27.

1.3K 97 26
                                    

Hay Guys selamat malam.
Cuma mau bilang Happy Valentine (bagi yang punya pasangan) makan coklat secukupnya aja, nanti diabet :), canda diabet.

Yang masih single. Yuk. Pelukan sama guling masing-masing :")

(Aku pun juga pelukan sama guling🙂)
.
.
.
.

"Andrew? Tumben kamu kesini?" Tanya seorang siswi-teman kelas Evan.

Andrew masuk kedalam kelas terlihat Evan yang sedang merapihkan buku-bukunya sambil tertawa bersama teman-temannya.

"udah selesai?," terkejut Evan mendengar suara dingin dari Andrew, seketika mereka terdiam, Begitu pun dengan Dodi yang sedikit terganggu kedatangan Andrew tiba-tiba.

"Andrew?, kamu kenapa kesini?, kamu bisa tunggu...."

"Cepat masukin buku-bukumu,"

Sudah selesai, Andrew langsung menarik Evan dengan cepat keluar kelas. Terlihat langkah Andrew yang lebar tidak simbang dengan larian kecil Evan yang terlihat engos-engosan.

"Andrew!" melepas genggamannya yang terasa sakit dipergelangan Evan.

"Kamu kenapa sih?, ada masalah apa?, cerita sama aku,"

"Cepat pake helmnya,"

"Kamu kenap...."

"Cepat naik"

Selama perjalanan pulang tidak ada komunikasi dari mereka. Andrew membawa Evan pergi entah kemana tujuannya.

Beberapa saat kemudian mereka sampai pada sebuah taman yang sangat ramai, Evan saja baru pertama kali ketempat ini, ada sunset yang menurutnya indah, sampai dia lupa bahwa tadi Andrew sedang tidak enak mood.

Andrew memegang tangan Evan, terlihat wajah Andrew yang murung.

"Aku sebenarnya ga mau kamu dekat dengan Dodi,"

"Eh.. kenapa?, dia ga apa-apain aku,"

"Yaaa, aku engga mau aja, gak boleh, aku ngelarang kamu,"

"An..drew, kamu kenapa tiba-tiba jadi posesif begini?,"

"Kenapa?, emang ga boleh aku sayang kamu?,"

"Iya.. tapi ga gini juga And...,"

BUG. Andrew memeluk Evan.

"Pokoknya aku larang kamu dekat-dekat dia lagi, se.la.ma.nya. kalau kamu mau ke kantin bareng aku jangan sama dia lagi, please Evan...," pelukannya mengerat.

"Ta...tapi kenapa Andrew, aku ga ngerti nih... kamu jelasin ke aku kenapa??,"

Andrew melepaskan pelukannya, menggandeng tangan Evan menuju tempat duduk yang berada disekitar taman.

"Asal kamu tau. Dodi itu dia teman baik ku waktu kecil,"

Evan sedikit terkejut

"Aku iri sama dia, dia selalu terdahulu mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku mau mainan mobilan, dia selalu yang pertama dapat, aku mau sepatu baru, dia masih yang pertama. Aku mau ini, itu, apa pun, dia selalu menjadi yang pertama. Aku merasa dia ingin lebih dariku. Bahkan waktu kita SMP dia mengambil seseorang yang aku suka."

"Aku mulai membencinya saat dia menyakiti orang yang aku sayang. Dia putus karna...." lanjutnya

Andrew terdiam,

"Karna apa Drew?,"

"Karna dia Gay. Aku... aku membencinya saat itu aku menjauhinya, karna.. karna aku ji.. gak mau berteman dengannya lagi."

An AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang