Survive

5.6K 173 12
                                    

Jadwal tugas baru telah diumumkan!

Park Jihoon menenangkan hatinya yang berdebar-debar dan menatap jadwal pembagian tugas baru yang ditempel di papan pengumuman di ruang presenter. Tidak ada yang berbeda. Seandainya ia mendapat tugas sebagai presenter tetap, ia pasti sudah diberitahu sebelumnya. Sementara, Jihoon sama sekali tidak mendapat tawaran untuk program apapun. Jadi, ia teramat tahu kalau pengumuman ini sama sekali bukan untuk dirinya. Meskipun demikian, sekedar 'siapa tahu' saja... dan 'ternyata' memang sesuai dugaannya.

Ia pun tidak bisa menundukkan kepalanya. Ia seharusnya memasang wajah seolah melihat pengumuman itu karena rasa penasaran saja dan pergi meninggalkan ruangan itu. Lagi pula, tidak ada orang lain yang memedulikan bagaimana perasannya saat itu. Namun, karena merasa harga dirinya jatuh, kepalanya yang terangkat tegak pun terlihat kaku. Rasa kesal perlahan mulai merasuki dadanya. Beginilah jadinya bila terlalu banyak memikirkan sesuatu.

"Oh, tidak apa-apa rupanya." Jihoon bergumam seorang diri dan berusaha mengangkat ujung bibirnya. Ia lantas membalikkan badan. Saat itulah ia bertatapan dengan Mingyu yang sejak tadi memandanginya dengan tatapan kasihan. Si brengsek yang berselingkuh dengan pemuda lain ketika dinas ke luar negeri!

["aku tidak serius dengannya. Kami hanya minum bersama dan terbawa suasana saja..."]

Alasan para pria yang berselingkuh memang memiliki stereotip yang sama. Mengaku sudah melakukan kesalahan yang fatal, atau menyangkal bahwa itu bukan kesalahan mereka. Awalnya, pria ini juga termasuk kelompok yang kedua, yang sama sekali tidak berniat untuk berselingkuh.

["memangnya kau minum sampai lupa batasan? Lalu, kalau aku berbuat seperti itu, apa kau mau memaklumiku?"

"kenapa kau berkata seperti itu?"

"seperti itu apanya? Memangnya pria dominan saja yang boleh terbawa suasana dan submisif tidak boleh? Maksudmu kau hanya bermain-main dengannya, dengan senior rekan kerjamu itu?"]

Mingyu dan Jihoon bukanlah topstar, dan orang-orangpun tak tertarik dengan kisah percintaan mereka. Meskipun demikian, sebagai seorang presenter, Jihoon juga tidak bisa heboh mengumumkan hubungannya dengan orang lain sehingga selama ini, tidak banyak orang yang mengetahui hubungan mereka. Namun, senior pria yang diajak Mingyu 'bermain-main' itu adalah seorang PD di kantor stasiun TV yang sama tempat mereka bekerja, sehingga Jihoon mulai khawatir bagaimana jika ia harus bekerja sama dengan pria itu. Meskipun senior pria itu tidak tahu, tetapi Jihoon tahu bahwa hubungannya dengan Mingyu hancur karena senior pria itu. Namun, semakin besar amarah Jihoon, Mingyu malah mulai melemparkan alasannya berselingkuh pada senior pria itu.

["kita ini hanya namanya saja 'pacaran', tetapi sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa, kan?"

Omong kosong apa lagi ini?

"kau tidak pernah mengizinkanku memegang ujung tanganmu walau hanya sebentar, kan? Apa sih mahalnya dan hebatnya kau ini sampai tidak ada kemajuan dalam hubungan kita selama satu tahun ini?"

Ini bukan saja sekadar amarah, tetapi ia memang sudah melewati batas.

"lalu kenapa? Apa aku harus mengikuti tahap-tahap seperti orang lain pada umumnya? Kalau begitu, lakukan saja dengan orang lain!"

"makanya aku menemui pria itu, kan!" Mingyu berteriak putus asa.

"ya sudah!"

"ya sudah apanya?!" Mingyu menarik tangan Jihoon yang hendak pergi meninggalkannya.

"kalau saja kau tidak memperlakukanku seperti itu, kejadian ini tidak akan terjadi. Menurutmu ini semua karena kesalahanku?"

"apa maksudmu? Jangan asal bicara, ya! Dominan memang menyebalkan!"]

Cheeky Romance (NielWink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang