Tidak seharusnya seperti itu

130 31 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
I like being independent
Not so much of an investment
No one to tell me what to do

I like being by myself
Don't gotta entertain anybody else
No one to answer to

Lagu berjudul Dear No One milik Tory Kelly melantun memenuhi seisi dapur dan ruang makan. Setengah volume yang lain adalah suara osengan telur yang sedang dimasak orak-arik di teflon, lengkap dengan dentingan peralatan memasak yang saling beradu. Belum lagi harum semerbak bumbu-bumbu masakan yang begitu menggugah selera.

But sometimes, I just want somebody to hold
Someone to give me the jacket when its cold
Got that young love even when we're old

Yeah sometimes, I want someone to grab my hand
Pick me up, pull me close, be my man
I will love you till the end

Yein mencicipi sedikit telur orak-arik yang dibuatnya, lalu menuangkannya keatas piring. Senyumnya mengembang, Ia tampak begitu puas dengan hasil masakannya pagi ini. Ia menata hasil masakannya di meja makan.

"So if you're out there I swear to be good to you
But I'm done lookin', for my future someone
Cause when the time is right
You'll be here, but for now
Dear no one, this is your love song~"

Yein turut bersenandung kecil ketika pintu kamar Donghan terbuka dan berdebam ringan, membuat Yein segera berpaling kearah suara. Donghan keluar dari kamar dengan tampilan kasualnya, celana santai selutut, dan atasan singlet warna coklatnya yang menampilkan lengan-lengannya yang tampak kokoh.

"Donghan! Sarapan yuk!" Ajak Yein segera dengan ekspresi sumringahnya, sedangkan Donghan hanya melihat sekilas kemudian bersiap melangkah pergi.

Dengan segera, Yein mematikan lagu yang sekarang sedang sampai di verse kedua itu, lalu setengah berlari menghampiri Donghan. Ia berhenti tepat dihadapan Donghan sehingga menghalanginya untuk melangkah.

"Minggir, gue mau nugas!" Ucapnya ketus.

"Iya, sebelum nugas sarapan dulu. Gue bikinin telur orak-arik nih. Yuk!" Yein masih berusaha membujuk Donghan.
Selama ini, mereka belum pernah duduk semeja bahkan sekedar mencicipi hasil masakan Yein. Donghan selalu menolak apapun yang ditawarkan Yein lalu meninggalkannya.

"Enggak. Ntar juga gue makan sendiri." Tolak Donghan.

"Dicicipin dikit aja lah Han, lo kan belum pernah sama sekali nyicipin masakan gue. Seenggaknya biar gue tau apa yang lo suka dan nggak suka."

Yein menatap Donghan penuh harap. Saat itu pula sebuah ingatan beberapa hari yang lalu di Rumah Sakit kembali berputar di otaknya.

'Harusnya kamu mencoba lebih dekat sama Yein..'

Kalimat itu kembali terngiang-ngiang meski Donghan sendiri sebetulnya tidak mau peduli sama sekali. Sebelum Ia sempat membalas lagi, kini Yein sudah berada di balik punggungnya dan mendorongnya pelan menuju ruang makan. Mau tidak mau, disinilah Ia sekarang.

"Ibu bilang lo suka sarapan yang simpel jadi gue bikin ginian. Cicipin dulu deh." Yein merasa bahagia karena setelah sekian kali mencoba akhirnya Ia berhasil membawa Donghan ke meja makan untuk menikmati hasil masakannya.

Sebelum duduk, Donghan meraih sebuah mug putih berisi teh hangat dan menyesapnya pelan. Setelah sesapan pertama, ia berhenti sejenak untuk mengecapkan lidahnya menikmati sensasi hangat yang semakin menjalar ke seluruh tubuhnya.

'Lumayan lah'

Begitu pikirnya. Lalu Ia pun menarik satu kursi dan duduk. Yein tersenyum melihatnya seolah ini semua adalah keajaiban yang begitu langka. Dengan sigap Iapun menyiapkan sarapan Donghan dan menyajikannya di hadapan Donghan. Ia yakin, masakannya pasti cocok untuk Donghan. Meskipun Ia tidak begitu pandai memasak, tapi Yein sudah beberapa kali belajar dan menurutnya hari ini adalah yang paling sempurna.

NEW PAGE ( Kim Donghan & Jung Yein )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang