Bagian 32 : I Hate You Although You Left

814 102 0
                                    

Ingatkan Yoongi untuk tidak selalu keras kepala. Setelah terbangun, dia langsung pergi dari ruang rawatnya untuk menemui Jungkook. Tidak ada yang bisa mencegah karena saat itu Seokjin, Jimin, dan Taehyung sedang berada di kantin rumah sakit untuk makan siang bersama. Jikapun dicegah mungkin Yoongi tidak akan mendengarkan. Baginya asal sakit yang menusuk kepalanya sudah berkurang dan dia bisa berjalan sendiri tanpa harus selalu meraba dinding untuk berpegangan, maka artinya dia baik-baik saja. Yoongi bahkan melepas infus dengan paksa, tak peduli jika lelehan cairan merah kental merembes dari sana.

Dia tidak banyak berpikir, hanya langsung keluar lalu berjalan menuju ruang rawat Jungkook. Di sana juga sepi, hanya ada maknae itu yang langsung menoleh begitu menyadari pintu terbuka. Yoongi mencoba tersenyum, tak ingin meninggalkan kesan dingin seperti yang dilakukannya saat meninggalkan ruangan ini semalam. Sementara Jungkook yang melihat malah mengernyit, entah apa yang dipikirkannya.

"Mianhe, aku terlambat." ujar Yoongi sembari berjalan mendekati maknae itu lalu menduduki kursi yang ada di sisi tempat tidur.

"Kau pasti sibuk sekali, hyung. Apa tidak beristirahat? Kau terlihat semakin pucat."

Yoongi hanya menggeleng tanpa ada niat untuk menjawab dengan lebih jelas. Jungkook tentu saja khawatir, tapi mencoba mengerti dengan tidak mendesak hyungnya itu agar menjawab. Dia tahu jika Yoongi tidak pernah menyukai obrolan semacam ini, jadi rasanya tidak sopan jika dia malah memaksa.

Hingga pada akhirnya mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Memperhatikan Yoongi yang berusaha menyibukkan diri dengan ponsel, Jungkook menghela nafas pelan lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Nampaknya butiran salju sudah lelah berjatuhan sejak semalam. Kini hanya jejaknya yang menumpuk di sepanjang jalan, menunggu untuk dibersihkan.

Rasanya aneh, Jungkook mengakui itu. Selama lima tahun belakangan dia selalu sendirian, tapi sekarang ada banyak orang di sampingnya. Juga selama ini dia mencoba melupakan semuanya. Tapi pada akhirnya satu per satu dari hyungdeul nya datang kembali. Jungkook tidak tahu harus senang atau bagaimana. Harapan kecilnya terpenuhi, tapi usahanya untuk melupakan mereka harus menjadi sia-sia. Padahal Jungkook tahu jika pada akhirnya dirinya akan sendirian lagi.

Dia jelas merasa senang setelah mengetahui bahwa keempat hyungnya itu tidak berubah banyak, masih orang-orang yang ramah kepada satu sama lain. Mereka bisa berhubungan dengan baik, tidak merasa canggung atau apa. Setidaknya kekhawatiran Jungkook tentang kemungkinan bahwa mereka sudah saling melupakan dan tidak memedulikan satu sama lain tidak terbukti kebenarannya.

Ini lebih baik dari pada berpura-pura tegar dan memamerkan senyum palsu seperti yang ia lakukan sebelumnya. Setidaknya sekarang dia memiliki alasan untuk tersenyum meskipun takdir masih tak ingin melepaskannya dari nasib buruk yang mengikuti terus menerus. Setidaknya Jungkook bersyukur karena hal itu.

Tentang dirinya dan agensi, Jungkook tahu jika itu tidak mudah diselesaikan. Dia harus bersabar hingga dua tahun lagi untuk bisa terbebas dari sana. Itu bukan waktu yang lama, setidaknya Jungkook bisa bertahan hingga saat itu. Sekarang yang perlu dilakukannya hanya menjalani semuanya dengan lebih baik. Menunggu tanpa menyakiti dirinya sendiri.

Terlepas dari semua itu, Jungkook masih tidak tahu apa yang akan dilakukannya setelah terbebas dari agensi. Sejujurnya dari tempat itulah dia mendapatkan uang untuk menghidupi diri sendiri. Meskipun selalu tertekan akibat banyak hal yang berkaitan dengan agensi, Jungkook tetap mendapatkan haknya dari sana. Jadi jika dipikirkan sekali lagi, dirinya masih mendapat keuntungan dari tempat itu.

Ini dunia nyata, Jungkook tahu jika semuanya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Dia sekarang sudah menjadi laki-laki dewasa yang harus bisa bertanggung-jawab atas dirinya sendiri. Suatu saat nanti juga harus menghidupi seorang wanita dan anak-anak yang akan menjadi pelengkap hidupnya. Jadi tentu Jungkook membutuhkan sesuatu dengan nama 'pekerjaan' setelah dia benar-benar terlepas dari agensi. Dan itulah masalahnya, Jungkook tidak tahu harus mulai dari mana dan menjalani kehidupan sebagai apa.

Spring Day [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang