18.

1.7K 113 24
                                    

Sudah 2 minggu aku kembali sekolah semua terasa normal kembali, teman-temanku yang jaga-jarak denganku kini sudah seperti biasa lagi, kecuali Dodi dia seperti biasa selalu ada begitu pula teman-temannya Dodi.

Sifat Andrew juga semkain protektif, entah apa yang membuatnya berbeda. Dari sifatnya itu membuatnya terlihat lucu, dan aku merasa semakin lama aku semakin nyaman dengan tingkahnya.

Setiap malam Andrew selalu main dikamarku, sedang belajar atau main ponsel. Malam minggu ini seperti biasa aku mengerjakan tugas dan Andrew sudah masuk kekamarku dengan tugas-tugasnya,

"Evan," panggilnya "gua ga ngerti yang ini," aku mendekatinya,

"Yang mana?," tanya ku melihat bukunya, dia menujuknya asal, "yang mana?," tanyaku lagi, tiba-tiba Andrew menghirup dikepalaku, "ihh tuan Andrew, sudah aku bilang jangan seperti itu," ucapku melihat Andrew dia hanya tersenyum jahil, ya belakangan ini juga dia usil padaku,

"Yang mana yang mau ditanya?," tanyaku, dia menggeleng sambil senyum, aku hanya tersenyum malas.

Aku kembali ketempatku tapi Andrew menahanku, aku melihat wajahnya, matanya yang sendu itu...

BUG 'Andrew memeluku'

"Tu..tuan?," ucapku meronta pelan, Andrew menahannya,

"Biarkan seperti ini sebentar," ucapnya

"I..iya, tapi....,"

"Dodi boleh memelukmu, masa aku ga boleh," ucapnya,

Aku hanya pasrah, aku hanya membalas pelukannya, aku bisa merasakan nafasnya dileher, dia mengeratkan pelukannya,

"Kamu enak di peluk yaah," ucapnya yang membuat ku terkejut,

"Terima kasih yah Van, kamu mau balik lagi kesini, dan aku minta maaf soal kejadian itu, aku salah menilaimu," aku membalasnya dengan usapan dipunggungnya,

"Iya, gapapa tuan, lagi pula aku sudah melupakan kejadian itu," Andrew memperdalam pelukannya, aku makin merasakan nafasnya di leherku membuatku sedikit nyaman, Andrew memendamkan wajahnya dileherku, membuatku geli,

"Kamu wangi," ucapnya masih dengan posisi yang sama.

"Terima kasih buat semuanya Van, sekarang aku merasa nyaman berada dirumah, semenjak kamu datang," masih dengan posisi yang sama,

"Tidak perlu berterima kasih tuan, a..aku tidak melakukan banyak hal disini," ucapku,

"Banyak," ucapnya, "buatku banyak, kamu yang membuat aku berubah, kamu yang membuat aku merasa nyaman dirumah, kamu yang membuat aku ingin pulang cepat dari sekolah," ucapnya sambil menatapku, jarak muka kami hanya beberapa centi,

"Aku menyesal pernah melantarkan kamu," ucapnya memegang pipiku dan mengusap pipiku dengan ibu jarinya yang besar, "muka kamu kecil yah, aku mampu memegangnya dengan satu telapak tangan," ucapnya, aku hanya tertawa pelan,

"Kamu harus sering tersenyum dan tertawa seperti ini Van," ucapnya, "aku suka," lanjutnya sambil tersenyum, aku merasakan panas pada wajahku, (aku malu).

Andrew membawaku ketempat tidur, sekarang aku duduk dipahanya yang kokoh, kami saling berhadapan,

'KLIK' (suara pintu terkunci)
Aku binging bagaimana pintu terkuci?, sedangkan tidak ada yang menyentuh pintu kamar ini,

"Disetiap kamar memiliki tombol rahasia, kamu tidak mengetahuinya?," tanya Andrew, aku hanya menggeleng, jantung ku berdetak sangat cepat, Andrew mendekatkan ku padanya, lalu memeluku lagi,

"Kamu bikin nyaman Van," ucapnya, "aku suka," lanjutnya,

'Aku juga Drew' benakku

Andrew memendamkan wajahnya lagi di leherku, aku merasakan sesuatu yang geli dileherku, Andrew mengangkatkan kepalanya lalu mengusap leherku,

"Aku ganti," ucapnya sambil tersenyum,

"Apanya?," aku bingung

Andrew tertawa pelan, "memar dilehermu, aku yang membuatnya," ucapnya sambil tertawa pelan,

Aku menyentuh leherku, aku bingung meminta penjelasan pada Andrew,

Dia masih tertawa, "hahaha, itu namanya hickey," ucapnya masih senyum menahan tawa, "tanda kamu sudah dimiliki," lanjutnya.

"Dimiliki?, dimiliki siapa?," tanya ku bingung,

"Yang membuat hickey," ucapnya tersenyum menahan tawa,

Andrew memengang kedua tanganku, "sekarang kita membuat kesepakatan," ucapnya

"Kesepakatan?, apa lagi?," tanya ku bingung,

"Dengar baik-baik," ucapnya "1. Kalau kemana mana, kamu harus izin sama aku, 2. Kalau kamu butuh bantuan jangan sungkan bilang sama aku. yang terakhir ini paling penting," ucapnya mendekatkan wajahnya "jangan panggil aku TUAN lagi," ucapnya tajam.

Aku kaget, "ta..tapikan saya asistent tuan," ucapku

Andrew menggeleng, "gak, bukan, kamu bukan asisten lagi,"

"Mak..sud tuan?," Aku menjauh sedikit dari Andrew tapi Andrew menariku,

"Kamu harus menuruti kata-kataku," ucapnya tajam, "kamu harus tanggung jawab, kamu yang mengubahku sepeti ini," lanjutnya.

Andrew mengelus kepalaku lembut, "sekarang kamu miliku," ucapnya,

Jantungku benar-benar tidak terkontrol sekarang, detaknya semakin cepat. Andrew mendekatkan wajahnya aku hanya bisa memejamkan mataku. Aku merasakan sesuatu menpel dibibirku, aku membuka mataku terlihat Andrew yang juga memejamkan matanya sambil menggerakan bibirnya dibibirku, aku mengerti apa yang Andrew lakukan, aku kembali memejamkan mataku, aku membuka bibirku. Aku merasakan lidah Andrew yang bergerak didalam mulutku, begitu pun aku juga mengerakan lidahku.

Kami larut dalam ciuman ini, dan ini pertama-kalinya aku merasakan seperti ini, biasanya aku hanya melihat difilm barat. Kami berciuman lumayan lama, tangan Andrew yang sudah menjelajah seluruh tubuhku kini terhenti, begitupun dengan ciuman ini,

"Sekarang kamu miliku, tidak boleh ada orang lain yang melakukan hal tadi padamu, hanya aku yang boleh," ucapnya, aku mengangguk mengerti,

"Sekarang sudah malam, kita tidak akan bermain sampai jauh dulu, karna aku tau, kamu belom siap," ucapnya sambil turun dari tempat tidur,

"Sekarang kamu tidur, buku dan matras ini biar aku yang beresin," Andrew memposisikan aku untuk tidur dan menarik selimut untukku, aku melihat Andrew yang sedang membereskan buku dan matras, terlihat bukan seperti Andrew yang dulu. Begitu selesai, Andrew duduk dilantai, mensejajarkan pundaknya dengan tempat tidur, dia mengusap kepalaku pelan, kami saling tatap satu sama lain,

"Tidur yang nyenyak," ucapnya dengan diakhiri dengan kecupan didahiku, "besok pagi bangun jam 6, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat," dia mematikan lampu kamar dan keluar.
-
-
-
-
-
Hay, Thank you so much guys, for you that still stay reading this story, also vote and comment.

Sincerely

Author :)

An AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang