Menemukan Masa Lalu [20]

842 142 87
                                    

Selamat datang di ceritaku.
Sebelum membaca, mohon tinggalkan jejak berupa vote dan komentar. Okey?
Gratis kok 🌞

Happy Reading...🐣

====

Musim Semi, 4 April 2020

Hari ini adalah tepat 4 bulan pernikahanku dengan Nana berlangsung. Sebuah pernikahan yang awalnya tak bisa diterima di akal pikiranku, kini malah membuatku enggan untuk mengakhirinya. 

Beberapa hari ini, cincin yang ku gunakan seringkali terlihat aneh. Bahkan tubuhku juga ikut merasakannya. Sempat terpikirkan di otakku untuk menanyakan hal ini kepada Nana, tapi aku ragu. Aku tidak ingin dia khawatir dengan hal yang telah menimpaku.

Saat ini, Nana sedang tertidur di atas tempat favoritnya sambil memeluk salah satu gulingku yang ia pinjam. Wajahnya terlihat menggemaskan seperti anak kecil yang sedang mendapatkan mimpi indah di tidurnya. Sedangkan, aku yang melihatnya dari meja belajar hanya bisa tersenyum lega karena keberadaannya yang masih bertahan hingga sekarang.

Arght

Tiba-tiba cincin ini berulah lagi. Menyiksa tubuhku dengan lebih kejam dari sebelumnya. Rasanya seperti akan mati saat ini juga. Ku lihat Nana yang masih tertidur lelap. Syukurlah, dengan demikian aku bisa berlari ke toilet agar hantu itu tidak mengetahui apa yang telah terjadi kepadaku.

⌞♪♪♪♪⌟

"Samchon! Kenapa samchon sampai sekarang belum menikah?" Nana melontarkan pertanyaan keponya yang sudah lama ia tahan kepada kakak ibunya, pria itu bernama Gong Min. Sesuai dengan nama kedai yang ia tulis besar-besar di plang tokonya bersama foto wajah tampannya yang sedang membawa mangkok besar berisi hidangan khas kedainya, Sup pereda pengar.

"Kya! Kau masih bocil! Tidak seharusnya menanyakan pertanyaan ini!"

"Wae? Nana tidak salah, siapapun bisa bertanya tentang hal ini." Sahut Jeno yang duduk di samping Nana sambil memperhatikan paman Gong Min.

Bibir pria itu nyengir kuda, lalu mengangkat sedikit tubuhnya agar mendekat kepada dua bocah yang yang ada di seberang mejanya. "Jangan beritahu siapa-siapa ya?" ucap paman itu sambil melambaikan tangannya agar dua bocah kepo itu mendekatkan telinganya.

"Sebenarnya, samchon diam-diam sudah menikahi seseorang." bisiknya di tengah-tengah antara telinga Nana dan Jeno. Kedua bocah itu tampak melirik sang pembisik. Kemudian mengembalikan posisinya seperti posisi semula secara bersamaan.

"Nugu?" tanya Nana penasaran.

"Dia sedang ada disini, sedang memperhatikan kalian." ucapnya sambil tersenyum kemudian menunjukkan sebuah cincin yang melekat di jari manisnya dengan memasang wajah meledek. Membuat dua bocah itu saling bertukar pandang karena tidak paham.

"Ah—sudah! Sudah! Bocah kecil mana paham? Sudah! Bawa tempat makan kotor kalian ke bak pencuci piring! Sekalian cuci alat dapur samchon yang kotor!" perintah pria itu. Sedangkan, dua bocah yang sudah merasakan kenyang di dalam perutnya berkat paman itu pun mengikuti perintah sesuai yang di instruksikan, mereka dengan kompak berjalan sambil membawa tempat makan mereka ke wastafel cucian piring. Tak lupa, Nana menyempatkan waktu untuk melihat pamannya yang tengah duduk sendirian ditempatnya.

"Kya! Apa kau tahu maksud perkataan Gongmin samchon tadi?" bisik Nana sembari berjalan ke tempat tujuan. Jeno menyamakan posisinya dengan Nana, kemudian membalas bisikan Nana.

"Maksudnya, dia diam-diam menikah lalu istrinya meninggal dan menjadi arwah?" Jeno menebak. Nana yang tidak sejalan dengan tebakan Jeno pun menggeleng, kemudian meletakkan alat makannya ke atas wastafel.

NANA 2020 [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang