Kami tiba dirumah pukul 3 sore, seharian Pak Raihan mengajak ku ke mall untuk belanja bulanan dan membelikan ku beberapa pakaian baru, disana aku sempat menolak tetapi Pak Raihan selalu bilang "ini amanah dari Pak Arnold" lebih lagi, aku juga di belikan ponsel baru yang ada buah apelnya katanya sih keluaran paling baru yang kameranya 3, jujur aku tidak bisa menggunakan ponsel tersebut lebih baik aku pakai ponsel robot hijau.
"Ahhh cape banget" ucap Pak Raihan duduk disofa ruang tamu.
"Maaf yah Pak Raihan aku merepotkan,"
"Ahh ngapain minta maaf, lagi pula saya yang mengajak,"
Aku hanya diam,
"Ah iya hampir lupa, ini ponsel mu, didalamnya sudah terdapat nomor Pak Arnold dan saya, so kamu tinggal menggunakannya"
Aku masih terdiam.
"Jangan bilang kamu tidak bisa menggunakannya?"
Aku mengangguk pelan
"Seriusan?!" Tarik nafas "sini saya ajarin,"
Pak Raihan mengajarkan caranya, menggunakannya sama saja seperti ponselku, hanya saja layarnya terlalu besar.
BRAK
Entah bagaimana Andrew membuat suara dari kedatangannya, tapi tumben dia pulang jam segini, biasanya malem.
"Lho, katanya pulang malem?" Tanya Pak Raihan.
Andrew menaikan kedua pundaknya sambil berjalan menuju kamarnya
"Eum pak, tapi hp ku juga masih bisa di gunakan,"
"Iya saya tau, tapi ini amanah dari Pak Arnold"
Terdengar suara pintu kamarnya tertutup dengan kencang.
"Ah aku hampir lupa, aku belum membuat makan malam,"
Pak Raihan menahan tanganku
"Tidak perlu, nanti kita makan malam diluar saja," ucap Pak Raihan "tidak ada penolakan." lanjutnya
***
Malamnya kami berada disebuah restouran yang lumayan mewah dan dulu aku sempat mendaftar pekerjaan di sini, tetapi tidak diterima.
Dan yah, makan malam ini bertiga, Pak Raihan, Andrew dan aku. Entah kapan Pak Raihan mengajak Andrew ketika tadi mau berangkat makan malam, aku melihat Andrew dan Pak Raihan didepan pintu, dan jujur, kali ini aku sedikit tertarik dengan penampilan Andrew, kemeja putih yang dia gunakan begitu pas dibadan atletisnya.
"Evan, kamu mau makan apa?" Tanya Pak Raihan sambil memberi buku menu.
"Eumm..." aku melihat menu dan sedikit bingung, "pesananku sama dengan Pak Raihan saja" ucapku, aku memberikan menunya pada Andrew.
Selesai Andrew memesan, kini kami menunggu pesanan kami, tidak ada pembicaraan diantara kami.
TRING. ponselku berbunyi
DODI
VanEVAN
Iya Di?DODI
Lagi apa?EVAN
Lagi makan nih.. ada apa Di?DODI
Ehh aku ganggu yah? Sorry sorry Van, yaudah lanjut aja dulu makannyaEVAN
Ngga kok Di, biasa aja Di"Eh, hp kamu yang satu lagi dimana?" Tanya Pak Raihan, Andrew melihat ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...