketakutan anak itu terlihat berkurang. Entah karena senyum Eunwoo yang lembut atau mungkin ia sudah bisa menangkap karakter Eunwoo yang sebenarnya. Namun, justru hal itu membuat Eunwoo semakin bertanya-tanya tentang anak itu. Anak itu terlalu pintar. Walaupun jawaban anak itu singkat, tapi berhasil menjawab sedikit keingintahuan Eunwoo.
"Oh, ya? Kalau begitu, senang bertemu denganmu. Kalau begitu, kita adalah keluarga karena kita tinggal di rumah yang sama.... Namaku Park EunWoo. Namamu?"
Selama beberapa saat, Eun Yoo hanya bisa terdiam. Ia tidak bisa memutuskan, apakah ia harus menjawab pertanyaan laki-laki itu atau tidak, apalagi laki-laki itu tadi menyebut kata 'keluarga'. Tak lama pintu kamar terbuka.
"Imo!"
Sooyoung muncul membawa nampan dengan segelas susu di atasnya. Kemunculan perempuan itulah membuat Eun Yoo langsung berlari ke arahnya. Bagi Eun Yoo, kehadiran Sooyoung bagai kehadiran seorang penyelamat hidup.
"Eun Yoo. Hati-hati. Tidurmu nyenyak?"
Berada di dekat Sooyoung, apalagi ia bisa menggenggam ujung pakaian perempuan itu, membuat Eun Yoo merasa aman. Anak itu menganggu pelan.
"Kau baru pulang? Ada apa kau pagi-pagi sudah di kamarku?" Tanya Sooyoung kepada Eunwoo.
"Iya. Aku hanya pulang untuk mandi. Aku harus pergi lagi. Aku baru meninggalkan rumah ini beberapa hari, tapi kita sudah punya anggota keluarga baru rupanya. Kau sekarang terlibat masalah lagi ya?"
"Kenapa kau harus bicara seperti itu padaku? Pada Noona-mu ini? Kalian sudah kenalan?"Walau Eunwoo hanya bercanda, Sooyoung mengabaikannya dan langsung memandang dua laki-laki yang ada di dekatnya saat itu.
"Baru aku yang memperkenalkan diri. Sepertinya... dia masih belum mau bicara padaku."
"Anak ini... pacar baruku. Namanya Lee Eun Yoo. Eun Yoo, dia adikku."Sooyoung menepuk pundak Eun Yoo dengan halus seperti memperlakukan anak itu sebagai kekasihnya. Perempuan itu memperkenalkan mereka berdua.
"Adik Imo? Bukankah adik Imo adalah Jungkook Samchon?"
"Dia juga adikku. Adik yang lahir dua puluh menit sesudahku."Eunwoo terlihat menyayangkan fakta itu. Namun, tak lama ia pun tersenyum.
"Dua puluh menit? Jadi... kalian kembar?"
"Betul sekali. Kami kembar tidak identik. Benar-benar terlihat berbeda, kan?"
"Iya. Imo lebih cantik."
"Apa? Bukan aku? Hei... sepertinya kau belum benar-benar bangun dari tidurmu. Tadi kau terbangun karena kaget saja. Iya, kan? Coba sekarang perhatikan dengan lebih baik. Perhatikan wajahku dan katakan lagi. Bagaimana bisa kau bilang kalau Imo ini lebih cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With a Witch (Remake VJOY ver.)
Storie d'amoreKau tidak percaya penyihir? Sayang sekali Jangan terlalu serius dalam segala hal dan cobalah untuk bermimpi, sesekali. Siapa tahu saja, suatu hari nanti seorang penyihir akan membuat keinginanmu jadi nyata hanya dengan mengayunkan tongkat sihirnya ...