Suasana di dalam ruang inap ini begitu hening, dingin, mencekam. Atmosfer terasa menipis. Semua orang di dalam ruangan ini diselimuti ketegangan.
Lisa, mama Lisa, papa Lisa, Bik Ida, dan Jungkook. Mereka semua tidak ada yang berniat berbicara sedikitpun, terlebih Jungkook yang belum terlalu kenal dengan keluarga Lisa. Ia merasa canggung disini.
"Ma, pa" ujar Lisa mencoba memecah keheningan.
Tetapi yang dipanggil malah memalingkan wajahnya. lisa menatap kedua orangtua nya sendu.
"Tatap lisa ma, Lisa mohon" batin Lisa.
"Kurasa kamu hanya membohongi kami, kau tak apa-apa kan? Kenapa harus bersandiwara seakan-akan kau sakit?" ujar mama Lisa sinis.
Lisa hanya menunduk mendengar penuturan mamanya.
"Tapi tante Lisa emang bener sakit" Jungkook yang akhirnya membuka mulutnya setelah sekian lama diam seribu bahasa.
Jungkook sudah tidak tahan lagi di sini. Suasana yang tegang meskipun ia sering kali mengalami suasana seperti ini berulang kali. Tapi entah kenapa rasanya kini berbeda?
"Diam kamu! Tahu apa kamu tentang keluargaku!" ujar mama Lisa sarkastis membalas perkataan Jungkook.
"Aku benar-benar muak disini, ayo pa kita pergi dari sini sekarang" setelah berkata demikian, kedua orang tua Lisa berjalan keluar tanpa berniat sedikitpun untuk membalikkan badan.
"Bukan hal ini yang aku harapkan dalam hidupku" ujar Lisa sendu setelah orang tuanya pergi.
Lisa merasa terpuruk. Terjatuh dalam jurang yang begitu dalam. Sedalam-dalamnya. Hingga ia tak bisa untuk bangkit lagi. Bahkan untuk sekedar melihat keluar.
"Kapan Lisa bahagia? Kapan? Apa kebahagiaan Lisa hanya dengan bersimbah air mata? Tuhan maha adil, aku tahu ia tak mungkin menguji hambanya melebihi batas kemampuannya. Tapi sekarang ini, Lisa benar-benar lelah" ujar Lisa yang tanpa ia sadari air matanya sudah mengalir deras.
Jungkook memeluk Lisa lembut. Membawa gadisnya kepelukannya. Karena ia tahu bahwa gadisnya kini tengah rapuh. Disandarkannya kepala Lisa di dada bidangnya. Sesekali diusapnya pucuk kepala Lisa mencoba memberikan ketenangan pada gadisnya. Bahu Lisa bergetar dalam pelukan Jungkook. Bahkan kini pakaian Jungkook sudah basah terkena air mata Lisa.
"Udah ya jangan nangis lagi kamu gak sendiri ada aku disini" ujar Jungkook mencoba menghibur Lisa.
Alih-alih terdiam, Lisa kini tangisnya menjadi-jadi. Jungkook tambah mengeratkam pelukannya. Berangsunr-angsur Lisa mulai terdiam. Mungkin mulai tenang. Dilepaskannya pelukannya pada Lisa. Jungkook tersenyum melihat Lisa kini tengah terlelap. Mungkin ia lelah karena menangis tadi.
Jungkook mencoba membaringkan Lisa di ranjangnya. Diamatinya wajah Lisa yang terlihat imut saat sedang terlelap seperti ini. Diusapnya pipi Lisa pelan, kemudian mencium keningnya lembut. Seakan membuktikan kepada siapapun bahwa gadis ini miliknya.
•••
"Bagaimana informasi yang kalian dapat?" tanya seseorang dengan sangat lantang.
"Saat ini, keluarga mereka masih sama setelah kejadian 14 tahun yang lalu nyonya, tapi makin bertambah parah" jelas seseorang berbadan besar dengan tato-tato di lengannya, memakai baju hitam berpenampilan seperti layaknya preman.
Wanita yang ternyata bosnya itu menyunggingkan senyum devilnya. Seringaian jahat pun ikut ia tunjukkan. Ditambah tatapan tajam mata kini menambah aura yang menakutkan dari wanita itu.
"Baiklah kamu boleh pergi sekarang" ujar wanita itu dingin.
Sedangkan lelaki bertato itu hanya mengangguk patuh lalu keluar dari ruangannya.
"Sebentar lagi aku akan menghancurkan keluargamu. Kau yang membuat kesalahan, tapi keluarganmu yang harus menanggung akibatnya. Kita tunggu saja" ucapan itu begitu keras sehingga menggema di ruangan tertutup itu.
•••
Lisa termenung di depan jendela rumah sakit, tanpa ia sadari tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang. Bau maskulin begitu menyeruak di indra penciuman Lisa. Tanpa ia berbalik badanpun ia tahu kalau itu Jungkook. Meskipun awalnya ia terkejut.
"Lagi ngelamunin apa sih pacar aku ini" ucap Jungkook berbisik tepat di telinga Lisa alhasil membuat darah Lisa berdesir.
Lisa hanya tersenyum. Diusapnya tangan Jungkook yang masih memeluk pinggangnya.
"Gak papa kok. Lagi cari udara aja"
"Ohh gitu, kirain ngapain"
"Emang kamu kira aku ngapain?"
"Aku kira kamu mau balik ke kayangan, soalnya kamu kan kayak bidadari"
BLUSHH
Ucapan Jungkook yang berhasil membuat pipi Lisa memanas. Warna pipi Lisa kini merah seperti kepiting rebus.
"Ih apaan sih kamu, emang apa coba hubunganya aku lagi cari angin seger sama bidadari, gak nyambung tau"
Jungkook terkikik geli mendengar jawaban Lisa. Jungkook merasa tak puas menggoda gadisnya.
"Kamu kan tadi liat langit tuh, nah aku kira kamu bakal cari cara buat kembali ke kayangan. Kan kamu emang bidadari" Jungkook semakin gencar menggoda Lisa.
Apa Jungkook tidak melihat wajah Lisa sekarang sudah seperti kepiting rebus?
"Udah ah aku sebel sama kamu" ujar Lisa sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ceritanya ngambek nih" goda Jungkook.
"Udah sana jauh-jauh gak udah peluk-peluk aku sebel sama kamu" ujar Lisa seraya mencoba melepaskan pelukannya jungkook.
"Tapi aku kan cinta sama kamu" ujar Jungkook pelan.
Lisa tak berontak justru ia terdiam mendengarkan penuturan Jungkook yang penuh dengan ketulusan di setiap nada bicaranya. Di baliknya badan Lisa untuk menghadap dirinya. Lalu dipegangnya kedua tangan Lisa lalu dikecupnya lembut.
"I love you Jeon Lisa"
"I love you too Kookie"
Yey up dong
Gimana part ini? Kesel sama Mamanya Lisa, Papanya Lisa atau Baper sama Jungkook?Yang belum follow, follow aku ya
Vote dan Komen juga buat part ini:')
![](https://img.wattpad.com/cover/210784564-288-k719174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense✔
Novela Juvenil[ENDING] "Sense is falling, sense the pain that I get from the person I love... But the love he never once gave to me" Story by devaokta (Indonesian Language) [Start : 06 Januari 2020] [End : 06 Juni 2020]