Bonus

1.2K 85 15
                                    

Zurich,swiss

10 years later...

2053

Suara derap langkah kaki terdengar di lorong, seorang pria dengan usia matangnya lengkap dengan baju rapi yang mampu membuat semua mata menjadi fokus padanya.

Ravael Jevon Thio, lagi dan lagi ia harus datang kesini dengan panggilan masalah. Iya, dia datang ke sekolah anaknya yang katanya selalu bertengkar dengan anak kelas lain dan keributan apa lagi yang anaknya perbuat?

Clekk

Jeje masuk ke ruangan konseling itu. Bisa ia lihat anaknya yang berdiri sambil menunduk saat melihat kedatangannya. Lengkap dengan seorang anak perempuan yang juga sepertinya menjadi korban kenakalan anaknya.

"selamat datang Tuan Thio, maaf menganggu waktu anda. Silahkan duduk."

Jeje mendudukkan dirinya dan menunggu penjelasan dari guru yang ada dihadapannya.

"Begini Tuan Thio, putra anda sebenarnya tidak membuat masalah kali ini." jeje bingung,kok bisa?biasanya anaknya akan jadi tokoh utama dalam membuat masalah. Sebelum melanjutkan pembicaraan, bu jessie selaku Guru konseling meminta waktu kepada yang lain untuk keluar,termasuk anak jeje.

"Putra anda memang Hari ini telah bertengkar dengan kaka kelasnya, namun putra anda melakukannya karena ia melihat sebuah ketidak kebenaran di kantin tadi."

"apa?"

"dia melihat adik kelasnya yang dibully dan mungkin karena itu ia memukul kaka kelas yang membully adik kelasnya. Kami tidak akan menghukum putra anda lagi,tapi lebih baik ia belajar di rumah dulu untuk memberinya perhatian. Saya tahu anda adalah pengacara yang terkenal di kota ini, tapi anda harus memberi sedikit pengertian ke anak anda untuk tidak selalu menggunakan kekerasan."

Jeje yang diberi masukan cuma ngangguk,tanpa di kasih tahu ia juga tahu harus apa. Ternyata begini rasanya waktu dulu jefri datang kesekolah dimana ia membuat masalah. 

Setelah dirasa selesai berbincang jeje pamit pada guru konseling itu. Begitu keluar dari ruangan bukannya menghampiri anaknya jeje malah menghampiri gadis kecil yang korban bully tadi,sepertinya gadis ini bukan swiss tulen.

"kamu tidak apa-apa?"

Gadis itu mengangguk sangat lucu. Kenapa anak selucu ini dibully gitu,heran jeje.

"lainkali jika ini terulang kamu harus melawan. Jangan takut,nanti anak om bakal bantu kamu terus kok." ucap jeje membuat anaknya nyaris melotot mau protes. Dikira anaknya bodyguard anak orang kali ya.

"makasih om, tapi gausah nanti anak om jadi repot." jeje yang mensejajarkan tubuhnya ke gadis kecil itu mendongak kepala ke arah orang tua gadis itu. Lalu kembali melihat ke arah gadis itu.

"siapa namamu,hum?"

"Reya."

"nama yang cantik."

Lalu jeje pun sedikit berbincang pada orang tua gadis itu. Yang rupanya mereka orang indonesia yang juga tinggal di zurich,senang rasanya bertemu orang indonesia setelah 9 tahun disini.

Lalu akhirnya jeje menghampiri anak lelakinya, anak tunggalnya. "ayo pulang!" tapi anak itu masih belum melangkahkan kakinya.

"apa aku tidak dapat hukuman?" tanya anaknya.

"hukuman untuk?" tanya balik jeje. Membuat anaknya selalu bingung.

"aku memukul kakak kelasku." jawaban polos anaknya. Ia ragu anaknya sudah 10 tahun,pasti anaknya ini masih 5 tahun.g.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He's returns (2) {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang