"Hyung, kau bahkan tidak terlihat lebih baik."
Yoongi menghela nafas. Sudah berkali-kali Jungkook menahannya, tapi sama sekali tidak diindahkan. Yoongi tidak ingin mengulur waktu lagi. Semakin cepat ini selesai, maka semakin cepat juga semuanya berakhir. Dia lelah dan ingin segera beristirahat.
"Hyung, dengarkan aku!" Jungkook tetap mengikuti Yoongi bahkan hingga laki-laki yang lebih tua darinya itu siap dengan sepatu dan coat yang kemarin dipakainya.
"Dengar, Jungkookie. Aku harus segera menyelesaikan ini lalu bisa beristirahat." akhirnya Yoongi bersuara setelah bermenit-menit mendiamkan semua perkataan Jungkook.
"Tapi kan..."
"Sudah, ya."
Jungkook berlari, menghadang Yoongi yang sudah akan membuka pintu. "Aku ikut."
"Jungkookie..."
"Ikut atau hyung tidak boleh pergi?"
"Tapi kau masih harus beristirahat."
"Hyung juga masih harus beristirahat."
Yoongi sudah kehabisan kalimat untuk membalas Jungkook. Maknae itu tidak akan menyerah jika keinginannya tidak terpenuhi. Terkadang Yoongi sangat membenci sifat itu dari diri Jungkook. Menyebalkan bagi dirinya yang tidak suka berdebat.
"Sudahlah, Yoon. Kau hanya perlu mengajak Jungkook jika tidak ingin tetap di rumah. Apa salahnya sih?" Jieun muncul dan langsung menyuarakan itu, benar-benar sudah kesal mendengar semua perdebatan mereka.
Yoongi mengerling lalu memelototi Jieun, meskipun tetap tak terlihat karena mata sipitnya tak berubah banyak meskipun dia berusaha. Seharusnya Jieun membantunya, bukan membela Jungkook. Jelas Yoongi ingin menyuarakan itu, tapi ditahannya.
"Ganti pakaianmu." ujarnya kemudian. Tak memiliki pilihan lain kecuali menuruti apa yang diinginkan Jungkook, meskipun karena terpaksa.
Tidak perlu diperintah dua kali, Jungkook langsung bergegas naik ke lantai dua untuk masuk ke kamarnya. Sementara itu Yoongi kembali mendudukkan diri di sofa dan bersabar untuk menunggu maknae itu. Sekarang dia menyesal karena memberitahu Jungkook jika dirinya akan pergi.
"Kau benar sudah tidak apa-apa? Akan gawat jika kau pingsan di jalan." sembari mengatakan itu, Jieun duduk di sebelah Yoongi.
Laki-laki itu hanya menoleh sekilas sebelum kemudian kembali mengalihkan pandangannya. "Aku berkata jujur, kepalaku sakit sekali." ujarnya.
"Kau sengaja mengatakan itu kepadaku, kan?"
"Tentu saja. Karena kau bertanya."
"Sialan, Min Yoongi!"
"Kau tidak boleh mengumpat sembarangan, Lee Jieun-ssi."
"Kau yang membuatku terbiasa dengan umpatan."
"Jangan menyalahkan di saat aku tidak melakukan apapun."
"Kau..."
"Sebenarnya apa yang kalian debatkan?"
Keduanya menoleh dan menemukan Taehyung berdiri sembari memandang mereka dengan tatapan aneh. "Kalian terlihat akrab sekali. Tidak ada hubungan lebih, kan?" lanjutnya.
"Jelas bukan tipeku."
"Hah, kau pikir aku mau memiliki hubungan seperti itu denganmu?"
Taehyung memutar bola matanya jengah kemudian memilih untuk berjalan masuk ke dapur untuk mendapatkan segelas air. Dia baru datang untuk menjemput Yoongi, tapi sudah disuguhi perdebatan tak berguna. Membuat tenggorokannya semakin haus saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day [END]
Fanfic[방탄소년단 x 전정국] Ini adalah kisah tentang kerinduan seseorang pada sebuah kebahagiaan. Mengenai bagaimana dirinya menjalani kesunyian hatinya dan tentang keteguhannya dalam mencari alasan mengapa dia harus menanti. Jeon Jungkook harus terpisah dari ena...