Malam menjelang, benda langit penghias malam tak menunjukkan eksistensinya karena di luar sana sedang turun salju. Nana, hantu itu saat ini sedang rebahan diatas sofabed dengan pose Cleopatra-nya, atensinya terfokus pada adegan drama yang sedang ku putar di layar televisiku saat ini. Drama yang ku tonton ini, berkisah tentang hantu wanita yang selalu mengikuti cinta pertamanya ketika SMA dulu.
"Eh, entar hantunya jadian sama cowok itu nggak sih?" suaranya mulai terdengar. Padahal sejak drama ini ku putar, matanya seolah tak berkedip sedikitpun.
"Ya mana ku tahu! Aku aja baru nonton!" jawabku.
"Kya—jinjja!" aku berteriak sambil menutup wajahku dengan bantal persegi empat saat layar televisiku menunjukkan kiss scene antara hantu wanita dengan cinta pertamanya. Saat mendengar teriakanku, Nana seakan terganggu oleh suaraku. Wajahnya mengernyit, menatapku dengan wajah sinisnya.
"Lebay banget!" desahnya.
"Apa? Nggak suka? Kalo nggak suka silahkan pergi gih!" ucapku sambil menggiring matanya kearah pintu. Tapi, hantu itu malah memasang bibir berbentuk O-nya.
"Nanggung!" jawabnya.
Nana pun merubah posisinya menjadi duduk sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofabed. "Ngomong-ngomong, ini drama berapa episode ya?" dia bertanya setelah menata tubuhnya dengan rapi.
"Mau tau aja apa mau tau banget?" godaku.
Wajahnya lagi-lagi mengernyit, mengulum bibirnya yang agak pucat. "Aku ngadu ke atas ah, biar masa pernikahan kita di perpanjang!" ancamnya.
"Ya kali, aku percaya sama ancamanmu! Kita kan nggak tahu kapan berakhirnya hubungan kita yang gak jelas ini!"
"Gak jelas katamu? Kita suami istri!" ucapnya penuh penekanan.
"Yah, maksud akuㅡ"
"Kyaa, ciuman lagi!!" teriaknya heboh sambil menatap bahagia layar televisiku.
"Baru aja tadi ngatain aku lebay, dia malah lebih parah." decakku sebal sambil merebahkan tubuhku.
Saat menghayati setiap adegan yang terputar, tiba-tiba otakku menangkap adegan yang tidak asing dikehidupanku. Ah, aku baru sadar. Drama ini rupanya hampir mirip dengan kehidupanku. Bedanya, lelaki itu sudah jatuh hati kepada si hantu wanita sejak hantu wanita itu masih menjadi manusia. Sedangkan aku? Entahlah, ku akui saat ini aku kadang dibuat kagum oleh Nana. Tapi semua itu tak sebanding dengan perasaanku ke Jeno.
"Nam, kerasin dikit kek! Aku nggak kedengeran nih," ucapan Nana pun menginterupsiku, memecahkan kegiatanku dalam menyamakan alur drama ini dengan alur kehidupanku.
Dengan kesal, aku pun menaikkan volume televisiku kencang-kencang hingga mengisi seluruh ruangan ini. Sudah mirip bioskop di dalam rumah.
"Ya nggak segitunya juga kali nam!" ocehannya terdengar samar di telingaku.
⌞♪♪♪♪⌟
Jam masih menunjukkan pukul 8.30 pagi. Kelas masih sangat sepi. Hanya terisi aku dan hantu Nana yang saat ini duduk berdampingan.
"Cewek yang duduk di bangku ini kok nggak pernah kelihatan batang hidungnya ya?" Nana memulai pembicaraan setelah kesunyian melanda kami berdua. Ku tatap bangku Chaerin yang sedang ditempati oleh Nana.
"Katanya sih sakit. Tapi kok lama banget ya? Hampir sebulanan." jawabku.
"Nggak pengen jenguk gitu?"
"Pengen sih, tapi aku takut jenguk sendirian,"
"Teman-teman kamu kan banyak," Nana menyangga kepalanya dengan tangannya diatas meja sambil menatapku lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA 2020 [END] ✔️
Fantasy❝sᴇᴜɴᴛᴀɪ ᴋɪsᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴀᴋʜɪʀɴʏᴀ ᴋᴜᴋᴇɴᴀɴɢ sᴇɴᴅɪʀɪᴀɴ.❞ -𝐊𝐢𝐦 𝐍𝐚𝐦𝐢 CAST: - Na Jaemin as Nana/ Jaemin - Seo Haerin as Nami - Lee Jeno as Jeno Start 28-02-20 End 28-04-20 ©happiness_may_