"Kau seharusnya beristirahat sampai besok. Kenapa memaksa pergi, sih?"
Jujur Yoongi tidak peduli. Bahkan jikapun dokter memintanya tetap berada di ruangan itu hingga kapanpun, dia tetap tidak peduli. Yang ia inginkan hanya pergi dari sana dan kembali pada rutinitasnya. Lagi pula ada banyak yang harus ia lakukan. Termasuk membuat beberapa lagu yang bisa digunakan untuk menyuap agensi untuk melepas Jungkook. Ayolah, dunia yang Yoongi pijak memang tidak sebersih itu. Lagi pula ini akan menjadi kesepakatan. Yoongi hanya berusaha menghindari hal kotor lain yang kemungkinan akan agensi lakukan dengan melakukan satu hal ini.
Jieun yang merasa ucapannya tidak ditanggapi sama sekali oleh Yoongi langsung mengerucutkan bibir. Bagaimana tidak kesal? Dia sudah berbicara banyak selama mereka berjalan ke ruang rawat Jungkook, tapi laki-laki itu tidak memberinya reaksi barang sekalipun. "Yoongi-ssi, sebenarnya kau mendengarkan atau tidak?" tanyanya dengan nada kesal.
Laki-laki itu berdecak kesal kala Jieun menggelayuti lengannya, mencoba menarik perhatian. Sungguh Jieun yang seperti ini membuatnya muak. Perempuan itu kadang berubah menjadi tidak waras karena hal-hal kecil. "Kau ada masalah dengan pekerjaanmu?" tanya Yoongi, paham betul apa yang bisa membuat Jieun menjadi gila seperti saat ini.
Sementara perempuan itu kembali mengerucutkan bibir lalu melepaskan lengan Yoongi. "Cih, kau selalu sok tahu. Hanya masalah kecil, tapi aku kesal sepanjang hari." akunya.
"Oh? Masalah apa?"
Jieun terdiam, hanya menatap Yoongi yang bertanya tanpa menoleh, bahkan tanpa berhenti melangkah. Dia ingin bercerita, tapi tahu jika Yoongi pasti akan ikut memikirkannya. Dia terlihat dingin, tapi sangat perhatian di saat bersamaan. Jika Yoongi tahu, laki-laki itu pasti akan menyempatkan diri untuk membantu. Padahal masalahnya sendiri sudah banyak. Jieun tidak habis pikir mengapa Yoongi mau menyusahkan dirinya sendiri lebih banyak lagi.
"Cih, tidak perlu sok peduli. Urusi saja masalahmu sendiri." akhirnya Jieun memilih untuk mengatakan itu. Jangan salah paham. Membuat Yoongi kesal adalah satu-satunya cara untuk membuatnya berhenti ingin tahu. Dia pasti kehilangan niat untuk membantu jika Jieun membuatnya kesal.
Tapi sepertinya pemikiran itu tidak berlaku sekarang. Terbukti dari bagaimana Yoongi berhenti berjalan lalu menatap perempuan itu seraya berkata, "Katakan sesuatu. Kau selalu menghindari pertanyaanku jika sudah menyangkut masalahmu. Jangan membuatku merasa bersalah karena kau selalu membantuku, tapi aku tidak pernah membantumu sekalipun. Kau selalu berkata mencemaskanku, tapi tidak memberiku kesempatan untuk mencemaskanmu. Kau tahu, itu tidak adil. Mengerti, Jieun-ssi?"
Jieun terpaku. Bukan karena kalimat-kalimat yang diucapkan Yoongi, tapi karena ini pertama kalinya dia berbicara panjang lebar hari ini. Sepertinya dia benar-benar kesal dan Jieun tahu bahwa itu karena dirinya. "Aku mengerti. Tapi ini benar-benar bukan masalah besar. Kau tahu, tentang mood perempuan. Jadi tidak perlu dipikirkan, oke?" ujarnya.
Tak ingin berdebat lebih lama lagi, Yoongi hanya berdecak kemudian menggumamkan kata terserah dan setelahnya kembali melangkah. Dirinya juga sudah tahu bagaimana sifat Jieun. Perempuan itu mana mau menceritakan sesuatu tentang masalah yang sedang dihadapi kepadanya. Terkadang Yoongi merasa tidak berguna sebagai teman. Ayolah, dia juga bisa merasa seperti itu.
"Yoongi, lain kali aku yang akan meminta bantuanmu."
Laki-laki itu kembali menoleh. Senyum tipis terlukis indah di bibir tipisnya. Setidaknya dengan Jieun memanggilnya tanpa embel-embel apapun, Yoongi merasa hubungannya dengan perempuan itu sedikit lebih dekat setelah sempat merenggang entah karena apa. Rasanya itu lebih baik dari pada kenyataan bahwa Jieun masih tidak ingin jujur terkait masalahnya.
"Kenapa senyummu tidak terlihat, sih? Coba tersenyum lebih lebar lagi. Seperti ini." Jieun kembali bersuara. Kedua sudut bibirnya terangkat dengan mulut sedikit terbuka. Menampilkan senyum manis yang pasti akan membuat siapapun terpesona. Semua, kecuali Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day [END]
Fiksi Penggemar[방탄소년단 x 전정국] Ini adalah kisah tentang kerinduan seseorang pada sebuah kebahagiaan. Mengenai bagaimana dirinya menjalani kesunyian hatinya dan tentang keteguhannya dalam mencari alasan mengapa dia harus menanti. Jeon Jungkook harus terpisah dari ena...