Bunyi bel istirahat begitu terdengar nyaring ditelinga semua murid berhamburan keluar kelasnya masing-masing.
Sama seperti halnya dengan anak XI IPA 4. Semua langsung berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, perpustakaan, taman, atau tetap di dalam kelas.
Saat ini Lisa masih berada di dalam kelas. Begitupun dengan Jungkook. Keduanya sama-sama terdiam. Sejak kejadian tadi pagi, keduanya tidak ada yang berbicara sedikit pun. Jangankan untuk bicara, melirik saja tidak.
Lisa menghela nafas kasar. Sepertinya keadaan seperti ini akan terus berlanjut entah sampai kapan.
Lisa berdiri dari tempat duduknya. Dilangkahkan kakinya keluar kelas. Sekarang tinggallah jungkook seorang diri di kelas. Benar-benar sendiri, Jujur jungkook benar-benar merasa frustasi akan beban yang menimpanya. Ditambah lagi kehadiran Lisa dalam hidupnya yang membuatnya merasakan getaran aneh yang sama sekali belum pernah dirasakannya.
Cinta? Apa mungkin iya? Tak mungkin ia jatuh cinta secepat itu dengan orang yang baru dikenalnya. Apalagi Lisa yang jelas-jelas telah mencampuri urusannya.
Hati jungkook benar-benar sudah mati oleh masa lalunya. Masa lalu yang begitu indah dan juga menyakitkan. Hingga masa lalu itu membuatnya harus menyimpan dendam yang teramat sangat besar. Dendam yang akan terbalas suatu saat nanti.
•••
Lisa duduk termenung di sebuah bangku taman belakang sekolahnya. Suasananya sangat ramai, bahkan di beberapa sudut ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Hanya Lisa yang sendiri disini. Lisa sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, sendiri tanpa ada yang peduli.
Pandangan matanya sayu penuh kesedihan. Wajahnya terlihat pucat pasi. Lisa sungguh tidak enak badan hari ini, tetapi ia tetap bersikeras untuk tetap berangkat sekolah. Ditariknya nafas itu perlahan. Lalu dihembuskannya perlahan pula.
Lisa terlihat sangat rapuh saat ini. Padahal biasanya ia selalu terlihat kuat, tetapi kenapa tidak berlaku saat ia bersama Jungkook? Ia selalu terlihat rapuh dan lemah.
Bukan seperti biasanya.
"Apakah aku sudah mulai menaruh perasaan pada jungkook?" batin Lisa.
Pikiran Lisa masih saja berkecamuk. Tiba-tiba saja bel berbunyi. Tanda jam istirahat telah usai. Lisa berdiri dari tempat duduknya. Dilangkahkan kakinya keluar taman. Kaki-kaki jenjangnya menapaki jalan hingga ia sampai di kelasnya.
•••
"Gue mau ngomong sama lo" ucap seseorang.
Lisa mendongak melihat siapa yang berbicara dengannya.
Jungkook
Orang itu adalah Jungkook. Lisa hanya mengangguk.
"Ada apa?" tanya Lisa.
"Nanti sore gue mau kerumah lo, buat nyelesaiin tugas kemaren" ujar Jungkook dengan nada datar.
"Jam berapa?" tanya Lisa.
"Sekitar jam 3" balas Jungkook lalu sedetik kemudian berlalu dari hadapan Lisa.
Kini Lisa sendirian di dalam kelas. Memang ini sudah jam pulang sekolah, tetapi ia enggan beranjak dari sini. Karena baginya, keadaan terasa lebih baik ketika ia berada di sekolah. Ada banyak orang tidak seperti di rumah ia pasti merasa sendiri. Meskipun ia tak punya teman dekat di sekolah, tapi setidaknya ia bisa bersama dengan orang banyak.
Lisa menghela nafas kasar, ditelungkupkannya wajahnya ke meja. Dijadikannya tangannya sebagai bantalan baginya. Ia terasa benar-benar lelah. Persoalan keluarganya belum selesai. Harus ditambah lagi dengan penyakitnya yang semakin hari semakin menyerang tubuhnya. Setiap hari ia harus menelan butir-butir obat yang teramat pahit itu, berharap kesakitan itu mereda. Tetapi yang ia rasa masih sama. Tak ada kemajuan apapun bahkan rasa sakit yang ia derita justru bertambah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sense✔
Teen Fiction[ENDING] "Sense is falling, sense the pain that I get from the person I love... But the love he never once gave to me" Story by devaokta (Indonesian Language) [Start : 06 Januari 2020] [End : 06 Juni 2020]