"Hyung! Himnaera!!"
Ucap Nana kepada saudaranya yang sedang terbaring di atas ranjang ruang operasi. Tubuh mereka berdua terpisah oleh kaca ruang operasi sedangkan namja yang sedang terbaring lemah itu tampak tersenyum, membalas gerak bibir Nana dari balik kaca dengan berusaha mengepalkan tangannya untuk mewakili kata yang tak bisa terucap dari bibirnya bahwa dia bisa melalui semua ini. Sang perawat yang sedang berdiri di dekat kaca sambil bersiap menutup tirai itu pun ikut mengulas senyum karena adegan yang Nana dan saudaranya lakukan.
Setelah tirai itu benar-benar tertutup, Nana kemudian berjalan menghampiri ibunya yang sedang terduduk lesu di bangku panjang di depan ruang operasi. Tangannya tampak meraih telapak tangan sang ibu yang lembut dan hangat. Kemudian, kepalanya ia sandarkan di atas pundak wanita paruh baya itu.
"Eomma! Apa hyung tidak lelah, hampir sepanjang hidupnya menjalani operasi?" Nana menatap ibunya dengan posisi yang sama. Wanita paruh baya itu mengulas senyum diantara rasa khawatir yang menimpa dirinya setiap kali anak sulungnya menjalani operasi. Setelah itu, bibir keringnya menjawab pertanyaan si bungsu.
"Hanya hyung-mu yang tahu Nana-ya!"
"Appa, bagaimana kabar appa?" Nana mengangkat kepalanya dari pundak sang ibu. Kemudian, menatap manik mata ibunya yang tampak sayu karena sejak suami tercintanya terkurung di dalam jeruji besi, ia harus menjadi tulang punggung sekaligus kepala keluarga untuk menghidupi keluarga kecilnya.
"Entahlah, Eomma tidak kuasa menjenguk appa-mu meringkuk di jeruji besi." Wanita itu menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes. Lalu, menenggelamkan kepala Nana ke dalam pelukan hangatnya.
Nana memejamkan matanya cukup lama, menarik nafasnya dalam-dalam, lalu membatinkan pertanyaan kepada seseorang yang tega menjebloskan sang appa yang sangat mereka butuhkan keberadaannya ke dalam penjara.
"Eomma, Nana janji! Jika Nana sudah besar nanti, Nana akan jadi anak yang berguna untuk keluarga ini!" ucapnya di dalam pelukan sang ibu.
"Eomma... "
"Eomma... "
"EOMMAA!!!"
Nana terbangun dari tidur siangnya karena mimpi yang baru saja bertamu dan mengusik ketenangannya. Nafasnya terdengar tidak beraturan, tangan kanannya tampak meremas bagian dadanya. Padahal, dadanya tidak menunjukkan detak jantung sama sekali. Anehnya, dia selalu merasakan rasa sakit yang luar biasa setiap kali dirinya merasa sedih, kecewa ataupun khawatir layaknya manusia.
"Apa tadi itu eomma-ku?" gumamnya.
"Dan hyung tadi?? Itu tadi aku atau siapa?" Nana mengacak rambutnya. Pikirannya sangat kacau sekarang.
"Haish! Jinjja!! Kenapa akhir-akhir ini aku sering bermimpi?" racau Nana sambil mengulum bibirnya.
Tapi, di tengah rasa gundah yang sedang mengganggunya, rasa sakit tiba-tiba menyerang jari manis yang terlingkari cincin pernikahannya dengan Kim Nami. "Arght!" erangnya kesakitan. Cincin yang sedang ia gunakan itu kini tak seperti biasanya yang berwarna terang layaknya sebuah cincin. Cincin itu seperti sebuah lampu yang berkedip sekarang. Antara merubah warnanya yang cerah-gelap-cerah-gelap, seperti itu siklusnya selama beberapa detik. Tanpa ia sadari, tubuhnya juga mengikuti kedipan cahaya yang dihasilkan oleh cincin itu. Bahkan tubuhnya sempat menghilang selama beberapa detik.
"Bwoya-ige?" ucapnya sambil menatap cincinnya yang sudah kembali seperti semula. Raut mukanya semakin mengusut karena permasalahan yang menimpa dirinya datang silih berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA 2020 [END] ✔️
Fantasy❝sᴇᴜɴᴛᴀɪ ᴋɪsᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴀᴋʜɪʀɴʏᴀ ᴋᴜᴋᴇɴᴀɴɢ sᴇɴᴅɪʀɪᴀɴ.❞ -𝐊𝐢𝐦 𝐍𝐚𝐦𝐢 CAST: - Na Jaemin as Nana/ Jaemin - Seo Haerin as Nami - Lee Jeno as Jeno Start 28-02-20 End 28-04-20 ©happiness_may_