59

552 39 3
                                    

"Beneran gamau aku temenin?" Tanya daniel

"Gapapa, kamu bareng vano aja" jawab thania

Daniel mengangguk
"Kalo ada apa apa langsung telfon aku, kalo udah selesai juga. Biar aku jemput" kata daniel dan dibalas anggukan oleh thania

"Kamu nurut sama papa daniel ya" kata thania pada vano

"Siap bos" kata vano sambil memberi gerakan hormat dan thania tersenyum kemudian dia keluar dari mobil

"Dadah maaa" vano melambaikan tangannya dari balik jendela mobil yang terbuka dan thania membalas lambaian tangan vano sambil tersenyum

Setelah mobil hitam milik daniel keluar dari wilayah kantor pengadilan, thania melangkah masuk. Thania melihat seseorang duduk tertunduk didepan ruang pengadilan dimana pengadilan mereka akan berlangsung. Pria itu mengangkat kepalanya begitu thania ada didekatnya.

Itu june, ia tampak kurus dan kacau. Dengan wajah lesunya ia tersenyum

"Hai" sapa june. Mereka sudah tidak bertemu hampir dua minggu dan setelah hari ini tak ada yang tau apakah mereka akan bertemu lagi atau tidak.

"Umm hai" jawab thania canggung

Thania masih sedikit terkejut dengan perubahan june. Ia terlihat, hancur. Thania ingin sekali memeluk dan menciumnya, ingin sekali mengelus punggungnya untuk menenangkan june, memberinya semangat, tetapi niat itu ia urungkan mengingat tujuannya datang kesini.

"Apa kabar?" Tanya thania canggung

"As you can see, aku hancur. Tapi emang ini balasan buat orang berengsek. Aku emang pantes dapetin ini" jawab june.

"Jangan sering sering mabuk, apalagi merokok. Gabaik" kata thania yang sekarang duduk disebelah june

June tersenyum sedikit
"Kenapa masih peduli? Jangan peduli sama aku kalo gamau perceraian kita batal" kata june beranjak masuk keruang persidangan dan thania pun ikut masuk.
















Sidang berjalan lancar dan tujuan mereka tercapai. June dan thania resmi bercerai. Thania duduk didepan kantor pengadilan sambil menunggu daniel menjemputnya.

"Jun" panggil thania melihat june berjalan kemobilnya dan thania mengikutinya

"June" panggil thania lagi dan june berbalik.

"Pinjem handphone kamu bentar boleh?" Tanya thania dan june menyerahkan handphone nya.

Thania sibuk mengotak atik handphone june kemudian mengembalikannya pada june. June menatap thania bingung.

"Hehe, aku pasangin reminder buat makan. Jangan sampe telat makan ya" kata thania dan june tersenyum tipis

"Umm, may hug you for the last time?" Tanya thania dan june merentangkan tangannya.

"Sorry harus ninggalin kamu. Kamu bisa nyari yang lebih baik dari aku. Thanks for everything. Makasih udah bantu aku ngerawat vano, makasih udah ngisi sosok ayah untuk vano, makasih untuk kasih sayangnya. Makasih buat semuanya" kata thania sambil memeluk june dengan mata yang berkaca kaca dan june juga membalas pelukan thania.

Cukup lama, thania melepaskan pelukan mereka.

"Kamu pasti bakal ketemu sama yang lebih baik" kata thania tersenyum kemudian pergi menuju tempat duduk tadi, tapi belum sampai ia ditempat duduk itu daniel sudah datang menjemputnya dan thania pun masuk ke mobil.

Setelah thania masuk, daniel menjalankan mobilnya keluar.

"Papa! Papa june! Ma! Pano mau sama papa june" rengek vano yang melihat june masih terdiam disebelah mobilnya.

Tiba tiba vano membuka pintu mobilnya yang membuat daniel menghentikan mobilnya mendadak, ternyata daniel lupa mengunci pintu mobil. Vano langsung turun dan berlari kearah june.

"Vano!" Panggil thania dan vano telah sampai didekat june dan tengah memeluk kaki june

"Papa" panggil vano

"Papa june mau pergi dulu vano, kamu sama mama yuk pulang" ajak thania

"Gamau! Papa mau kemana? Kok papa ga main sama pano lagi? Papa malah sama pano ya? Pano nakal ya pa? Pa, maap pano nakal. Pano gamau nakal nakal lagi, papa mau main sama pano lagi kan?" Tanya vano dan june masih saja terdiam menunduk menatap vano.

"Vano, kita pulang ya. Kita beli transformer yuk" ajak thania

"Pano mau sama papa june" kata vano memeluk june semakin erat

"Vano dengerin kata mama ya, kan katanya gamau nakal" kata june akhirnya bersuara

"Tapi pano mau main sama papa" kata vano perlahan melepaskan pelukannya

June berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan vano. June memegang bahu vano dan berkata "kapan kapan kita mainnya ya. Sekarang vano pulang sama mama sama papa daniel. Oke?" Kata june

"Pano kangen tauk sama papa june" kata vano menangis

"Eh, kok nangis? Kan jagoan papa gaboleh nangis" kata june menenangkan vano dan vano berhenti nangis kemudian mengusap air matanya

"Papa ikut pano sama mama sama papa niyel ya?" Ajak vano

June tersenyum tipis mendengar perkataan vano.
"Ga bisa sayang, kamu pulang dulu sama mama sama papa daniel, kapan kapan kita main lagi" kata june

"Papa tetap sayang pano kan?" Tanya vano dengan polosnya yang berhasil membuat mata thania berkaca kaca mendengarnya.

June mengangguk dan tersenyum.
"Makasih ya vano" kata june sambil mengusap surai hitam vano

"Kan pano ga ngasi apa apa untuk papa, kok bilang makasi?" Tanya vano heran

"Makasih udah buat papa seneng, buat papa ketawa terus kalo bareng kamu. Kamu jagain mama dari orang jahat ya" kata june dan vano mengangguk mantap.

"Yuk pulang" kata thania

"Nih. Papa simpen ya, besok kita main baleng. Papa jangan ilangin" kata vano memberi mobil mainan kecil miliknya pada june dan june menerimanya dengan senyuman

"Dengerin omongan mama ya, jangan bandel" kata june dan vano menghampiri thania yang kemudian mereka masuk ke mobil daniel yang telah terparkir tak jauh dari situ.

"Dadah paaaaa" kata vano melambaikan tangannya pada june dan dibalas senyum tipis oleh june.




"Udah lewat makan siang, ini aku pesenin kfc sama burger buat kamu makan. Kamu belum makan kan?" Kata daniel menyerahkan makanan pada thania

"Tau aja" kata thania menyantap makanannya dan tak memperdulikan keadaan sekitar.




Seperti perkiraan daniel, jalanan sedikit macet dan thania serta vano tengah tertidur pulas. Tepat seperti apa yang daniel harapkan. Setelah melewati kemacetan, mobil daniel melaju ke arah berlawanan dengan lokasi apartemennya sambil daniel tersenyum senang

Go back (kdn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang