21.

1.6K 106 17
                                    

HAY GUYS... I'M BACK 🥳. I REALLY MISS YOU SO MUCH 🥺🥺🥺.

MAAF YAH BARU NONGOL LAGI. ACTUALLY I'M BUSY TO WRITE NEW STORIES.

but nvm.

SO. HAPPY READING 🥳🥳🥳

Kami merebahkan badan dikasur, aku belum bisa tidur begitu pun Andrew yang sedari tadi melihat langit-langit kamar ini,

"Evan, aku mau ngomong sama kamu," ucap Andrew yang menengok ke arahku disebelah kirinya, "kamu tau ga, kalo aku udah tertarik sama kamu waktu kamu pertama kalinya bekalin aku sekotak makanan," lanjutnya,

Aku hanya tersenyum malu,

"Lebay gak sih?, lebay yah, yaudah kita tidur aja," ucapnya sambil memeluku,

"Ahaha, engga kok," ucapku sambil menatapnya penuh dengan senyuman,

"Malah aku pertama kali melihat kamu, aku takut banget,"

"Sekarang masih takut?," tanya Andrew

Aku menggelengkan kepalaku, "sedikit," ucapku diakhiri dengan tawa,

"Haha, heummm," Andrew mencubit pipiku pelan, "kamu harus banyak senyum dan tertawa Van, aku suka liatnya, gemes," ucapnya, "satu lagi, aku benci kalau dulu kamu panggil aku pake 'Tuan'." Lanjutnya sambil mencium dahiku.

***

Paginya aku terbangun duluan, jam menunjukan setengah 8 pagi dan dingin. Aku mencuci muka ku, lalu berjalan menuju kamarku yang sangat berantakan. Setelah kurang lebih 30 menit aku selesai membereskan tempat tidurku.

"Evan?," panggil Andrew, aku berjalan menuju kamar Andrew "Evan?!", aku dikejutkan oleh Andrew yang berlari sampai depan pintu kamarku, dia terlihat panik, "kamu sa..sakit?, kita kerumah sakit sekarang," ucapnya memegang kedua pundakku,

"Hah??, aku... aku gapapa Drew," ucapku menggengam pergelangan tangannya,

"Beneran?,"

Aku mengangguk untuk meyakinkannya, "aku lapar, kita cari sarapan diluar yuk," ajakku, Andrew mengagguk antusias, "aku sikat gigi dulu sebentar,"

Kami diperjalanan mencari sarapan dan sekalian pulang. Kami berhenti pada salah satu ruko yang menjual bubur, kami makan dengan disuguhkan pemandangan yang sangat indah.

"Aku suka banget tempat ini," ucapku sambil meyuap makananku, Andrew melihatku dan tersenyum padaku.

Kami selesai sarapan dan langsung jalan menuju rumah. Sekitar 10 menit di perjalanan Andrew berhenti di suatu tempat oleh-oleh, dia mengajaku untuk membeli sesuatu disana, dia membawaku ketempat aksesoris.

"Ini buat kamu," memberiku sebuah gelang yang besertakan namanya digelang tersebut,

"Tapi gelang ini ada nama kamu Drew,"

"dan aku memakai gelang yang ada nama kamunya," ucapnya sambil memenujukan gelang tertulis namaku disana, "jaga baik-baik, jangan sampe putus, kalo putus nanti kita beli lagi," ucapnya sambil merangkulku,

Kami masih berada ditempat oleh-oleh. Aku membeli beberapa barang untuk Pak Arnold, Bi Mirnah dan Pak Wawan, oh iya 1 lagi hampir lupa, untuk Dodi dan teman-temannya (temanku juga sih),

"Kamu beli buat siapa aja?," Tanya Andrew,

"Kantong plastik sebelah kananku buat Ayah kamu, Bi Mirnah sama Pak Wawan," ucapku

An AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang