26.

1.2K 73 11
                                    

Kalian 😊. Aku sayang banget sama kalian yang masih ikutin cerita ini 🥰🥰. Sayang kalian 🥰🥰😍😍. Kira-kira kalo aku bikin cerita baru konsep ceritanya apa yah?.

Apa bikin S2 dari cerita ini?

Liat nanti deh. Happy reading Kalian 🥰🥰

________

"Andrew cepat bangun ini udah siang!"

"Euunghhh, 5 menit lagi..,"

"Enggak, enggak..." aku mendekatinya dan menggoyangkan badannya. "Kamu harus bangun sekarang,"

"Eungg.... emang sekarang jam berapa?" Tanya Andrew.

"jam setengah 6 Drewww.....,"

Andrew megang kedua pipiku sambil tersenyum dengan muka bantalnya, "bangunkan aku jam 6." Kemudian dia kembali tidur.

"And... Oke, tapi langsung bangun, aku mau nyiapin sarapan dulu,"

Aku menuju dapur, disana terlihat Bi Mirnah sedang menyiapkan sarapan,

"Pagi bi, aku bantu yah," Bi Mirnah menjawab dengan senyumannya.

"Den Andrew belum bangun Van?,"

"Belum bi, tadi udah aku bangunin, cuma dia bilang nanti minta bangunin jam 6,"

"Evan," ucapnya memegang pundak kananku, "kalau bibi boleh jujur, kamu itu orang kesekian kalinya yang datang kerumah ini, dan sudah banyak pemuda seumuranmu yang Pak Ardnold pekerjakan disini mereka hanya bertahan beberapa hari saja, paling lama 1 minggu."

Aku sangat terkejut mendengarnya, "apa mereka ditawarkan sekolah juga seperti ku Bi?,"

dia meengangguk.

"Dan selama itu juga Den Andrew tidak ada perubahan, bahkan ada yang dia bentak dan hari itu juga asisten tersebut langsung keluar dari rumah ini,"

"Yaah bibi cuma mau bilang terima kasih sama Evan, karna sudah mengembalikan Andrew seperti dulu lagi, dia juga sudah bibi anggap sebagai anak bibi,"

Aku memberikan senyuman terbaiku

"Dulu, ada teman kecilnya den Andrew, mereka kemana-mana selalu berdua dan bibi melihat mereka itu seperti anak kembar. Keakraban mereka membuat orang-orang berfikir kalau mereka itu anak kembar, dulu dia tinggal disebelah rumah ini, tapi sekarang sudah pindah semenjak mereka masuk SMP, bibi lupa namanya siapa yah,"

Aku masih penasaran siapa orang yang dibilang Bi Mirnah.

"Ahhhh namanya itu...."

"Van!," Suara Andrew yang berat membuatku terkejut, begitu pun Bi mirnah.

"Kau bahkan lupa membangunkanku" Lanjutnya

Aku melihat jam dinding
"Jam belum menujukan pukul 6," ucapku

Andrew hanya duduk dimeja makan sambil memainkan ponselnya, dan dia sudah rapih memakai seragam sekolah.

Kami pun berangkat sekolah menaiki motor Andrew, sedari tadi sarapan Andrew tidak banyak bicara auranya sangat dingin, aku pun menanyakan keadaanya dia hanya jawab "gapapa". Sepulang sekolah nanti aku akan membahasnya.

Dikelas pun baru setengah siswa yang datang termasuk Dodi dan kedua temannya,
"Hiyaaahhhh aku duluan yang datang, kamu telat!" seru Dodi.

"Yaaa tapikan otak duluan dia dari pada bos," ucap Adit.

"Otak gue lebih duluan dari pada kalian,"

An AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang