17

858 70 2
                                    

"kalian berdua pulang duluan aja!,gw ada urusan sebentar."-masih di parkiran kedai,ravael meminta izin pada kakaknya untuk tidak pulang bersama.

"inget ya jangan kemaleman,pulang malem jangan harap gw atau jeva buka pintu buat lo!"

Ravael pun hanya menanggapi dengan gaya hormatnya dan langsung turun lagi dari mobilnya. Ya untung saja besok libur jadi ya pulang malam sedikit tak masalahlah masa bodo dengan omelan argan. Ravael berdiri memerhatikan kedai itu dari luar,dikepalanya terlintas banyak kilas balik dan kenangan. Ravael terus menunggu sampai kedai itu akan sepi dan tutup pada jam 10 malam.

"oma tasya lebih baik anda pulang!biar kami saja yang membereskan."-ucap salah satu karyawan tasya,sejak beberapa tahun terakhir usaha kuliner yang ia rintis kian berkembang dengan pesat. Umurnya sudah senja sama seperti raka tapi semangat hidupnya masih ada.

"bunda, apa alex sudah dijalan?sebentar lagi akan turun hujan."-ucap jingga yang ternyata masih setia mendampingi tasya. Ya jingga menjalani hidupnya bersama riko setelah 3 tahun ava pergi.setelah menikah riko mencari pekerjaan lain dan jingga masih tetap menemani tasya dikedai ini. 

"apa mau jingga dan riko saja yang antar bunda?"

Belum sempat tasya akan menjawab tapi suara dering pesan dari handphone tasya membuat fokusnya teralihkan. Pesan dari alex.

"alex tidak bisa menjemputmu?"-terka jingga disampingnya. Tasya mengangguk. "yasudah biar jingga aja yang antar bunda pulang."

"tidak usah jingga,bunda mau jalan kaki aja."

"nanti kalau bunda capek gimana?ga baik ini dah malam loh bun.apalagi sedang hujan."

"bunda mau..waktu sendiri jingga."

Mendengar itu mau tak mau jingga membiarkan tasya untuk berjalan pulang sendiri. Meskipun dengan hujan tasya masih bisa berjalan dengan menggunakan payungnya. Banyak sekali orang-orang yang berlalu padahal ini sudah malam.

Tanpa tasya tau ada ravael yang mengikutinya perlahan di belakang.

"apa kau tidak takut berjalan sendirian di jalanan yang sepi ini oma?"

Tasya menegang saat suara dari belakang menyapa indra dengarnya.apa ada yang mengikutinya?tapi suara ini sangat tidak asing dalam ingatannya.

"aku bukan orang jahat...aku ravael."

Mendengar sebias suara itu tasya menoleh ke belakang tepat dimana ravael berdiri basah diguyur hujan.

"ava im?"-tasya sontak menyebutkan satu nama itu dengan sekujur tubuhnya yang gemetar.

Ravael menggeleng. "bukan im Tapi Ava thio. Nama ku ravael Thio......apa kabarmu mama anastasya rosella."

Malam ini tasya kembali merasakan halusinasi,ia beranggapan bahwa sosok didepannya ini hanyalah halusinasinya. "aku bukan halusinasi."-jawab ravael yang entah kenapa itu bukan dibawah kendalinya.

Hampir saja tasya akan menjatuhkan payungnya tapi ravael langsung menangkap payung itu dengan cepat kalau tidak mungkin tasya juga akan ikut terguyur hujan.

Singkat perkenalan sekarang mereka berdua ada di sebuah cafe yang tak jauh dari sana yang masih buka.

"saya hanya bungkam karena melihat ava ada dihadapan saya, setelah mengingat lagi kenyataan yang ada."-ucap tasya sementara ia mengaduk tehnya.

"skenario apalagi yang Tuhan rencanakan?tapi saya sangat bahagia Tuhan mengizinkan kita bertemu lagi di waktu yang berbeda."-gumam tasya yang sebenarnya ravael mendengarnya,mereka berdua duduk berhadapan dengan ravael yang terus melihat ke arah jalanan. Ia sendiri tak tahu mengapa ia ingin sekali bertemu dengan tasya.

"bagaimana kabar Pak Raka im?"

Ya mungkin ini tujuannya,menanyai kabar keluarga itu.

"abu-abu. Bahagia tidak sedih juga tidak."

"apa kamu mau mengunjungi keluarga im?"-tanya balik tasya.

"aku tidak yakin dan belum siap."

"mengapa kamu tidak yakin dan belum siap?"

Ravael menghela nafasnya sebentar dan melanjutkan perbincangannya."aku dilahirkan lagi sebagai anak keluarga Thio,apa reaksi keluarga ku saat tau anak mereka adalah sosok kedua dari seorang anak lelaki yang pernah hidup 18 tahun yang lalu. Dan apa reaksi dari keluarga im saat tau anak mereka yang 18 tahun lalu pergi kini ada dan datang ke hadapan mereka."-jeda ravael. "saat itu semua terjadi,aku harus bagaimana?ava pergi dengan meninggalkan banyak luka dan masalah yang ia sendiri tidak tahu selama masa hidupnya."

"masalah?"

"ava sama seperti manusia yang lain,ia berdosa dan mungkin dilahirkan kembali untuk mengetahui dan mengatasi semua masalah itu."

Ravael meremas celananya kencang sambil menunduk."boleh aku bertanya?"

"apa?"







"apa alex....mendapatkan karmanya?"


***

Reina yang sedang merajut di ruang keluarga bersama dengan satu teman lamanya.

Vania

"ini buat kamu van."-reina menyerahkan satu saput tangan rajutannya pada vania. Vania hanya tersenyum menerima saput tangan itu. Ia sudah mendengar cerita reina tentang anak remaja yang katanya seorang ava.

"apa ava masih ingat aku ya rei?"

"mengapa kamu tanya itu?pasti ava masih ingat kamu,kamu kan sahabat baiknya."

Vania tersenyum kecut mendengar itu. "iya,seorang sahabat,bodohnya aku menjalani status sahabat dengan rasa yang berbeda."

Reina menghentikan aktivitas rajutnya mendengar hal itu,bisa dibilang hidup vania tak seindah dulu. Dulu mungkin ia seorang gadis cantik,pintar dan dikagumi banyak lelaki. Tapi sekarang keadaan berbanding terbalik,ia sekarang seorang janda yang ditinggal mati dengan keadaan lumpuh karena kecelakaan. Sebuah tragedi tragis yang merenggut kebahagiaannya.

Dan satu lagi,reina menyimpan satu rahasia yang sampai sekarang hanya reina seorang yang mengetahuinya.

"jangan lihat lagi masa lalu van,hidupmu terlalu berharga untuk meratapi kesedihan ini. Semua rencana tuhan itu akan indah pada waktunya."

Hidup vania benar-benar sepi,yatim piatu,tidak memiliki anak. setelah kecelakaan 5 tahun yang lalu hanya keluarga reina yang masih mau merentangkan tangan pertolongan padanya.

Reina sebenarnya iba pada vania tapi ia tau sahabatnya ini tak suka dikasihani.

"van aku ke dapur dulu ya,mau angkat panggangan kue di oven."

Reina pun beranjak ke dapur tapi sebelumnya ia melihat vania sebentar dengan menatap satu bingkai foto. Foto nya berdua dengan ava saat SMA dulu yang memang sengaja ia pajang diruang keluarganya.

"kenapa sih va,kenapa kamu sukanya sama andara?coba aja kamu suka sama vania. Hidup kalian berdua pasti sekarang akan bahagia. Dan.....aku dengan yang lain ga harus jatuh ke lubang bernama kehilangan."

Reina pun berjalan ke dapur tapi sesosok bayangan itu datang ada dihadapannya.

Reina mematung ditempatnya. Ia tidak halusinasi kan?mengapa ava ada dihadapannya?ini benar-benar ava bukan jeje.














"maaf reina,aku tidak pernah menyangka ini semua.rasa bersalahku pada vania tidak pernah hilang bahkan sampai sekarang."










Bersambung....

He's returns (2) {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang