Sekolah hari ini pulang cepat dikarenakan ada rapat guru, seperti biasa aku menunggu ojol di depan gerbang sekolah
"Yuk Van....," Ajak Dodi
TIIIIIIINNNNNNNN 'mobil Andrew'Bersamaan mereka tiba didepanku.
"A..t..terima kasih Dodi, t..tapi aku sudah ada janji, lain kali yah Dod." ucapku.
Dimobil tidak ada pembicaraan dari antara aku dan Andrew.
FLASHBACK-jam istirahat kedua.
Aku berjalan menuju toilet, terdengar suara beberapa perempuan berjalan melewati toilet.
"Aku sebal dengan Andrew belakangan ini," ucap seorang perempuan.
"Ada drama apa lagi kalian?," Tanya perempuan yang lain.
"Belakangan ini, dia gak mau jalan sama aku, kalian taukan biasanya berangkat dan sepulang sekolah selalu sama dia, jangankan jalan deh, anter aku pulang aja engga," ucap wanita tersebut.
"Cintya Wernindy," ucap perempuan lainnya, "kamu sabar aja, mungkin dia sibuk sedang mengurusi sesuatu, kamu taukan kalau bokap dia lagi di German, mungkin dia sedang mengganti urusan ayah disini," lanjutnya.
"hmm.. tapi aku sebel aja sama dia, chat juga kalau nanyain sesuatu yang itu-itu lagi, aku kan bosen," ucapnya.
"Gue tuh udah sering denger drama lu Ty, tenang aja dia pasti balik lagi." akhir dari percakapan.
-CURRENTLY-
'Haruskah aku tanya?' Benakku
"eummm..., tuan," ucapku pelan, dia hanya menaikan alis kirinya. "eumm.. belakangan ini, tuan tidak bareng sama pacar tuan?," Ucapku pelan.
"Tidak," ucapnya datar memandang kearah depan.
"Oh..." ucapku pelan. "Maaf kalau saya lancang." lanjutku.
Setiba dirumah aku langsung menuju kamar, ganti baju dan melakukan pekerjaan rumah, cuci piring bekas sarapan tadi pagi, menucuci pakaian, menjemur, menyetrika baju, dan menyapu halaman depan. Andrew langsung masuk kekamarnya mungkin tidur.
Aku mau menyuci baju, tidak terlalu banyak, karna hanya ada aku dan Andrew dirumah. Aku mencuci baju sekitar 1 setengah jam.
Selesai mencuci baju aku membawa ember bertumpukan baju untuk dijemur, saat aku berbalik untuk keluar dari ruang laundry, aku terkejut oleh Andrew yang berdiri sambil melipat tangannya berseder di pintu.
"ASTAGA!." Ucapku kaget, untung saja embernya tidak jatuh.
"Kenapa?," Tanyanya datar.
"Tuan mengejutkanku,"
"Gua gak ngapa-ngapain."
Aku keluar untuk menjemur pakaian, Andrew mengikutiku. Disaat aku menjemur terlihat Andrew yang sedang duduk sambil membuka majalah.
Tidak sampai setengah jam aku selesai menjemur pakaian.
"Ah... selesai," ucapku tanpa sadar.Andrew menurunkan majalahnya melihat kearahku.
Aku berjalan menuju tempat ruang setrika, Andrew pun masih mengikuti ku.
Aku mempersiapkan semua baju untuk di setrika. Terdapat Andrew yang duduk sedang membaca majalah.
Setelah kurang lebih 2 jam aku menyetrika kini aku harus menyapu halaman depan,
"Eh...," aku sedikit terkejut saat melihat Andrew yang tertidur dengan majalah yang menutupi mukanya, tanganya terlipat di dada. Aku menghampirinya, mensejajarkan tubuhku pada kursi tersebut. Aku menyentuh pundaknya yang berotot untuk membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomanceKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...