"I love you my lalice"
Ucapan Jungkook pelan namun terdengar romantis bagi Lisa. Lisa hanya mampu tersenyum, pipinya kini sudah memerah sekarang. Entah kenapa kata-kata cinta Jungkook mampu membuatnya terbang ke awang-awang. Sedangkan Jungkook masih menunggu jawaban dari Lisa. Ia ingin jika gadisnya menjawab perkataannya.
"Masih gak mau jawab nih?" tanya Jungkook mencoba menggoda Lisa.
"I love you too kookie" ujar Lisa lirih hampir tak terdengar.
Lisa sangat malu meskipun dengan Jungkook. Pipinya sudah memerah setelah mengatakan kalimat cintanya tadi. Sedangkan Jungkook tersenyum lebar mendengar akhirnya Lisa membalas perkataannya.
Jungkook mencoba merengkuh tubuh gadisnya itu dalam dekapannya, rambutnya yang wangi strawberry membuat Jungkook nyaman dalam pelukan Lisa.
"Aku gak tahu harus bilang apa sama kamu selain kata makasi karena udah buat aku bahagia jung. Kamu udah buat aku merasa istimewa aku bahagia banget. Makasi kookie-yaa" ujar Lisa yang masih dalam pelukan Jungkook.
"Udah kewajiban aku buat bahagiain kamu. Maaf kalo dulu aku pernah berlaku kasar sama kamu"
Lisa sedikit melonggarkan pelukannya. Lisa mendongakkan wajahnya mencoba menatap mata milik Jungkook. Tangan Lisa mulai terulur memegang pipi milik Jungkook, tanpa melepaskan tatapan matanya.
"Aku heran sama kamu kenapa pangeran es kayak kamu bisa jatuh cinta sama aku. Padahal dulu kamu itu kayak benci banget sama aku" ujar Losa sambil tersenyum.
"Maaf kan dulu aku belum tahu gimana kamu"
"Eh tadi ada yang nyebut aku pangeran loh. Kamu denger gak? Kalo aku pangeran berarti kamu princessnya dong"
BLUSH
Pipi Lisa memanas seketika sebab Jungkook terus menggodanya. Entah sudah keberapa kalinya Jungkook menggodanya. Dan itu selalu berhasil. Lisa sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidup Jungkook.
Bagaimana tidak? Jungkook sekarang sudah berlaku lembut padanya. Ia selalu ada untuknya tanpa harus ia minta. Jungkook menjadi kekuatan tersendiri baginya. Dan menjadi alasan untuknya bertahan hidup. Sekarang hanya Jungkook dan kedua orang tuanya tak ada yang lain.
"Udah ah daritadi kamu gombal terus mending kita masuk ke kelas aja, udah mulai banyak yang dateng" ajak Lisa.
"Ayo" ujar Jungkook seraya bangkit dari duduknya dengan tangan kanannya yang langsung menggenggam erat tangan Lisa, seakan memberitahu bahwa ia tak ingin kehilangan Lisa.
Mereka berdua bergandengan tangan keluar taman. Menyusuri koridor sekolah yang sudah mulai ramai lalu lalang murid yang sudah berangkat.
•••
"Jadi anak-anak, ketika kita ingin menghitung rangkaian seri total itu setiap rangkaian di tambah aja tanpa per contohnya R1+R2+R3. Jika parerel cari dengan setiap hambatan dijadikan penyebut dan pembelangnya 1..."
Ketika Pak Lee tengah menerangkan materi, semua murid memperhatikannya. Tapi tidak dengan Lisa, gadis itu tengah menahan rasa sakit yang teramat sangat. Kepalanya terasa nyeri luar biasa apalagi ditambah tubuhnya yang serasa ditusuk jarum. Dari awal pelajaran dimulai, pikirannya sudah terpecah belah. Satu sisi ia berusaha memerhatikan pelajaran. Tapi di satu sisi ia tengah berusaha menahan rasa sakitnya. Ia tak ingin teman-temannya tahu. Apalagi Jungkook yang kini tengah duduk disampingnya. Ia tak mau membuat banyak orang khawatir padanya.
"Arghhhhh" erang Lisa pelan ia berharap Jungkook tak mendengarnya tapi bukan Jungkook namanya jika ia tak tahu meskipun berusaha ditutup-tutupi.
Jungkook langsung menoleh kearah Lisa. Lelaki itu mendapati kekasihnya nampak kesakitan. Wajahnya pucat pasi. Keringat dinginnya terlihat bercucuran dan keadannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
"Kamu kenapa?" tanya Jungkook pelan agar tidak terdengar oleh guru, nadanya terlihat sangat cemas.
Lisa hanya menjawabnya dengan gelengan, namun ia mencoba tersenyum untuk meyakinkan Jungkook bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebaliknya tidak. Dengan tangan yang bergetar, ia mencoba menggenggam tangan Jungkook.
Dingin itulah yang dirasakan Jungkook saat tangan Lisa menggenggam erat tangannya. Digenggamnya tangan Lisa yang menggenggam tangannya. Jungkook mencoba memberi kehangatan bagi gadis itu. Entah kenapa Lisa masih saja menampakkan senyumnya, padahal ia kesakitan teramat sangat. Tapi ia tak ingin menampakkan rasa sakitnya. Alasannya cukup satu, ia tak ingin membuat orang lain cemas, meskipun ia tak tahu apakah ada orang yang masih cemas kepadanya.
"Aku gak papa jung" ujar Lisa lirih, hampir tak terdengar.
Ditatapnya kedua mata Jungkook, mata yang selalu memancarkan keteduhan. Mata yang selalu memancarkan ketulusan dan cinta.
Tes
Tes
Tes
Tiba-tiba tetesan darah keluar dari hidung Lisa. Jungkook terkejut bukan main pasalnya ini sudah kedua kalinya ia melihat Lisa mimisan. Namun kali ini terlihat parah sedangkan Lisa sudah terkulai lemah sekujur tubuhnya basah oleh keringat dingin. Lisa merasa dunia ini berputar pandangan matanya buram dan tiba-tiba gelap.
Jungkook yang melihat Lisa tiba-tiba tidak sadarkan diri bertambah cemas. Ditepuknya kedua pipi Lisa, berharap gadis itu sadar.
"Lis, Lisa bangun sayang, Lis" ujar Jungkook seraya menepuk pelan pipi Lisa.
"Pak maaf Lisa pingsan saya harus membawanya ke rumah sakit sekarang" ujar jungkook, dan akhirnya semua mata para siswa dan siswi tertuju pada Jungkook yang akan mengendong Lisa.
"Ya ampun, Lisa. Yalaidah silahkan kamu bawa Lisa ke rumah sakit sekarang. Bapak mengizinkan kamu"
Setelah mendapat persetujuan dari gurunya, Jungkook segera menggendong Lisa. Dengan segera ia membawa Lisa ke dalam mobilnya.
Dibaringkannya tubuh Lisa di jok bagian belakang. Segera dikemudikannya mobilnya menuju rumah sakit dan Jungkook berharap akan baik-baik saja.
•••
Jungkook terlihat mondar-mandir di ruang tunggu. Ia sangat khawatir terhadap kondisi Lisa. Apalagi setelah ia melihat kondisi Lisa tadi, wajah pucat dengan darah yang terus mengucur dari hidungnya.
Sungguh ia sangat takut akan kemungkinan buruk yang terjadi terhadap Lisa. Ia takut jika terjadi sesuatu pada gadisnya yang sangat ia cintai itu. Entah apa yang sebenarnya tengah terjadi dengan Lisa?
"Kenapa ia bisa mimisan seperti tadi?" berbagai macam pikiran masih berkecamuk di pikiran Jungkook.
Tiba-tiba pintu pasien dibuka. menampilkan sosok lelaki tegap dengan setelan jas putih. Dengan tergesa-gesa Jungkook meghampiri dokter yang tadi memeriksa Lisa.
"Dok bagaimana keadaannya dok?"
"Apakah anda keluarganya?"
"Saya pacarnya dok"
"Baiklah ikut saya"
Yey aku up cepet tanpa nentuin target soalnya udah gak sabar hihihi pengen liat komentar kalian yang sedih, kesel, baper gitu bikin aku gemes😂😂😂
Follow aku ya bagi yang belum follow biar semangat gitu akunya hehehee
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense✔
Teen Fiction[ENDING] "Sense is falling, sense the pain that I get from the person I love... But the love he never once gave to me" Story by devaokta (Indonesian Language) [Start : 06 Januari 2020] [End : 06 Juni 2020]