Aku masih berada dikamar Dodi, kita makan bersama, bermain ps bersama (walaupun aku ga bisa main ps) yang kalah akan di pukul bantal. Aku selalu kalah dan aku membalas pukulan bantal kearah Dodi
"Lho kok kamu pukul aku?," ucapnya sambil tertawa.
"Ya kamu dari tadi pukuk aku mulu, aku aja belom," ucapku diikuti dengan ketawa
"Kamunya payah kalah terus,"
'BUGH'
"Tuhkan, kamunya aja yang usil pukul aku,"
'BUGH'
"Ohh berani kamu yah,"
'BUGH'
Pada akhirnya kami bermain gebukan bantal dan berlarian seperti anak kecil di kamar, sampai aku lelah dan aku merebahkan diriku pada tempat tidur, Dodi pun menghampiriku dan kini dia berada di atasku dengan bantal yang masih di pegangnnya.
"Hhahaha, hah shudah Dhi, haah akhu lelah," ucapku sedikit ketawa lelah sambil melindungi mukaku dengan tanganku,
Banyak bulu bulu putih yang masih berterbangan dikamar Dodi, aku melihat Dodi di atasku yang engos-engosan, Dodi melepar bantalnya kesamping, dia menahan kedua pergelangan tanganku di kasur.
-AUTHOR POV-
Dodi menahan kedua pergelangan tangan Evan dikasur terlihat Evan yang lelah dan sedikit mengantuk, Dodi menaiki kedua kaki Evan dengan lututnya, Evan yang merasakan pun langsung melihat Dodi bingung,
"Dodi?," panggil Evan pelan,
"Sshh,"
Dodi mendekatkan kepalanya di samping kanan kepala Evan,
"Dodi?," Evan menggerakan badannya, tapi bisa ditahan oleh Dodi.
Nafas Dodi tidak bisa terkontrol kini nafsu sudah menguasai Dodi, dia menggesekan pinggulnya perlahan, "a..ah.." desahnya,
"Dodi hentikan!!", ucap Evan yang hampir menangis dia takut dengan apa yang Dodi lakukan,
"Sebentar sajaa... sshhh" bisiknya dengan suara yang bergetar, Dodi menggesekan pinggulnya sedikit lebih cepat
"DODIII!!!!" teriak Evan "akh.." Evan terkejut oleh tindakan Dodi yang menciumi leher Evan.
Evan menggelengkan kepalanya kini dia menangis, Dodi masih dengan perbuatannya,
"Hiks.." Evan menangis, air matanya mengenai dahi Dodi, seketika ia berhenti dia menaikan kepalanya perlahan, melepaskan tangan Evan, Evan langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya dan terus menggelengkan kepalanya.
"goblok... goblok...goblok," ucap Dodi dia keluar dari kamarnya, "GOBLOK!!" Teriaknya dari lantai bawah yang terdengar keseluruh rumah.
-EVAN POV-
"GOBLOK!!" Teriak Dodi dari lantai bawah yang terdengar keseluruh rumah.
Aku tidak berani untuk membuka kedua tanganku, aku tidak berani untuk berdiri aku masih dengan posisi merebahkan badanku, aku masih shock atas apa yang Dodi lakukan kepadaku, mengapa Dodi melakukan hal seperti itu padaku?, aku merasa berdosa sekarang!
Terdengar suara langkah semakin mendekat menuju kamar Dodi aku tidak tahu siapa yang berjalan mendekat,
"E..Van," panggil Dodi pelan dengan suara yang getar ketakutan "maafin aku Evan," lanjutnya, dia mengambil kedua pundakku memposisikanku duduk dipinggir tempat tidur, kini Dodi sejajar dengan lututku,
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...