"Hyung!"
Yoongi hampir saja terjatuh jika Hoseok tidak memeganginya. Jangan bertanya apa yang terjadi. Entah kenapa Jimin dan Hoseok menyusul ke kamar Jungkook dan berakhir dengan menemukan Yoongi dalam keadaan hampir tak sadarkan diri. Jadi mereka langsung membawa laki-laki itu turun untuk kembali ke kamarnya.
Jangan penasaran kenapa tidak menggunakan kamar lain di lantai atas. Jungkook mengunci semuanya dan tidak ada yang tahu di mana maknae itu menyimpan kuncinya. Jadilah akhirnya mereka harus turun seperti ini.
"Astaga, Yoongi hyung! Apa yang terjadi?" Taehyung berteriak heboh ketika melihat dua orang yang menyusul malah membawa Yoongi dalam keadaan seperti itu.
"Tidak tahu."
"Tapi..."
"Sudah, jangan ditahan lagi. Cepat bawa ke kamarnya." Seokjin segera menyela saat Taehyung akan bertanya lagi. Mendengar ucapan yang tertua, Hoseok dan Jimin segera melanjutkan langkah untuk mengantar Yoongi dengan diikuti oleh Taehyung.
Sementara Seokjin segera mengambil ponselnya untuk menghubungi seorang dokter yang ia kenal. Tadi dia bisa tenang-tenang saja setelah mendengar bahwa Yoongi hanya tidur untuk beristirahat, tapi jika sudah seperti ini siapa yang bisa tenang?
TING TONG!
Bukan, itu tidak mungkin dokter karena Seokjin bahkan belum mematikan telepon. Namjoon berinisiatif untuk pergi ke depan dan membuka pintu, meninggalkan Seokjin sendirian di ruang tengah. Sedikit terkejut karena melihat seorang perempuan di sana, Namjoon malah diam. Terlebih karena menyadari wajahnya sangat familiar.
"Annyeonghaseyo."
"Ne, annyeonghaseyo." Namjoon buru-buru membungkuk untuk membalas perempuan itu.
"Apa Jungkookie di rumah? Lee Jieun inmida."
Namjoon segera tersadar. Perempuan ini Lee Jieun, IU yang katanya berteman dengan Yoongi dan mengenal Jungkook. Jadi karena tak ingin membuat kesan buruk kepadanya, Namjoon segera membuka pintu lebar-lebar. "Ah, ne. Silakan masuk." ujarnya.
Jieun tersenyum ramah kemudian masuk ke dalam sementara menunggu Namjoon menutup pintu kembali. "Hmm, jika boleh tahu siapa namamu?" tanyanya sembari melanjutkan langkah bersama Namjoon.
"Ah, Kim Namjoon inmida. Aku setahun lebih muda darimu, jadi santai saja."
Jieun mengangguk, tapi kemudian mengernyit karena tak menemukan siapapun di sana. Dia menoleh menatap Namjoon lalu bertanya, "Kemana Jungkookie? Kupikir Yoongi juga ada di sini."
"Ah, itu sebenarnya... Yoongi hyung sedang sakit."
"Sakit? Maksudmu dia..."
Jieun tidak melanjutkan ucapannya. Dia langsung mempercepat langkah menuju kamar yang kemarin ditempati Yoongi dan langsung melihat temannya itu terbaring lemah dengan orang-orang yang berdiri di sekelilingnya. Buruk, benar-benar buruk.
"Apa yang terjadi?" Jieun bertanya dengan nada panik karena sungguh Yoongi tidak pernah kambuh separah ini sejak operasi yang pernah dijalaninya. Dia tidak pernah menyangka akan melihat Yoongi dalam keadaan seperti ini sekali lagi.
"Kami tidak tahu, noona."
Jieun mendekat kemudian menunduk di sebelah Yoongi, mengabaikan tatapan rumit dari orang-orang yang melihatnya. "Yoongi, kau dengar aku? Apa kau sudah meminum obatmu?" tanyanya pelan, membantu Yoongi mencerna ucapannya.
Hanya gelengan lemah yang ia dapat, tapi itu sudah cukup untuk membuatnya mengerti. Jieun segera membuka laci nakas—tempat ia meletakkan obatnya kemarin—lalu mengeluarkan tabung kecil dari sana. Mengabaikan tatapan penuh tanya dari orang-orang yang berada di sana, Jieun mengambil dua butir obat lalu membantu Yoongi untuk menelannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day [END]
Fanfic[방탄소년단 x 전정국] Ini adalah kisah tentang kerinduan seseorang pada sebuah kebahagiaan. Mengenai bagaimana dirinya menjalani kesunyian hatinya dan tentang keteguhannya dalam mencari alasan mengapa dia harus menanti. Jeon Jungkook harus terpisah dari ena...