[06] Ketika Nana penasaran dengan masa lalunya

1.1K 266 82
                                    

Note: Sebelum baca, mohon biasakan tekan tombol ☆ dulu, Ok?

❣️❣️❣️

Langit mulai mengecat diri dengan warna jingga sebagai pertanda sore telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit mulai mengecat diri dengan warna jingga sebagai pertanda sore telah tiba. Seluruh penghuni sekolah ini mulai memutuskan untuk pulang setelah mendengar bel pertanda jam pelajaran telah berakhir. Aku juga berencana keluar dari kelas ini seperti siswa yang lain, tapi menunggu kelas ini benar-benar sepi.

Sudah 15 menit, gumamku seraya mengulas senyum saat menatap jam tangan merah muda yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Nami..." Suara itu berhasil mengalihkan perhatianku. Jeno, lelaki itu rupanya menungguku di koridor kelas sambil menyandarkan punggungnya di tembok. Apa dia menungguku? batinku.

"Wae?"

"Aku... aku mau bilang sesuatu nih sama kamu. Hehe...," mata bulan sabitnya mulai tenggelam bersamaan dengan senyumnya yang mengembang.

"Apaan Jen?" aku mulai penasaran dengan isi pikiran Jeno yang akan ia sampaikan kepadaku. Ehm! si Nana, dia sepertinya sudah lupa diri jika aku juga punya privasi. Apalagi dengan Namja chinguku.

"Mwo? Jangan lupa! Aku suamimu!" dia membuka suara saat mata ini menatapnya dengan tatapan sinis.

"Jeno! Bisa nggak, apa yang mau kamu bilang ke aku kirim lewat chat aja?"

"Nggak bisa! Aku mau kamu denger langsung. Sekarang." eyesmile-nya mulai mengganggu akal sehatku. Ya Tuhan, terima kasih karena telah kau ciptakan namja setampan sekaligus seimut Lee Jeno dan memasukkannya ke dalam kehidupanku.

"Ya sudah! Cepetan!" ucapku sambil tertawa. Setelah itu, ia membuat gestur memintaku untuk mendekatkan telingaku ke wajahnya.

Chup

Aku pun tersentak saat bibir tipisnya menyentuh pipi kananku. Mataku yang awalnya biasa saja juga tiba-tiba melebar di luar instruksiku. Dapat ku rasakan jantungku berdetak hebat saat ini.

"Jeno...," lirihku. Aku benar-benar malu sekarang. Aku sangat yakin jika pipiku saat ini sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Udah, hehe..." ucapnya tanpa dosa lalu menggandeng tanganku meninggalkan gedung kelas.

"WOI! ANAK MANUSIA!!" teriak seseorang dari atas motornya. Aku dan Jeno saling bertukar pandang, lalu mentertawakan sosok itu. Siapa lagi kalau bukan si Lucas, anak pengusaha kopi terkenal di negaraku sekaligus namja chingu dari temanku sendiri.

"Sendirian aja hyung? Yuqi mana?" tanya Jeno sambil menghampiri Lucas.

"Udah pulang, lah! Lo mau kemana?" Lucas.

"Mau pulang, hyung!"

"Lo pasti nggak buka chat grup kan? Makanya mau nyelonong pulang? Udah gue tebak! Makanya, gue mangkir di sini. Pacaran aja sih lo!!" mendengar perkataan Lucas, Jeno pun merogoh sakunya dan mengambil benda berbentuk kotak di saku celananya. Ulasan senyum malu juga tampak di wajahnya karena tertangkap basah oleh seniornya. Apalagi, sepertinya kami berdua adalah penghuni terakhir yang keluar dari gedung kelas.

NANA 2020 [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang