Twenty Eight

4K 403 36
                                    

Follow dulu sebelum baca

×××

"Dokter tekanan darah pasien turun"

"Pasien mengalami pendarahan hebat, kita butuh beberapa kantong darah"

"Cepat beri tahu keluarga pasien"

"Baik dok"

Suasana tegang benar-benar menyelimuti ruang ICU saat ini. Pasalnya, saat ini Lisa tengah mengalami pendarahan hebat. Ditambah lagi tekanan darahnya turun. Sedangkan persediaan darah yang serupa dengan golongan darah Lisa telah habis.

Darah masih saja keluar dari hidung dan mulut Lisa. Sooya dan Jinan menangis mengetahui kondisi putrinya. Terlebih sooya, ia sempat terkejut medengar keadaan putrinya bahkan ia sampai tidak sadarkan diri.

"Permisi apakah anda keluarga pasien?" tanya seorang suster.

"Ya, kita orang tuanya" sahut sooya dengan nada yang gemetar.

"Apakah diantara bapak dan ibu golongan darahnya ada yang sama dengan pasien? Pasalnya pasien mengalami pendarahan hebat, jadi pasien membutuhkan pasokan darah secepatnya dikarenakan stok darah disini habis" jelas sang suster.

"Golongan darah saya sama dengan putri saya sus" sahut Jinan.

"Baiklah pak, mari ikut saya"

Jinan segera mengikuti sang suster. Sedangkan Sooya sudah menangis lagi. Dia terduduk di kursi tunggu. Tangannya menangkup wajahnya. Perasaannya benar-benar kacau.

"Selamatkan anakku Tuhan" doa Sooya dalam hati.

Sementara di dalam ruang ICU.
Dokter Kim terlihat kelelahan menangani Lisa. Peluhnya sudah membanjiri wajah tampannya. Belum pernah ia mendapati keadaan Lisa seperti ini. Baru kali ini membuat perasannya takut sekaligus kalut.

"Dokter, detak jantung pasien melemah" sahut seorang suster yang memeriksa detak jantung Lisa.

"Siapkan defibrilator nya sekarang" perintah dokter Kim.

Para suster pun mulai melaksanakan perintah sang dokter. Tiba-tiba pintu ruang ICU terbuka, menampilkan seorang suster dengan satu kantung darah di tangannya.

"Dok, ini darahnya. Tadi keluarga pasien yang mendonorkannya" ujar suster tersebut.

"Baiklah, langsung pasang"

Suster itu pun langsung memasangkan jarum yang terhubung dengan kantong darah itu ke pembuluh darah Lisa.

"Defibrilator sudah siap dok"

"Baik kita lakukan sekarang"

Alat itu menekan dada Lisa, tepatnya pada keberadaan jatungnya. Namun tidak ada respon apapun.

"Lakukan lagi"

Tetap sama, tak ada respon apapun.

"Dok detak jantung pasien semakin melemah" ujar seorang suster panik.

"Tambah tekanannya. Kita akan mencobanya lagi"

"Baik dok"

Tubuh Lisa tersentak ke atas. Bersamaan dengan bunyi dari monitor detak jantung. Para suster dan dokter Kim menghela nafas lega. Sebelumnya mereka sempat dibuat stress oleh keadaan  yang sangat kritis, hampir saja kehilangan nyawanya.

"Syukurlah, keadaan pasien sudah membaik. Bagaimana dengan detak jantungnya?" tanya dokter Kim kepada salah satu suster yang sedang mengecek detak jantung Lisa.

"Detak jantung pasien sudah kembali normal dok" jawab sang suster.

"Sukurlah. Sementara, pasien dirawat disini dulu karena keadaannya yang tidak memungkinkan jika pasien dirawat di ruang rawat biasa. Nanti setelah keadaan pasien membaik, baru pasien kita pindahkan" jelas dokter Kim.

Sense✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang