Please Don't Go

135 25 3
                                    

.

.

.

.

.

.

Hari masih sangat pagi ketika dering ponsel Donghan terdengar nyaring dan memekakkan telinga. Memaksanya untuk bangun dan mengangkat panggilan yang masuk saat itu. Tertera nama Jung Chanwoo pada ID pemanggil di layar disertai foto Chanwoo.

"Halo. Ada apa Chan? Masih pagi nih" Protes Donghan dengan suara paraunya.

"Han, event 100 hari outlet kita besok sebenernya lo inget nggak sih? Lempeng aja nggak ada respon di grup." Chanwoo tiba-tiba sudah melayangkan protes. Donghan mau tidak mau langsung bangun dan terduduk di tepi kasur.

"Iya gue inget lah Chan. Kenapa sih? Ada masalah?"

"Lo kan biasanya suka ngomel ngomel Han. Harus ini harus itu. Ini lo perasaan pasrah aja mau dibikin gimana." Donghan menepuk keningnya malas.

"Heh, kalo emang udah sesuai sama yang gue mau ya kenapa harus gue protes sih Chan."

Chanwoo terdiam sejenak.

"Ya kayak bukan lo yang biasanya aja gitu Han. Kan biasanya lo punya permintaan yang ribet-ribet tuh." Donghan kembali mendengus.

"Udah, lo tenang aja. Kemaren mereka juga udah laporan ke gue kok. Udah gue setujuin. Lagian yang jadi manajer semua juga udah pernah kerja di kita kan sebelumnya. Udah hafal mereka sama kemauan gue. Udah lo tenang aja selama nggak ada masalah. Mereka juga biar ngerasa leluasa kerjanya, nggak terus-terusan ada tekanan nurutin kemauan owner." Donghan menjelaskan. Chanwoo kembali diam, tidak lama, terdengar dengusan napas Chanwoo dari seberang.

"Kenapa lo?" Tanya Donghan.

"Nggakpapa deh. Lo dimana? Bisa gue ketemu sama lo hari ini?"

"Yaudah, gue siap-siap sekarang trus ke apart lo. Tinggal bilang kangen aja sampe ngerecokin tidurnya orang. Bangke lo." Donghan misuh-misuh.

"Haha, bangsat lo Han!"  Balas Chanwoo dengan tawa terpaksa dan kata kasar yang penuh penekanan kemudian menutup telponnya.

Donghan masih tertawa sendiri karena lucunya tingkah Chanwoo. Memang dari dulu selalu begitu. Jika ingin mengajak bertemu, Chanwoo selalu ribet dulu. Tidak pernah langsung pada poinnya.

Baru saja Donghan keluar dari kamar dan akan menuju dapur untuk minum, Ia mendengar seseorang memasukkan password unitnya. Atensinya langsung teralihkan dan mencoba menebak siapa yang berani memasuki unitnya itu.

Donghan baru saja sampai di depan pintu ketika seorang perempuan muncul dari balik pintu. Itu Yein, dengan dandanan kasualnya yang khas. Mereka bertatap sebentar sebelum kemudian Yein melewati Donghan begitu saja tanpa menyapa.Donghan segera mengejar Yein yang berjalan cepat menuju kamarnya. 

"Yein, kamu balik?" Tanya Donghan sumringah ketika mereka terhenti saat Yein membuka pintu kamar. Namun sayangnya Ia tidak dihiraukan oleh Yein yang justru melengang. Yein mengemasi beberapa barangnya yang ada di kamar dan memasukkannya pada kotak besar. Buku-buku, pakaian, dan lain-lain. Ekspresi Donghan berubah sedih.

"Yein kamu beneran mau pergi?" Donghan memasang wajah sendunya sambil mencoba menghentikan Yein dengan memegang lengannya. Namun, Yein segera menepis kasar.

"Yein, please jangan pergi. Aku minta maaf aku udah kelewatan selama ini. Aku mau kamu stay disini Ye, Aku butuh kamu." Donghan masih mencoba membuntuti Yein yang berjalan mondar-mandir mengumpulkan barang-barangnya.

NEW PAGE ( Kim Donghan & Jung Yein )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang