"Kamu tau mulai dari mana?"
"Eumm...," aku segera merapihkan baju yang berserakan.
"Semua baju ini mau kotor?,"
Andrew yang duduk dekat pintu hanya mengangguk.
"Kamar ini sangat gelap, kamu selalu biasakan setiap bangun tidur buka hordengnya, agar cahaya matahari masuk," ucap ku entah di dengar atau tidak. Aku membuka jendela agar angin luar masuk kedalam.
Aku membuka semua seprai akan ku cuci nanti, aku menggantinya dengan yang baru. Kubuka lemari, lemari terlihat agak kosong karna bajunya berserakan dimana-mana.
Aku membawa pakaian dan sprei yang kotor menuju ruang laundry, aku mengambil sprei baru dari ruang laundry.
Selsesi memasang sprei baru aku merapihkan meja yang banyak aksesoris yang tidak terpakai, parfume kosong berserakan di meja, kabel charger, kabel earphone.
"Kalau sudah tidak terpakai buang saja," ucapku. Andrew hanya melihatku berdiri dibelakangku.
Meja sudah selesai aku beralih ke balkon kamar Andrew, berdebu dan ada beberapa daun kering.
"Kamu harus sering membersihkan balkon ini, setidaknya seminggu sekali, karna, tidak setiap hari aku atau Bi Mirnah keluar masuk kamarmu, karna kalau bukan kamu siapa lagi?," Ucapku sambil tersenyum.
Aku membersihkan kaca dan terdahulu, menyapu balkon dan juga kamar, lalu mengepel. Disaat sedang mengepel kamar, Andrew tiduran ditempat tidur sambil melempar bola kecil keatas.
"Kok bisa sih cowo kayak lu bisa beresin rumah?,"
"Kamu juga bisa," ucapku masih mengepel.
Tidak ada percakapan sampai aku selesai mengepel kamar Andrew.
"Kamu terjebak, jangan turun dari tempat tidur, lantai masih basah, nanti kamu kepeleset." Ucapku meninggalkan kamar Andrew.
Tanpa menunda lagi aku langsung mencuci pakaian kotor.
***
Jam 6 sore aku selesai mencuci tinggal menjemur,
"ahhh... untung saja ada mesin cuci, jadi aku bisa tinggal cuciannya sambil menyapu halaman depan," ngomong sendiri.
Selesai menjemur aku menuju kamarku, terlihat pintu kamar Amdrew terbuka lebar, aku mengintip sedikit kamar Andrew, terlihat disana Andrew tertidur pulas, aku menutup pintu.
Sehabis mandi, aku memakai baju tidur dan mengeluarkan semua tugas yang ada, aku mencari ponselku, diponsel baru ku terdapat beberapa notice telfon 33 misscall dari Dodi dan 5 misscall dari Pak Raihan.
"Tunggu dulu...," aku melihat ponsel baruku ada yang aneh, "aku belum memindahkan kontak Dodi ke hp baru," ngomong sendiri.
Aku membuka laci mejaku disitu ada ponsel lamaku, "mati?," Aku bingung, aku nyalakan hp lama ku terdapat tulisan 'no sim' pada lambang sinyal.
"Gua yang pindahin," ucap Andrew mengagetkanku.
Aku terkejut, "t..tuan, tapi kupikir hp lamaku...,"
"Teknologi semakin berkembang. paham?," Ucap Andrew memotong pembicaraan ku, dia bersender didepan pintu sambil melipat tangan didadanya, lalu meninggalkanku.
Ponselku berdering.
"Hallo,"
"Hei Evan, aku akan kesana kita makan malam diluar, ajak Andrew juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...