Bagian 36 : I'm Blowing Out The Cold You

809 98 13
                                    

Seseorang terkadang ingin terlihat kuat dengan menyembunyikan kelemahannya. Itu sudah biasa. Beberapa hanya tak ingin membebani orang lain, jadi dia mencoba menghadapi semua kesulitannya sendiri. Itu juga sudah biasa. Manusia memang aneh. Berpura-pura kuat padahal dirinya sedang lemah. Berkata bahwa dirinya baik-baik saja padahal sedang dalam masalah dan kesakitannya.

Terkadang seseorang memilih untuk tidak melibatkan orang lain dalam hidupnya, melupakan fakta bahwa dirinya adalah sesosok manusia yang selalu membutuhkan orang lain. Terkadang manusia egois juga terkadang ingin hanya percaya pada dirinya sendiri, entah mandiri atau karena tak percaya pada orang lain.

Beberapa di antara jutaan manusia selalu merasa tak nyaman berada di antara manusia lainnya. Merasa bahwa dengan sendiri, maka dirinya akan baik-baik saja. Terkadang dengan alasan tak ingin terluka karena pada akhirnya manusia akan saling meninggalkan.

Saling meninggalkan? Apakah itu benar? Ya, tentu saja. Pada dasarnya semua yang ada di alam semesta memiliki bayangan yang saling bertolak belakang. Manusia hidup lalu mati. Mereka bertemu lalu berpisah. Saling mencintai, tapi juga bisa membenci. Jadi jika manusia saling meninggalkan, itu bukan selamanya karena keinginan, melainkan takdir yang menetapkan. Perpisahan tak harus selamanya disesalkan, cukup dirasa lalu dilupakan. Memang tak semudah mengucapkan karena pada akhirnya harus ada saatnya mengenang dan menengok ke belakang, tapi itulah kehidupan. Tak selamanya manis, tapi tak akan melulu pahit.

Hanya saja terkadang manusia tak ingin mengerti. Mengikuti apa yang dikata hati tanpa memikirkan kenyataan yang mengikuti. Bukankah ada banyak orang yang malah menyalahkan takdir karena dirasa terlalu kejam? Bahkan ada banyak yang menuntut Tuhan karena memberi jalan yang sulit. Lantas pantaskah manusia mengeluh dan melakukan itu? Beberapa sumber akan mengatakan tidak. Tapi meskipun tidak tersuarakan, bukankah hati selalu menuturkan keluh yang menumpuk?

Setiap manusia pernah mengalami masalah, pernah bersedih, pernah terpuruk. Semua orang memiliki masa-masa terburuk dalam hidup. Dalam kesendiriannya pun pasti ada saat di mana dia menginginkan seseorang yang bisa mengerti. Ada momen ketika dia merasa iri karena orang lain memiliki seseorang yang bisa menemani kala takdir memilih untuk menyakiti.

Yoongi pernah begitu. Berniat untuk menyembunyikan semuanya, tapi tidak bisa. Dia ingin melakukan semuanya sendiri, tapi ternyata masih ada yang peduli. Bahkan di saat terpuruknya masih ada yang datang mengulurkan tangan. Yoongi tidak tahu harus merasa bersyukur atau bagaimana. Hanya saja rasanya aneh karena dia malah tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya

Saat ini pun di saat dirinya ingin menyelesaikan semuanya sendiri, tiba-tiba satu per satu dari orang-orang yang seharusnya bertanggungjawab itu benar-benar datang dan berencana membantu. Yoongi tahu itu pasti akan meringankan pekerjaannya. Tapi rasanya aneh karena rencana yang selalu dipikirkannya sendiri kini dibaginya kepada orang lain.

Jungkook... Mungkin pertanyaan seperti mengapa Yoongi bekerja begitu keras hanya untuk membebaskan Jungkook atau kenapa dia terlihat sangat menyayangi maknae itu selalu bersarang di pikiran kalian. Memang benar jika Yoongi tidak mungkin melakukan itu dengan alasan klise seperti merasa kasihan dan bertanggungjawab. Jika saja kakaknya tidak memberitahu rahasia mengejutkan setelah kedua orangtuanya meninggal, maka Yoongi tidak akan melakukan semua ini.

Rasanya tidak bisa dipercaya, tapi entah kenapa ada sesuatu dalam dirinya yang memaksa untuk meyakini kebenaran dari pernyataan itu. Yoongi juga bukan orang bodoh. Dia mencari semua bukti yang bisa menjelaskan semuanya. Dan meskipun masih banyak yang tidak bisa dijelaskan, Yoongi memilih untuk mempercayai semuanya.

Sekarang ini dia hanya perlu membebaskan Jungkook lalu memberitahu semuanya. Mengenai bagaimana reaksi maknae itu setelahnya, Yoongi tidak akan membayangkannya sekarang. Bahkan jikapun dia tidak percaya, Yoongi tidak akan marah atau memaksanya. Hal itu menjadi keputusan Jungkook sepenuhnya.

Spring Day [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang