It Takes A Lot Of Real Works 2

114 24 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
Ketiga pertanyaan telah disampaikan oleh masing-masing Jungkook, Chanwoo dan Donghan. Dan kini saatnya Ibu Menteri memberikan jawaban atas pertanyaan mereka.

"Ya, tadi Dek Jungkook bertanya mengenai bagaimana cara memberikan pemahaman kepada masyarakat yang memilikk pandangan dan orientasi jangka pendek. Bukan hanya dalam hal pengelolaan aset sebenarnya, tapi juga berbagai hal yang berkaitan dengan efek jangka panjang. Kalau dari kami, Kementrian Keuangan tentu dengan semakin banyak memberikan kuliah-kuliah semacam ini. Dari pertanyaan Dek Jungkook tadi pun saya sudah merasakan bahwa para mahasiswa ini sudah mulai mengerti bahwa ternyata masih ada banyak aspek dimensi yang belum mereka tau, yang sifatnya tidak serta-merta instan. Hari ini saja, saya menggunakan waktu 45 menit untuk berbincang dengan anda, lalu kemudian anda bisa menyebarluaskannya, memberitakan bahwa kekayaan negara ini memiliki dimensi yang sangat luas, dan untuk melakukan evaluasi event pun, tidak hanya dengan deklarasi saja. Tiba-tiba mendeklarasikan 'saya akan memperbaiki keuangan negara' lalu selesai. Tidak semudah itu. Banyak hal yang perlu dilakukan dengan teliti. It takes a lot of real works. Jadi saya berharap pada Daejung University ini, sebagai salah satu pusat intelektual di negeri ini, bisa turut membantu membuka persepsi dan perspektif dari masyarakat. Persepsi mengenai hal-hal yang sifatnya instan, mengenai hal-hal yang sifatnya struktural dan fundamental. Dan bila mengenai hal-hal struktural dan fundamental, kita tidak akan berhenti dengan mendiskusikannya, tapi dilakukan secara bertahap. Butuh waktu yang tidak singkat. It takes years for us, civitas academicians, to open our citizens mind about dimensions we have in managing state assets. Begitu ya Dek Jungkook? Dan teman-teman sekalian."

Bu Menteri benar-benar menjawab lugas pertanyaan Jungkook. Seolah membukakan mata bagi para pemuda agar bisa benar-benar menjadi agen pembawa perubahan, yang tentunya bisa diandalkan dalam memberikan pengertian dan pemahaman positif kepada masyarakat.

"Untuk Dek Chanwoo. 'Sebagai mahasiswa apa yang bisa dilakukan?' ya tentunya anda datang dan mengikuti kuliah seperti ini pun kami sudah senang. Selanjutnya adalah dengan memahami isu dan keadaan disekitar kita ini. Turut vokal dalam interaksi yang anda lakukan sehari-hari. Misalnya seperti yang marak di media sosial, bila ada orang yang mengatakan hal yang jauh tidak relevan dengan pemahaman anda tentang pengelolaan aset negara ini, saya harap anda juga bisa menjadi penetralisir. Jangan lantas sudah tau tapi diam saja, hal itu akan membuat opini tidak relevan tadi semakin memmbesar dan yang pasti juga mempengaruhi masyarakat luas yang masih awam. Bisa ya tentunya kita semua? Cukup Dek Chanwoo?" Chanwoo sedikit berdiri dan memberikan gestur ucapan terima kasih kepada Ibu Menteri.

"Kemudian, untuk Dek Donghan pertanyaan yang terakhir ya. Jadi begini ya Donghan, saya ingin menyampaikan bahwa presiden rajin membangun infrastruktur itu bukan karena hobi dan agar terlihat keren. Negara ini, dilihat dunia dari the same emerging country dengan income per kapita sama, lalu diihat dari rata-rata kualitas infrastruktur di dunia dalam sebuah garis, negara kita masih below that line, yang kemudian disebut sebagai infrastructure gap. Jadi negara ini membangun infrastruktur memang karena that is necessity."

Bu Menteri memberikan gambaran awal yang lebih jelas tentang mengapa negara ini perlu memperbanyak pembangunan infrastruktur.

"Lalu kalau dana kurang bagaimana? Kita melakukan Public Private Partnership. Nah, anda pasti bertanya 'loh Bu, memang ada private resource yang bisa dipercaya?' Ya kita harus cari yang bisa dipercaya. Instrumennya, mereka bisa ikut dalam bentuk leverage, borrowing, atau ekuitas. Dan karena orientasi private resource adalah untung-rugi, maka pemerintah membuat instrumen seperti viability gap fund, project preparation fund, public service obligation. Itu semua digunakan untuk menarik private resource agar pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat. Kalau pakai APBN saja, dananya tidak akan cukup. Bisa, tapi mungkin butuh waktu sampai duabelas tahunan, tapi dengan private resource, kita bisa bangun dalam 2 tahun, kemudian sisanya dicicil hingga tahun ke dua belas. Bagaimana Dek Donghan, silakan kalau masih ada yang masih mengganjal." Bu Menteri tampak memberikan ruang lebih luas dalam diskusi ini. Beliau antusias sekali menjawab pertanyaan Donghan yang sebetulnya sangat bersinggungan dengan topik panas di negeri saat ini.

NEW PAGE ( Kim Donghan & Jung Yein )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang