31

789 53 0
                                    

"je,apa yang kamu lakuin?"

Baik jeva maupun sahabatnya yang lain sama-sama terkejut dengan apa yang sedang mereka lihat dimana jeje keluar dengan membawa satu kardus yang berisi satu barang yang jeva yakini itu adalah suatu barang yang penting.

"kamu tidak lihat aku sedang apa?"

Jeje pun melemparkan kardus itu ke hadapan jeva. "masih kurang jelas?"

Jeva pun langsung saja membuka tiga kotak kardus itu dengan mata membelalak begitu juga para sahabatnya. "kamu mau apakan semua ini?harusnya kamu simpan ini!"

Lantas jeje kembali merebut kardus yang baru saja akan jeva bawa masuk lagi. "aku sudah capek-capek membereskannya buat apa kamu bawa masuk lagi sampah ini?"

"Sampah?sampah kamu bilang?ini piala-piala dan penghargaan kamu,kenapa kamu mau membuangnya?"

Bahkan saat ekspresi wajah jeva berubah marah tetapi jeje masih sama,masih dengan wajah datarnya.

"masih nanya?tebak dong katanya pintar!"

Mendengar keributan diluar membuat jefri dan sandra dan juga argan yang baru saja pulang menghampiri mereka. Jeva pun kembali merebut kardus itu dan memeluknya sangat erat.

"kalian yang membuat skenario agar aku lupa tapi justru sepertinya kalian yang lupa. Untuk apa susah payah menyembunyikan kenangan kalau bukti kenangan nya saja tidak kalian singkirkan juga. Aku membuang semua ini untuk melupakan masa lalu,kenapa kamu menghalangi aku je?bukankah kamu juga ikut andil dalam membohongiku?"

Air mata jeva jatuh tanpa ia mau. Tapi yang ia lihat jeje bahkan tidak juga meneteskan air mata sama seperti dirinya.

"jangan menangis,harusnya aku yang menangis tetapi aku tidak mau. Aku lelah,jangan menangis dihadapanku!"

Tetapi tangis jeva semakin kencang,air matanya semakin deras tidak mau berhenti dan jujur untuk pertama kalinya untuk mark dan yang lain melihat seorang gadis jutek seperti jeva sekarang tengah menangis.

"kamu mendapatkan itu semua dengan kerja keras lantas apa kamu mau membuangnya begitu saja je?"-tanya argan kini mendekati kedua adiknya. Teras rumah mereka menjadi ramai orang namun diselimuti aura canggung.

Jeje menatap argan dan jefri bergantian. Tangan anak itu gemetar hebat,mati-matian ia menahan air mata. Tidak!ia tidak mau menangis,ia lelah.

"LALU APA BEDANYA DENGAN KELUARGA INI?!KALIAN MENYURUHKU BERHENTI PADAHAL KALIAN TAHU AKU BERLATIH SANGAT KERAS UNTUK MENGGAPAI ITU SEMUA!"

Jeje terus menatap satu persatu keluarganya hingga kedua netra jernihnya menangkap satu sosok yang menarik perhatiannya. "mau apa kamu datang kemari?mau menghancurkan impian ku lagi?"

Kara yang dimaksud menggeleng cepat,hatinya menyesal. Hanya karena masalah kecil ia telah merusak ketenangan satu keluarga.

"jangan marah-marah tidak jelas je!ayo masuk kita bicarakan semuanya."-jefri akhirnya membuka suara karena ia tidak mau kemarahan jeje semakin menjadi jika dibiarkan.

"apa lagi yang mau di bicarakan?aku sudah muak dengan semuanya. Mengapa kalian selalu egois padaku?"

Kesal,perasaan kesal akhir-akhir ini selalu mendominasi hati jeje. Ia pun masuk ke dalam kamarnya tanpa sepatah kata tapi disini masih ada kara.

"izinkan kara memperbaiki semuanya."-tak ada jawaban dari sandra ataupun jefri tapi argan menyetujuinya. Argan juga menghampiri adiknya itu.

Meninggalkan beberapa anak muda yang masih terpaku di tempatnya.

He's returns (2) {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang