Happy Birthday, Lee Jeno [22]

750 115 105
                                    

Hallo... sorry, up dua kali dalam sehari. Lagi gabut banget soalnya.

Sebelum membaca cerita absurd ini, di mohon dengan sangat agar meninggalkan jejak berupa vote/ komentar. Okay??

Happy Reading Gaiseu...

===/===

Di kebun belakang sekolah, beberapa siswa yang sedang mendapatkan hukuman tampak sibuk mencabuti rumput liar yang menempel di tiap sisi tanaman. Jaemin, lelaki bersurai hitam dengan tangan kotornya terpaksa merogoh saku celana karena ponselnya yang terus saja bergetar. 

Langkah kakinya mulai menjauhi kerumunan para siswa yang bernasib sama dengannya. Setelah berada pada jarak beberapa meter, barulah lelaki ber-name tag Na Jaemin itu mengangkat panggilan yang berasal dari Jeno.

"Halo, Jen?"

"............."

Tak ada tanggapan dari seberang sana, hanya suara sepi senyap yang menjadi latar belakang dari panggilan Jeno.

"Jeno?"

"Ah... Maaf... Maaf... Hehe, aku lupa jika kau adalah Jaemin, bukan Nana." Jaemin menyunggingkan senyum, berprasangka jika lelaki bermarga Lee masih belum beradaptasi dengannya.

"Ada apa Jen?"

"Aku... Berencana pergi ke rumah kamu lagi Na, ㅡehm maksudku Jaem."

"Mau ke makam Nana?"

"Eum, boleh?"

"Boleh banget!"

"Tapi... Aku mau bawa pacar aku, boleh kan? Sekalian liburan di sana."

"Boleh kok, entar kabarin aja kapan fix-nya"

"Arasseo, gomawo... Jaemin-a." lelaki itu tersenyum saat mendengar nama aslinya terucap dari seberang sana.

"Ah... Ada lagi Jaem..." interupsi Jeno.

"Apa Jen?"

"Apa kau kenal Do Jihan?" Jaemin terdiam mencoba mengingat nama itu dari ingatannya. Tapi... Dia tidak menemukannya.

Apalagi, sejak lulus SD si Jaemin tak pernah lagi merasakan yang namanya menggunakan seragam sekolah. Karena di tahun-tahun itulah penyakitnya semakin mengancam nyawanya. Mungkin itu teman SMP Nana, gumamnya.

"Do Jihan? Aku tidak tahu."

"Aku... Mengetahui kabar kematian Nana dari dia." Jaemin terdiam dalam waktu yang cukup lama, dia merasa tidak aman sekarang. Jaemin merasa aneh dengan hal itu.

Ditambah, kematian Nana sifatnya sangat dirahasiakan oleh orang tuanya. Hanya keluarga dan Chaerin yang tahu. Bahkan, saat sang ibu bertemu dengan Jeno di tempat makam Chaerin, wanita paruh baya itu pun heran saat Jeno tiba-tiba membahas kematian Nana.

"Siapa dia?"

"Dia adalah musuh terbesar Nana, dan jugaㅡ aku." tubuh Jaemin mendadak dingin hingga menimbulkan getaran kecil pada tubuhnya. Jemarinya terpaksa mematikan panggilan telepon Jeno secara sepihak.

Disisi lain, Nana sedang memperhatikan Jaemin sekarang. Tatapan matanya penuh keterkejutan, "Bagaimana hyung bisa mengenal Jeno?" rasa penasaran mulai merasuk kedalam otaknya.

"Apa Jeno sempat ke rumahku?" Nana segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, Aku bahkan tidak pernah membawanya ke rumah sesuai perintah appa." Nana bermonolog pada dirinya sendiri. "Atau... Paman Gongmin yang memberitahunya?" "Ah... Molla molla!" ucapnya setelah menjitak kepalanya sendiri.

NANA 2020 [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang