[01] Hari Pertama

2.7K 392 246
                                    

Selamat datang dicerita pertamaku.
Aku yakin, kalian pasti tahu bagaimana cara menghargai karya orang lain.

Happy Reading Guys~

#===#

Aku berjalan menuju sekolah berbalutkan jaket pink lengan panjang untuk menutupi jari manisku. Otakku masih belum bisa menerima kejadian tadi pagi yang menurutku sangat tidak masuk di akal. Bagaimana bisa seorang manusia menikah dengan hantu? Apalagi aku bukan termasuk golongan anak indihomeーmaksudku indigo.

Kakiku berjalan sambil menendangi batu kerikil yang sedang rebahan di jalanan. Entah sudah batu keberapa yang ku tendang saat ini. Tak lupa, kedua telapak tanganku ku sembunyikan ke dalam saku jaket agar tidak kedinginan dan juga agar cincin yang sedang melingkar di jariku tidak terekspos dengan liar.

"Kau masih kesal?" suara milik sosok hantu yang sedang membuntutiku itu mulai membuka suaraー setelah beberapa waktu tak terdengar suaranya.

"Bagaimana tidak kesal? Kau dengan lancang memilihku menjadi istri spiritualmu tanpa bertanya kepadaku!" sarkasku.

"Maaf, tapi kau hanya bisa melihatku setelah memakai cincin ini. Jadi, bagaimana bisa aku bertanya terlebih dahulu kepadamu?" kepalanya menunduk setelah mengakhiri kalimatnya.

"Sial banget hidup gue!" decakku kesal.

"Padahal langit yang memilihmu, bukan aku." dia merutuki dirinya yang sedari tadi ku serang dengan kalimat-kalimat sarkas.

"Entahlah! Jangan ajak aku bicara! Entar dikira aku orang gila malahan!" decakku sebal sambil berjalan sedikit cepat membuat jarak antara aku dan dirinya.

Dia masih membuntutiku hingga ke dalam kelas. Membuatku merasa tidak nyaman karena masih asing dengan keberadaannya. Tak mau menghiraukan dia, aku pun memasang sepasang headset bluetooth kesayanganku di kedua lubang telingaku dan mendengarkan lagu yang sedang booming akhir-akhir ini. WayV - Love talk dan Moonwalk yang ku putar bergantian.

"Nami-ya~" kini perhatianku teralihkan ketika sosok lelaki bersurai hitam dengan mata bulan sabitnya tiba-tiba datang dan duduk tepat di depan bangkuku. Lelaki itu adalah pacarku, Lee Jeno.

"Wae?" aku mengecilkan volume mp3ku yang sebelumnya ku setel dengan volume penuh agar tidak mendengar suara si hantu itu.

"Sudah sarapan belum?" dia bertanya kepadaku dengan mata yang selalu saja tersenyum. Membuatku otomatis ikut tersenyum setiap kali meladeni dirinya.

"Belum Jen," jawabku. Karena memang tadi sebelum berangkat, aku buru-buru meninggalkan rumah tanpa sarapan karena takut jika orang tua serta kakakku menangkap basah jariku yang terlingkar cincin pernikahan naas ini. Yah, walaupun lambat laun mereka juga akan mengetahuinya. Termasuk lelaki di depanku yang saat ini sangat ku takuti jika mengetahui ada cincin yang melingkar di jari manisku. Apalagi, cincin pemberiannya tak pernah ku pakai sejak kami jadian 2 tahun lalu.

"Kok, tumben?" tanyanya sambil memangku kepalanya dengan telapak tangan.

Ehmmm~ Itu suara si hantu yang sejak tadi menjadi saksi percakapanku dengan Jeno. Aku masih tidak menghiraukan dia.

"Lagi males aja," jawabku singkat.

"Tumben juga pakai jaket? Jas sekolah kamu mana?" tanpa ku sadari, rupanya Jeno juga memperhatikan pakaian yang ku gunakan saat ini. Aku hampir lupa jika Jeno adalah namja yang perhatiannya mengalahkan emak gue sendiri.

NANA 2020 [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang