Bonchapt lagi

591 54 7
                                    

Gatau ntah mash ada yg minat atau engga. But here we go

🍑🍑🍑

June sudah dipindahkan keruang rawat inap. Thania, daniel, angel serta vano tengah duduk didalam ruang tersebut, menunggu june yang tengah terbaring itu siuman.

Hanya kekehan vano yang tengah bercanda dengan daniel yang terdengar. Thania fokus menatap june yang terbaring lemah, sibuk dengan pikirannya. Sedangkan angel, tanpa thania bahkan daniel ketahui ia dari tadi tak melepaskan pandangannya dari arah vano dan daniel. Tidak, dari daniel tepatnya. Beberapa kali senyum tipis angel terlihat saat daniel ikut tertawa pelan dengan vano yang terkekeh.

Thania yang mulai mengantuk langsung terjaga sepenuhnya melihat june perlahan membuka matanya. Thania pun menghampiri june

"June" kata thania berdiri tepat disebelah june yang tengah menatapnya lemah

Daniel yang melihat itu tiba tiba kehilangan semangatnya bermain dengan vano, ia hanya menghela nafas dan menyandarkan punggungnya disofa.

"Aku panggil suster dulu ya" kata thania pada daniel yang tengah menatapnya kemudian keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan tatapan kesal daniel.

Tatapan daniel tak sengaja bertemu dengan angel yang dari tadi memperhatikannya tanpa ia sadari, daniel hanya tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangannya.

Tak lama thania kembali dengan seorang suster yang kemudian sibuk memeriksa keadaan june.

"Kamu keliatannya khawatir banget" kata daniel tak suka

Thania menatap daniel yang tampak marah kemudian mengalihkan pandangannya.

"Is it too much?" Batin thania

"Kamu capek? Laper? Mau aku beliin makanan  ga?" Tawar thania

"Gausah" kata daniel yang kesal karena thania mengubah topik pembicaraan mereka.

🍑🍑🍑

"Udah ada angel, kamu pulang aja. Sorry ngerepotin" kata june yang kini mulai pulih

"Beneran? Aku kurang percaya sama dia" kata thania pelan

"Gausah khawatir, aku emang pantes dapetin ini setelah apa yang dulu aku lakuin ke kamu" kata june

Thania menatap lekat mata june, tatapannya seolah menahan thania untuk tetap tinggal. Tetapi lisannya menyuruhnya pergi.

Daniel yang mendengar percakapan mereka pun mendengus kesal.

"Tapi nanti siang aku kesini lagi ya" kata thania

"Gausah, nanti aku kabari keluarga aku biar mereka nemenin aku. Kamu udah ada keluarga kamu sendiri untuk diperhatikan, kita udah ga ada di satu cerita yang sama lagi. Kita harusnya ga ketemu lagi. Aku janji ini terakhir kalinya aku ngelibatin kamu" kata june menatap wajah khawatir thania

Thania hanya menghela nafas dan menunduk. Sedangkan june memanfaatkan waktu ini untuk melepas rindunya. Iya, ia sangat merindukan thania, semua berubah drastis begitu mereka berpisah dan saat itu juga june sadar kalau sebenarnya ia sangat membutuhkan thania. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur, kertas sudah menjadi abu, thania sudah bahagia dengan keluarga baru.

June tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari wajah yang ia rindukan. Senyum june sedikit terukir karena akhirnya rindunya terbayarkan walaupun ia hanya bisa menatap wajah yang dulunya adalah wanitanya itu.

"Lo udah mendingan kan? Yok pulang" kata daniel menarik tangan thania sambil menggendong vano yang kembali tertidur digendongannya


"Sakit niel" kata thania melepaskan genggaman erat tangan daniel yang menariknya.

Daniel hanya diam kemudian meninggalkan thania dilorong rumah sakit yang sudah mulai ramai.





















"Kamu marah?" Tanya thania setelah masuk ke mobil

Daniel tetap diam dan menjalankan mobilnya.

"Kalo kamu diam gini aku gatau salahnya dimana" kata thania

Daniel tetap tak menjawab dan thania ikut diam, dia takut kalo ia memaksa daniel bicara sekarang mereka bisa celaka.

















"Maafin aku udah bikin kamu marah" kata thania memegang tangan daniel yang tengah duduk disofa sambil menonton tv

"Kamu masih ada rasa kan sama june?" Tanya daniel

"Jujur, kalo rasa emang ga pernah hilang. Tapi rasa aku ke dia ga lebih besar dari rasa aku ke kamu" kata thania mengelus punggung tangan daniel yang digenggamnya

"Masih kebawa kebiasaan lama. Bantu aku ngerubah kebiasaan aku ya. Dan juga aku kasian aja sama dia, dia punya pacar tapi matre nya keterlaluan. Dia datang minta pertolongan aku, masa aku ga bantu. Kamu juga marah kalo aku ngebantu dia? Tenang aja, aku janji ga bakal nemuin june lagi. Dan kalo ketemu aku bakal kasih tau kamu" jelas thania

Daniel menatap pergelangan tangan thania yang masih merah karena genggaman nya tadi.

"Masih sakit?" Tanya daniel mengelus bekas merah dipergelangan tangan thania

"Kebiasaan kamu yang ini masih belum ilang sepenuhnya ternyata" kata thania tersenyum teringat masa masa itu

"Sorry" kata daniel

Thania mengangguk
"I love you" kata thania menatap daniel

"I love you more" kata daniel mengecup singkat bibir thania

"Vano udah minta adek belum?" Tanya daniel yang dibalas pukulan oleh thania

"Apaan sih" kata thania dengan wajah memerah.

"Aku nanya serius" kata daniel dengan wajah tanpa ekspresi

"Vano masih mau disayang sama mama papa, belum mau ke bagi" jawab thania kemudian beranjak hendak membuat sarapan

"Kalo mau ngelakuin ga harus nunggu vano minta adek kan?" Tanya daniel menahan tangan thania dan menarik kepangkuannya

Go back (kdn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang