Di Apartemen Chanwoo

123 23 3
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Donghan merebahkan tubuhnya diatas kasur Chanwoo, sedangkan pemilik kasurnya sendiri masih berkutat dengan laptopnya di meja belajar dekat kasur entah sedang mengerjakan apa. Donghan sendiri pun sedang asik dengan game nya dan menimbulkan suara-suara seperti tembakan dan desingan sejata dari ponselnya.

"Aduh goblok!" Umpat Donghan ketika sesuatu menghalangi karakter game nya.

"Hari ini bukannya ada kelas lo Han?" Tanya Chanwoo.

"Nggak, dipindah jam." Jawab Donghan sekilas sambil tetap fokus pada gamenya.

Ngomong-ngomong, Donghan dan Chanwoo memang terbiasa saling menginap. Chanwoo kadang menginap di apartemen Donghan, begitu pula Donghan. Namun, sejak Donghan menikah, baru kali ini Ia berkunjung lagi ke apartemen Chanwoo.

"Oiya, gue belum pernah nengokin apart baru lo. Kapan gue boleh main?" Chanwoo menghentikan aktivitasnya sekilas dan memutar tubuhnya kebelakang.

"Gak. Gausah main kesana." Jawab Donghan masih sambil fokus pada gamenya.

"Sombong amat sih lo. Biasanya juga kita sering nginep bareng. Lo nyembunyiin cewek ya di apart?" Goda Chanwoo sambil memasang seringai di wajahnya.

"Cuk!" Donghan membalasnya dengan melemparkan bantal disebelahnya dengan kencang kearah Chanwoo. Dan disambut gelak tawa oleh Chanwoo.

"Emang kenapa sih lo pindah? Padahal apart lo udah nyaman banget. Kemana-mana juga deket." Chanwoo kembali menghadap ke laptopnya sambil mendengar jawaban Donghan.

"Nggakpapa sih. Pengen aja." Ucap Donghan.

"Jangan-jangan lo diusir ya? Apart lo yang dulu kan bangunan punya Ayah lo." Ucap Chanwoo sambil sedikit tertawa.

"Iya gue diusir."

"Hah? Serius lo Han?" Chanwoo kembali memutar tubuhnya tidak percaya dengan jawaban Donghan.

"Enggak lah! Berani banget itu orang ngusir gue." Jawab Donghan lagi-lagi tanpa memperhatikan Chanwoo.

Chanwoo mendengus kesal. Beberapa detik suasana hening tanpa percakapan mereka berdua. Chanwoo masih dalam posisi memutar tubuhnya menghadap Donghan yang rebahan di kasurnya.

"Han?" Panggil Chanwoo hati-hati.

"Hmm?"

"Kayaknya udah waktunya buat lo damai sama diri lo sendiri deh."

"Maksudnya?"

"Ya perang dingin lo sama Ayah lo, sama Yohan juga." Chanwoo melirik ekspresi Donghan yang masih tidak tampak tertarik dengan obrolanyang diangkatnya barusan.

"Lo udah bertahun-tahun loh Han. Lo bukan remaja labil lagi. Kenapa lo nggak nyoba berdamai? Damai sama diri lo sendiri, trus nyoba ngertiin apa masalah yang kalian hadapi sebenernya." Chanwoo tampak serius memberikan nasehatnya. Donghan masih tidak berubah. Tidak menunjukkan atensi pada pembicaraan Chanwoo.

"Gimanapun juga, Yohan kan adek lo. Masa sih lo mau selamanya cemburu kasih sama dia? Toh ayah lo ngasih dia perhatianyang sedemikian rupa juga pasti ada alasannya."

"Apasih Chan? Kok jadi nyangkut-nyangkutin Yohan segala?" Donghan mulai masuk kedalam obrolan meski masih sambil memainkan ponselnya.

"Yak an memang problem lo selama ini sama mereka kan? Sama Ayah lo, sama Yohan."

NEW PAGE ( Kim Donghan & Jung Yein )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang