Jungkook menatap lurus kearah Lisa. Gadis itu kini tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya. Khawatir menyelimuti perasaan Jungkook. Bagaimana tidak? Baru saja hari ini Lisa pulang dari rumah sakit tapi beberapa saat kemudian ia kembali memasukinya lagi.
"Bagaimana kamu bisa sekuat ini sayang, bahkan aku saja gak mampu untuk tetap kuat sepertimu ketika harus dihadapkan masalah yang sama seperti apa yang kamu alami sekarang" batin Jungkook lirih.
Tanpa disadari air mata Jungkook menetes perlahan tapi ia cepat-cepat menghapusnya. Ia tak ingin ada orang yang tahu kalau ia menangis. Jungkook menarik satu kursi untuk duduk di samping ranjang Lisa. Diusapnya kepala Lisa pelan bahkan tangannya kini tengah menggenggam tangan kanan Lisa.
"Sayang" panggil Jungkook parau.
Perlu diketahui bahwa sekarang Jungkook mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Kamu bangun ya, bukannya tadi kamu pengen pulang? Kamu bangun, cepet sembuh biar bisa pulang" ujar Jungkook lirih.
Dikecupnya tangan Lisa berkali-kali. Berharap gadisnya itu akan terbagun dan membuka mata bulatnya. Sungguh ia sangat mencintai gadisnya.
Mama Lisa yang juga berada di dalam ruang rawat Lisa hanya mampu menatap keduanya lirih. Dia pun merasa senang tadi Lisa sudah sadar dan stabil namun beberapa menit kemudian Lisa tak sadarkan diri kembali. Pikirannya mengembara kemana-mana dan mengingat kejadian beberapa jam lalu.
"Kamu telah membawa keluargamu ke dalam masalahmu pa, Kenapa kamu tega melakukan itu semua? Apalagi Lisa harus yang menanggung akibat yang kau perbuat" batin mama Lisa berkecamuk.
Ia masih tak menyangka awal dari semua permasalahan keluarganya adalah suaminya sendiri. Ia sungguh tak dapat menyangkanya.
•••
Lisa mencoba menerjapkan matanya yang terasa berat, mencoba menyesuaikan pandangannya. Dia sekelilingnya di dominasi oleh warna putih. Tapi tempat ini begitu asing buatku. Tapi anehnya, kenapa aku sendiri disini? Kenapa?
Lisa mencoba berjalan perlahan di tempat ini ada berbagai bunga yang begitu indah. Lisa memetiknya satu dan menciumnya harum itu yang Lisa rasakan. Sebenarnya tempat apa ini? Banyak pertanyaan yang muncul di pikiran Lisa yang belum terjawab sama sekali.
Matanya kemudian tertuju pada sebuah lorong. Lorong itu sangat bercahaya. Aku mencoba berjalan menuju lorong itu. Tapi tiba-tiba ada suara lain yang memanggilku.
"Lalice sayang"
"Lalice"
"Lalice"
Lisa mencoba menghiraukan, namun suara itu semakin sering memanggilnya. Lisa ingat suara itu, tapi ia tak melihat pemilik suara itu.
"Kembalilah Lalice"
•••
Jungkook terus menciumi tangan Lisa, sehingga tanpa ia sadari bahwa mata Lisa mulai terbuka perlahan. Pemandangan yang pertama dilihat Lisa adalah ruangan bercat putih.
Lisa mengernyitkan dahinya ketika kepalanya terasa pusing. Mungkin efek baru sadar. Matanya kemudian menangkap sosok yang menelungkupkan kepalanya dengan tangannya sebagai bantalan seraya menggenggam erat tangannya. Lisa bisa merasakan tangannya basah, mungkin air mata Jungkook.
Dielusnya kepala Jungkook pelan karna ia kira Jungkook tertidur pulas. Tetapi nyatanya tidak, setelah merasa ada yang membelai pucuk kepalanya, Jungkook segera mendongakkan kepalanya. Mata yang semula sendu kini berubah menjadi berbinar-binar meskipun tak bisa dipungkiri bahwa matanya sembab dan merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense✔
Teen Fiction[ENDING] "Sense is falling, sense the pain that I get from the person I love... But the love he never once gave to me" Story by devaokta (Indonesian Language) [Start : 06 Januari 2020] [End : 06 Juni 2020]