Selesai menjemur Andrew menggandengku kekamarku, disaat itu aku ingat ada beberapa pr yang aku harus kerjakan untuk besok. Aku duduk di tengah-tengah tempat tidurku, Andrew sedang merebahkan badanya disebelah kananku.
"Eungg, Evaaannnn," ucapnya mendekatiku, menaruh kepalanya di pahaku dan manarik tanganku yang sedang menulis,
"Ah... Andrew aku lagi nulis," ucapku menarik tangan ku kembali,
Sifat manja dan jahil Andrew kadang membuatku terganggu di saat seperti ini. Dia memasukan tangannya kepaha melalui lubang celana pendekku,
"Andrew diam sebentar, aku lagi ribet disini,"
Andrew bangun dari posisinya dia duduk dibelakangku tangannya memelukku dan menaruh kepalanya di pundakku,
"Evan...,"
"mmm,"
"Kamu serius banget sih?," tanyanya "kita main yuk aku bosen," ucapnya,
"Sebentar yah Drew, ini sebentar lagi selesai, mending kita kerjain pr bareng, dari pada kamu gak ngapa-ngapain," ucapku masih fokus pada pr-pr ku,
"Hmmmm," Andrew mendengus, melepas pelukannya lalu berjalan keluar dengan lunglai menuju kamarnya.
Sekitar satu setengah jam aku selesai mengerjakan pr ku, mumpung masih sore dan ada waktu aku kekamar Andrew bermain dengannya,
TOK
TOK
TOKAku membuka kamarnya dan disana terdapat Andrew yang sedang main hpnya, aku mendekatinya duduk disampingnya menyandarkan tubuhku diheadboard tempat tidur. Aku mengelus pelan kepala Andrew, dia menaruh hpnya dan dengan cepat dia mendekatiku seperti merangkak, wajah kami hanya berapa centi, lalu Andrew duduk didepanku masih melihatku,
"Apa?," ucapku, dia menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum. Andrew merapihkan rambutku yang menutupi dahiku, aku baru sadar rambutku sedikit panjang,
"Rambut kamu panjang," ucapnya
"Iya, besok sepulang sekolah aku kepangkas rambut..."
"Jangan!,"
"Kenapa?,"
"Bagus," jawabnya singkat,
"Ck, engga ah, nanti aku malah ketauan guru bk malah...,"
"gak!, nanti aku bilang ke dia kalau aku melarangnya untuk memangkas rambutmu," ucapnya serius,
"Andrew, jangan segitunya juga, aku malah ribet punya rambut panjang, menggangguku," ucapku
"Tapi...," ucapnya terhenti, "tapi aku suka kalau membayangkan kamu punya rambut panjang, terlihat lucu," ucapnya,
"Gak, aku engga suka, ribet, gerah" ucapku
Andrew hanya mengangguk dan mendekatkan wajahnya padaku, "fuck off rambut panjang atau pendek," makin mendekat, "yang penting aku sayang sama kamu," ucap Andrew,
Dia menciumku dibibir berusaha untuk membuka mulutku aku membuka, kami bergulat lidah sampai kami tenggelam dalam permainan ini,
"Andrew bisa bantu Ay..., ANDREW,!" Kami berhenti, tanpa kami ketahui Pak Arnold memasuki kamar tanpa kami kerahui, "APA-APAAN KALIAN INI!!!!," aku menunduk begitu pun Andrew, "ANDREW KE KAMAR AYAH SEKARANG JUGA!!!," perintahnya, kami saling lihat satu sama lain, "ANDREW!."
Aku melihat Andrew keluar kamarnya mengikuti Pak Arnold,
BAM 'suara pintu ditutup dengan keras'

KAMU SEDANG MEMBACA
An Assistant
RomansKehidupan seorang anak laki-laki ini berubah drastis setelah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya. Evan Lavian, anak terpintar di panti asuhannya. Ekspetasi yang terlalu tinggi membuat dia kecewa, dia merasa kesepian walaupun kedua orang tua ang...