⚠️⚠️EXPLICIT PART!. PREPARE YOUR HEART!!!⚠️⚠️
(bakalan absurd sih bacanya, tihati)
_____________________________
Pagi harinya Andrew mengajakku pergi, aku bahkan tidak tahu mau di bawa kemana. 2 jam diperjalanan Andrew membawaku, kita sampai kesuatu tempat yang sangat sejuk. Yap Andrew mengajakku kepuncak. Omong-omong, suasana yang sejuk dan juga pemandangan pegunungan yang indah ini favorite aku banget.
"Dah sampai," ucap Andrew
"I..ini, rumah siapa?," tanyaku
"Ini.. ah iya aku belom cerita sama kamu, ayah beli rumah ini sudah lama, kadang kalau ayah mau refreshing dia kesini," jelas Andrew, aku mengangguk, kami turun dari mobil, Andrew membuka bagasi mobil dan membawa tas kami kedalam rumah
"Baru masuk aja sudah bikin aku nyaman," ucapku.
Aku berjalan mengikuti Andrew, walau rumah ini terlihat rumah lama tetapi rasanya nyaman,
"Ini kamar kamu, kamar aku disebelah," ucap Andrew yang membuka pintu kamarku, dikamar ini terdapat jendela kecil yang langsung terlihat pemandangan pegunungan yang indah,
"Bagus yah?," tanya Andrew yang menghampiriku memelukku dari belakang, aku mengangguk, "kalau kamu mau tidur dulu silahkan," ucapnya
"Kenapa kamu ngajaknya hari ini, besokkan senin," tanyaku
"Sudah aku urus semuanya, kita izin sehari," jawabnya kemudian pergi kekamarnya,
Suasana sangat dingin, untungnya aku membawa jaket tebal, terlintas dipikiranku untuk membuat teh manis hangat, aku menuju kamar Andrew untuk menawarkan minum teh,
"Andrew kamu mau... ah!," aku dikagetkan oleh Andrew yang sedang mengenakan kaos dalam dan celana pendek berwarna hitam, aku mundur sedikit dari kamarnya, aku bersembunyi sedikit didepan pintu kamarnya,
"Kenapa Van?," Andrew menghampiriku didepan pintu dia bersender dan melipat tangannya didada,
Aku menunduk, "kamu mau teh hangat?," tanyaku lalu melihat ke wajahnya, dia terlihat sedang memikir sambil tersenyum. Terlihat tangan Andrew yang besar dengan ototnya.
"Boleh deh," ucapnya,
Aku mengangguk, "pakai jaketmu, disini sangat dingin," aku bergegas menuju dapur,
Teh hangat pun sudah jadi Andrew turun menuju dapur dia duduk di meja makan, aku memberikannya secangkir teh hangat.
"Terima kasih sayang," ucapnya sambil tersenyum.
Aku kaget mendengarnya, jantungku mulai tidak karuan,
"Nanti kamu juga terbiasa dengan panggilan itu," ucap Andrew lalu meminum tehnya,
Selesai meminum teh, Andrew mengajakku jalan tidak jauh dari sekitar rumah, disana banyak macam bunga beraneka warna, disertai pemandangan yang indah, aku suka tempat ini sampai aku tidak sadar kalau sedari tadi aku loncat-loncat dan berlarian kesana kesini,
"Kamu suka tempat ini?," tanya Andrew
Aku mengangguk senyum, "suka banget!," seruku,
Hari semakin gelap Andrew mengajakku kembali kedalam rumah, padahal aku masih mau menikmati suasana seperti ini.
"Kamu mandi gih, tadi abis lari-larian," ucap Andrew,
"Aku engga mandi deh, airnya dingin banget," ucapku,
"Ada air hangatnya kok," ucap Andrew dia berjalan menuju kamarku aku mengikutinya,

KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...