35

734 58 1
                                    

"aw perihh om!!"

Ringis jeje kala bibir nya di semprot oleh antiseptik agar tidak infeksi,juna benar-benar gemas akan tingkah jeje yang sebelas dua belas dengan terdahulunya.

"gimana sih ganteng-ganteng tapi bibirnya jelek karena luka,kenapa sih kebiasaan kamu malah begitu?udah tau kan ga baik."

Juna kembali membereskan obat-obatannya. Tak ada jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan. "ga tau dari kecil dah begini,mau gimana lagi?"-acuh jeje.

Tidak lama dokter juna pamit dari rumahnya karena hari yang sudah petang. Jeje kembali melamun,rumah benar-benar sangat sepi. Ia kesepian.

"ma,pa,ka,je balik dong. Aku dah ga marah lagi sama kalian..pulang dong temenin aku makan."-gumamnya seorang diri. Perutnya keroncongan tapi ia tidak bernafsu untuk mengunyah makanan.

Tiba-tiba sebuah bohlam bersinar diatas kepalanya. Ia pun merogoh-rogoh kantong celananya. Mengambil benda pipih yang sangat jarang ia buka.

"hola....dengan athala playboy disana?dengan jeje yang tampan disini."

"si dodol!apa nelpon-nelpon?ada maunya pasti,cepat mau apa lo?"

"aduh kang athala peka banget deh!jeje mau ngerepotin nih. Dalam waktu 30 menit lo kesini sambil bawa pizza,burger,cola,ayam,mie,sama snack. Ga pake lama atau nggak gw bakal nelpon tiara kalau lo baru jalan sama anna."-ucap jeje tanpa jeda dalam satu tarikan nafas.

"WOY BAMBANG!LO KIRA RUMAH KITA TETANGGAAN??LO DIUJUNG GW DIUJUNG BGST!!---"

Tut...

Panggilan itu pun langsung ditutup oleh jeje.

"wkwkwk punya temen anak sultan tuh ada faedahnya juga ternyata.."-kekeh jeje seorang diri. Jeje sebenarnya tau ia minta apapun pada athala pasti akan di turuti tanpa harus ada ancaman seperti tadi. Tapi karena jeje cuma mau ngerjain athala aja jadinya kek begitu. Emang sifat songong jeje sudah mendarah daging.

Jeje hampir lupa bahwa di tengah meja makannya ada buku diary itu. "gw simpan dimana ya?kapan bisa gw baca?degdegan gw tuh!"

Jeje akhirnya memutuskan untuk menyimpan buku diary itu dibawah bantalnya,kali ini ia tunda dulu untuk membacanya.

Setelahnya jeje berjalan ke depan terasnya ia duduk disana menikmati angin malam menusuk tulangnya. Bahkan malam terasa sangat sunyi karena sepi,ayolah apa tidak ada yang mau menemaninya malam ini?bahkan sesosok hantu pun?malah athala masih lama pula.

Kadang jeje suka heran sendiri gitu,nih rumahnya itu bisa dibilang ga kecil. Tapi mama dan papa nya ga mau nyewa jasa ART ataupun satpam buat bantu-bantu bersihin rumah. Kan jadinya gini kalau rumah sepi jadi sepi banget. Ya palingan papa nya cuma nyewa jasa supir satu orang doang buat dia sendiri.

Menunggu athala membuatnya mengantuk dan berakhir jeje yang ketiduran di teras dengan bersandarkan dinding.

****

"jadi gimana juna?dimana buku diary nina?"-tanya raka dengan sangat tegasnya. Membuat juna terkejut di tempatnya. Ia sangat takjub melihat raka yang bahkan terlihat sangat sehat tidak seperti dulu.

"ada di andrew tapi sudah di ambil.."

"sama siapa?"-sela farel.

Juna sangat bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan keluarga im. Ia melihat ke arah reina yang juga sama bingungnya dengan gerry. Mereka bertiga sedang ada di rumah keluarga im karena panggilan dari farel yang meminta penjelasan dimana buku diary itu.

"kenapa kalian hanya diam?jawablah!"-desak axel.

Reina akhirnya menarik nafas kasar. "buku diary nya ada di ava sendiri."

He's returns (2) {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang