48

676 38 10
                                    

Daniel memang memegang duplikat kunci rumah thania dan june yang sengaja thania beri saat ia menginap disana untuk menemani serta menjaga thania.

Jadi disinilah dia, di dalam kamar yang biasa thania dan june tempati dan akhir akhir ini ditempati oleh thania dan daniel.

Daniel membereskan semua barang barang miliknya yang ada disana, tak banyak. Hanya beberapa baju dan kebutuhan kerja seperti laptop.

Kemudian daniel pergi meninggalkan rumah itu setelah benar benar tak ada barang miliknya dirumah itu, seolah menghapus jejak dan fakta bahwa ia pernah tinggal disitu.








Daniel keluar dari lift menuju ke apartemennya sambil menyeret koper kecil dan sebuah map ditangan kanannya.

Daniel memasukkan pin apartemen yang 9 bulan terakhir jarang dikunjunginya. Mendudukkan dirinya di sofa dimana ia biasa memikirkan cara agar dapat bertemu wanita yang selalu ia cintai, thania.

Daniel menatap map yang dipegangnya. Map itu berisi hasil sebuah tes, tes dari putra thania. Daniel benar benar ingin merawat malaikat kecil itu dengan baik sehingga ia rela membayar lebih untuk beberapa pemeriksaan kesehatan manusia mungil itu. Tanpa melewatkan kesempatan, daniel juga melakukan tes DNA padanya untuk mengetahui siapa sebenarnya ayah biologis dari makhluk menggemaskan itu.

Perlahan tangan daniel membuka map itu, entah kenapa tiba tiba tangannya kaku. Ia belum siap mengetahui bahwa jika anak itu bukan darah dagingnya. Rasa takut itu kalah dengan rasa penasaran daniel, tangannya kembali membuka map itu dan mengambil beberapa kertas didalamnya.

Beberapa kertas bagian atas menunjukkan keterangan kesehatan manusia mungil itu, intinya sehat. Sampai di lembar terakhir dengan tulisan dibagian atas "HASIL TES DNA" mata daniel perlahan menelusuri tiap kata yang ada di kertas itu. Mata sipit daniel sedikit membesar setelah membaca beberapa kalimat bahwa Elvano (putra thania dan daniel, ya daniel) memiliki kecocokan DNA dengan daniel. Bahagia, itu yang daniel rasakan sekarang. Tapi rasa itu tak lama terganti oleh rasa bimbang, bingung. Bingung haruskah daniel memberi tau thania atau tidak. Atau cukup hanya dirinya yang tau? Tapi untuk apa?

Daniel menepuk pelan kumpulan kertas ditangannya ke paha. Memikirkan apa yang harus dilakukannya dengan ini.

🍑🍑🍑

"Elvano, aku mau kasih nama dia elvano" kata thania yang duduk disebelah june yang tengah menyetir

"Kenapa?" Tanya june

"Suka aja. Artinya anak yang kuat pemberian Tuhan" jawab thania

June mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari jalan yang padat akan kendaraan.











Thania duduk dipinggiran ranjang membelakangi elvano yang tengah tidur dikelilingi bantal agar ia tidak terguling.

Thania kembali menatap layar ponselnya yang menampilkan foto selfie seorang wanita cantik sambil dicium oleh suaminya. Ya, kalian ga salah baca, suaminya, june, koo junhoe, junedi, jelas?

Thania menimang nimang apakah ia harus menanyakan dan bertengkar soal ini dengan june sekarang, bukan niat bertengkar tapi ini pasti akan diakhiri dengan pertengkaran. Tapi jika ia bertengkar dengan june ia harus meninggalkan june dan itu sangat tidak mungkin karna ada satu nyawa yang bergantung pada thania dan tanpa bantuan finansial dari june, thania tak akan bisa mengurusnya. Jadi thania memutuskan untuk memaafkan june dan mengabaikan masalah ini demi kepentingan anaknya.

June datang dan ikut duduk disebelah thania. Memeluk thania menyalurkan rasa rindunya. Thania segera mengunci layar ponselnya dan mengelus tangan june yang melingkar ditubuhnya.

Go back (kdn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang