Keputusan

155 24 3
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Pagi menjelang, dan Donghan mulai membuka matanya. Lalu pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah Yein yang sedang tertidur pulas. Sedekat itu hingga bahkan Ia sendiri terkejut.

"Yein?.." Bisiknya lebih pada dirinya sendiri dengan ekspresi terkejut. Ia segera bangun perlahan dan keluar dari kamar Yein. Menutup pintunya pelan-pelan. 

"Duh goblok banget gue ketiduran di kamar Yein. Kalo dia tau bisa ditendang gue" Rutuknya.

"Tapi, yang semalem itu mimpi apa beneran ya?" Ia masih terus menggumam sambil berjalan menuju kamarnya sendiri. Ia masih mengingat-ingat sesuatu yang Ia sendiri bingung membedakan, apakah itu tadi mimpi atau memang benar-benar terjadi. Ketika Ia mencium Yein.

-------------

Sore ini cuaca sedikit mendung, udara terasa dingin ditambah angin yang berhembus menerbangkan dedaunan kering yang telah rontok dari pohon. Yein duduk berhadapan dengan Eunseo di salah satu bangku taman depan gedung fakultas. Membicarakan banyak hal.

"Lo gimana Ye?" Tanya Eunseo.

"Baik Eun. Ini nanti mau sekalian ke dokter buat check up pasca kuretase." Jawab Yein. Eunseo hanya mengangguk-angguk dan menyeruput kopi dinginnya

"Lo sendiri gimana?" Lanjut Yein. Tiba-tiba Eunseo sedikit tersedak. Terakhir kali Ia mendapatkan pertanyaan seperti itu adalah dari Chanwoo tentang perasaannya pada Jungkook. Tentu kali ini pertanyaan Yein cukup mengejutkannya.

"Hah?" 

"Oma gimana?" Tanya Yein lagi.

"Oh, Oma baik-baik aja kok. Minggu kemaren Chanwoo main. Dimanja banget sama Oma." Jawab Eunseo.

"Hahaha.." Yein tertawa, mengingat Ia sendiri tahu bahwa Oma Eunseo memang suka sekali dengan Chanwoo yang lucu.

"Oiya Ye, Donghan... gimana?" Eunseo bertanya hati-hati.

"Hmmm.. Baik sih.." Jawab Yein sedikit kurang bersemangat. Namun Eunseo justru semakin penasaran.

"Sih? Maksudnya?"

"Gue mau cerai dari Donghan Eun.." Eunseo tidak terlalu kaget sebenarnya. Mengingat apa yang dilakukan Donghan sebelum-sebelumnya, pasti sangat melukai perasaan Yein.

"Serius? Tapi.. Bukannya Donghan udah berubah sekarang?..." Eunseo tampak berhati-hati. Ia ingin memancing keluar kalimat Yein selanjutnya.

"Sekarang sih lagi baik. Tapi gatau nantinya gimana..." Ucap Yein menggangtung. Eunseo masih diam menantikan kalimat selanjutnya.

"... Donghan itu orang paling gabisa gue prediksi Eun. Dulu dari awal memang dia nggak suka sama gue. Oke gue tau dan sadar banget. Tapi ya nggak harus ngomong kasar dan nyakitin gue pake omongan juga kan? Gue nggak berharap juga kok dicintai, Tapi seenggaknya, karena kita tinggal serumah, gue pengen nggak ada suasana perang gitu. Tapi tiap hari gue berasa dilempar meriam..."

"...Trus, kadang tiba-tiba baik. Gatau alasannya, tiba-tiba dia bersikap normal. Dan ketika gue berpikir kalo dia udah berubah, tiba-tiba dia kasar lagi. Gue nggak jamin ketika sekarang Donghan udah memperlakukan gue dengan baik, suatu saat dia nggak akan kasar lagi ke gue."

Eunseo berusaha mengerti maksud Yein.

"Maaf Ye, gue nggak bermaksud ikut campur urusan rumah tangga kalian. Tapi, gue mengingatkan aja jangan sampai salah mengambil keputusan. Gue tau lo pasti paham konsekuensi dari setiap keputusan yang lo ambil. Tapi ada baiknya juga lomikirin keputusan itu matang-matang sebelum beneran terjadi." 

NEW PAGE ( Kim Donghan & Jung Yein )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang