Kalo chapternya acak coba hapus dulu dari perpustakaan terus tambahin lagi. Hehe
Sudah 10 menit thania diam sambil mengaduk aduk minumannya tanpa meminumnya sedikit pun.
"Ada apa sih?" Tanya daniel yang daritadi memperhatikan thania, dan thania terlihat kurang nyaman
Thania menghela nafas berat dan menatap daniel yang ada didepannya.
"Aku hamil" ucap thania
"Waw bagus dong. Selamat ya" kata daniel senang
"Aku gatau dia anak june atau kamu" kata thania lagi yang membuat daniel terdiam
"Umur kandungannya udah seminggu. Dan setelah aku ngelakuin sama kamu, aku juga ngelakuin sama june" jelas thania
"Ga guna banget aku emang" kata thania merutuki dirinya pelan
"Aku bakal ngejaga dia siapapun ayahnya. Aku cuma mau ngasih tau itu aja ke kamu. Dan kalau pun ini anak kamu dan kamu ngasih dia sepenuhnya ke aku, aku juga bakal nerima. Kamu mau lepas tangan soal ini juga ga masalah" kata thania lagi
"Kalo gitu jangan minum ini, asem ini kan?" Kata daniel menjauhkan lemonade yang ada dihadapan thania
"Sekarang udah dekat makan siang, sekalian cari makan yang sehat buat kamu yuk" kata daniel
Thania dan daniel pun keluar dari cafe itu dan mencari restaurant yang cocok untuk mereka
"Walaupun ga pasti, ada kemungkinan kamu ngandung darah daging aku. Aku harus ikut ngejaga juga" kata daniel disela sela perjalanan mereka mencari restaurant
thania's pov
gue berjalan bareng daniel menyusuri mall yang tak terlalu ramai di hari kamis siang ini, mencari tempat makan yang pas untuk kami. untuk gue tepatnya sih kata daniel.
"sushi aja gimana?" tanya gue memberi saran karena gue udah lumayan capek dan kebetulan didepan ada restaurant jepang
"boleh" kata daniel kemudian masuk ke restaurant itu bareng gue
setelah duduk kami segera memilih makanan yang hendak dipesan. eh, keknya daniel doang yang milih, soalnya asal gue milih dia selalu larang dan bilang kurang bagus buat ibu hamil dan akhirnya gue ngebiarin daniel milih semuanya.
"kamu sama june baik baik ajakan?" tanya daniel setelah memesan makanan
"baik" jawab gue
"tapi dia bakal tinggal di australia selama 6 bulan. urusan kantor" sambung gue
"6 bulan? terus kamu ga ikut?" tanya daniel lagi
"pengen, tapi dilarang sama june. katanya takut ga keurus akunya, soalnya kan june sibuk urusan kantor dan disana ga ada keluarga atau temen deket buat nemenin aku" jelas gue
"iyasih. daripada kenapa napa kan disana, mending disini aja" kata daniel menanggapi
"kamu beneran gapunya pacar atau gebetan gitu? setidaknya cewek yang kamu suka deh. masa ga ada" tanya gue penasaran
"pacar, gebetan, ga punya. kalo cewek yang aku suka ada" jawab daniel
"siapa?" tanya gue makin penasaran
"kamu. anehkan? entah kenapa perasaan aku ga pernah berubah ke kamu. padahal udah pisah beberapa tahun tapi malah makinmenjadi perasaan aku, bukannya ilang" jawab daniel sambil terkekeh pelan
"kamu tau? kamu ngebuat aku ngerasa jadi orang paling jahat sedunia yang udah ninggalin kamu" kata gue
"sorry, ga bermaksud. lagian ini bukan salah kamu" kata daniel
---
"eh hai. baru pulang juga?" tanya gue begitu ngeliat june
"iya" jawab june sambil senyum
"gue boleh ngomong bentar sama lo?" tanya june pada daniel
wauw. ada apa ini gais???
"kamu masuk duluan ya" kata june setelah daniel menerima ajakan june
karena gamau buat june emosi jadinya gue nurut aja, padahal kepo gue ih mereka ngomongin apa.
thania's pov end
"sambil minum aja gimana?" ajak june berusaha membangun suasana biar gacanggung
"boleh" jawab daniel
kebetulan depan apartemen ada tempat minum june biasa, jadi june memutuskan buat kesitu aja.
setelah minuman datang dan beberapa teguk soju tanpa percakapan sedikit pun, june memulai pembicaraan
"i know its kinda weird. tapi gue mau minta bantuan lo buat jagain thania selama 6 bulan kedepan" kata june
daniel diam kemudian ikut menenggak soju yang ada digelasnya
"soal bisnis lo ke australi ya?" tanya daniel
june mengangguk.
"thania udah cerita ternyata" kata june tersenyum miris dan kembali meminum sojunya
daniel hanya menatap june serius
"gue bakal jaga dia sebaik yang gue bisa" kata daniel
"tolong jauhin dia dari orang orang ga bener, i really trust you. i mean, lo ngelakuin itu waktu kalian masih pacaran, thats why I trust you. Dan kayaknya cuma lo yang ngerti betapa berharganya thania. gue ga punya pilihan selain ninggalin dia disini, dan sekeras apapun gue mikir, gue ngerasa lo orang paling tepat buat ngejaga thania selama gue ga ada" jelas june dan daniel hanya mengangguk sambil meminum kembali sojunya
Suasana kembali sunyi, mereka menenggak soju berkali kali sambil fokus dengan pikiran masing masing
"sorry gue harus balik duluan. i'll pay the bill" kata june beranjak dari tempat duduknya
"gue jaga kepercayaan lo, and thanks for trusting me" kata daniel dan june mengangguk kemudian meninggalkan daniel setelah membayar soju mereka
"kamu gapapa kan?" tanya thania khawatir begitu june masuk dan thania langsung memeriksa wajah june
"kenapa sih?" tanya june risih
"kamu ga berantem sama daniel kan?" tanya thania
"enggalah" jawab june
"terus ngapain?" tanya thania penasran
"urusan cowok" kata june kemudian masuk kedalam kamar meninggalkan thania
"itu air hangatnya udah aku siapin" kata thania menghampiri june
"makasih" kata june tersenyum menatap thania lembut
"gitu banget liatnya" kata thania ikut tersenyum
"selama 6 bulan kedepan ga bakal ada yang nyiapin air hangat buat aku, jadi sedih" kata june
"yaudah aku ikut kesana ya, aku bisa jaga diri kok" kata thania yang sebenarnya tak ingin ditinggal june
"engga sayang, kamu disini aja. disini banyak orang yang sayang dan mau jagain kamu. kalo kamu ikut aku ga yakin bisa fokus ke kamu. takutnya kamu malah aku abaikan" kata june menangkup gemas pipi thania
"aku pengen berendam syang, bareng yuk" ajak thania dan kebetulan bath up mereka muat hingga dua sampai tiga orang jadi mereka bisa mandi bareng