HAY GUYS!. Harusnya aku up part ini besok atau engga 2 hari kedepan 😉
Tapi, berhubung hari ini hari spesial aku (uhuy🌝) jadi aku kasih part ini sebagai hadiah buat kalian 🥳.
Terima Kasih yang selalu support aku!!💪💪, kalian the bestlah pokoknya!!! ❤❤❤💕💕. Happy Reading! 🤗🤗
----
Aku menceritakan semua masa laluku pada Pak Arnold dan dia turut sedih atas apa yang aku alami pada kejadian dulu, bahkan dia mau melaporkan ayah angkatku pada polisi, tapi aku memintanya untuk tidak melakukan hal itu.
Kami terdiam beberapa saat,
"Ah sudah saatnya saya pergi kekantor," ucap Pak Arnold berjalan menuju kamarnya.Tak beberapa lama Pak Arnold memanggil Andrew,
-ANDREW POV-
"Andrew!," Panggil Pak Arnold
"Ada apa pah?," Gua menghampiri ayah dikamarnya
"Kamu lihat jam tangan yang biasa papah pakai?," Tanyanya
"Aku ngga tau yah, coba cek di laci meja, barang kali ada disitu,"
"Lho semalam papah terakhir menaruh di meja ini, dan masa hilang?," Ucapnya.
"Ada apa?," Tanya Cintya
"Papah lupa taro jamnya,"
"Papah tidak lupa Drew, papah yakin terakhir taruh di meja ini," ucapnya
Entah dari kapan Cintya mengambil tas sekokahnya lalu menunjukan kepada ayah isi dari tasnya.
"Mengurangi pikiran om, namanya juga manusia pasti ada rasa was was, tasku tidak terdapat jam tangan Om," ucapnya.
"Ya saya percaya kamu Cintya," ucap ayah, lalu ayah melirik kearah gua
"Apa?, tasku juga, apa kita harus cek kamarku juga pah?," Pinta gua, kami berjalan menuju kamar gua
"Tidak ada pah, masa iya aku ambil jam papah, buat apa juga," ucapku, ayah melihat ke arahku, "arrggh baiklah," aku mengambil tas sekolah ku lalu membuka semua isinya. "See pah?, gak ada pah, lagi pula bisa membelinya yang baru," ucap gue kesal
"Tidak, papah rela kehilangan jam tangan yang lain, tetapi jam tangan yang hilang sekarang ini ayah tidak rela," ucapnya
-EVAN POV-
Aku mendengar keributan dari kamar Andrew, aku dan Bi Mirnah saling tatap tatapan lalu kami berjalan menuju kamar Andrew. Terlihat disana Pak Arnold sedang mencari sesuatu.
"Ada apa non?," Tanya Bi Mirnah pada Cintya.
"mm, cari jam tangannya om..." ucapnya sambil melipat tangannya di dada "..hilang," lanjutnya sambil berbisik pada Bi Mirnah.
"Astaga non, kenapa bisa hilang, perasaan ngga ada orang asing yang masuk kerumah," ucap Bi Mirnah
"Maling tidak perlu orang asing Bi, sini aku kasih tahu," ucap Cintya merangkul Bi Mirnah dan membisikinya, "kadang orang yang sudah kita anggap sebagai saudara sendiri aja bisa jadi dia bermain dibelakang kita," ucap Cintya sambil melirik lirik kearahku. Aku tidak mengerti apa maksudnya.
"Gimana pah?, udah ketemu?," Tanya Andrew.
"Belum Drew," ucap Pak Arnold, "aduhh bagaimana ini kalau hilang!," Lanjutnya.
"ehem, ehem.." Cintya suara seperti batuk tapi dibuat buat, "aku sebenarnya tidak enak berbicara seperti ini, tapi kita coba bagaimana kalau kita cek seluruh ruangan yang ada disini, jangan ruangan dulu deh, simple saja seperti aku tadi tas sekolah misalnya," ucapnya yang membuat Pak Arnold mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...