NANA 2020 [END] ✔️

Busan [24]

🌼=========🐨=========🌼

Aku yakin, aku bisa temani jasadmu sepanjang umurku.

🌼=========🐨=========🌼

Lee Jeno, lelakiku itu sedang menungguku dengan goresan senyumnya. Kepalanya menoleh kearahku saat merasakan pergerakanku yang berjalan menuju kearahnya. Mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan, lelaki manisku ini akan membawaku ke kampung halamannya, Busan.

Mendengar kata Busan, kepalaku langsung teringat oleh suami hantu sialan yang sudah hampir seminggu ini tak menampakkan batang hidungnya. Dalam relung hati terdalamku, sebenarnya aku takut jika terjadi sesuatu kepadanya. Aku bahkan sudah belajar ikhlas jika ternyata dia benar-benar mempoligamiku, asalkan dia baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu yang buruk dengannya.

"Eommonim, Nami-nya Jeno bawa dulu ya." wajahnya lagi-lagi tenggelam dalam rekahan senyumannya. Eomma meng-iya-kan Lee Jeno karena eomma tahu betul lelaki dihadapannya ini bagaimana.

"Hati-hati di jalan, nikmati liburan kalian. Jangan berbuat yang macam-macam!"

Jeno tersenyum malu saat mendengar ucapan eomma barusan, aku yang menyadarinya segera mengalihkan topik pembicaraan. 

"Eomma, kami berangkat dulu ya."

"Ne, eommonim... Kami berangkat."

"Baiklah... da...."

⌞♪♪♪♪⌟

Kami berdua sudah berada di stasiun, lelaki di sampingku tak henti-hentinya bersikap manis terhadapku. Sepertinya, hati Jeno sedang bahagia karena permintaannya yang kuturuti. Sebenarnya, aku menuruti lelaki ini bukan secara cuma-cuma. Jauh-jauh hari sebelum liburan musim ini, aku sudah membuat daftar tempat yang ingin kukunjungi. Dan kebetulan, tujuan Lee Jeno ternyata masuk daftar keinginanku.

Dan selama di Busan nanti, aku ingin mengelilingi pulau Taejongdae dengan kapal pesiar, memotret mercusuar, makan kerang bakar, mampir ke kedai mie terkenal yang katanya sudah berdiri selama 1 abad, dan juga... berkeliling sepeda denganJeno tentunya. Musim ini sangat bagus dan cocok untuk menikmati daftar  liburanku. Hemmm... membayangkannya saja sudah bahagia sekali, hehehe.

Dear, Nana. Aku juga bisa bahagia tanpa keberadaanmu.

⌞♪♪♪♪⌟

KTX jurusan Busan sudah di depan mata, lelakiku menggenggam tanganku dan membawaku masuk kedalam sana. Tangannya sangat dingin sekarang, padahal ini sudah memasuki musim semi. 

"Aku duduk di sebelah jendela," aku menginterupsi Jeno yang sedang meletakkan barang bawaan kami ke tempat penyimpanan barang yang terletak di atas bangku penumpang.